11

19.1K 1.5K 125
                                    

Drrt..drrt

Dengan cepat Adlina melihat ponselnya. Dia mengernyitkan dahinya saat ada notifikasi Line dari Alex.

Alex: pulang sama siapa?

Adlina: Bang Adlan atau gak Ramon. Emang kenapa kak?

Alex: gapapa

"Selalu kaya gitu," gumam Adlina, tiba-tiba ponselnya bergetar lagi.

Alex: minggu lo ada acara gak?

Adlina: em, kosong kenapa kak?

Alex: mau ngajak lo jalan aja, bisa?

Adlina: kakak yakin?

Alex: gimana?

Adlina mengigit bibir bawahnya, dia gelisah. Cleo yang berada di samping langsung menepuk pundak sahabatnya, "lo kenapa sih? Gelisah amat?"

"Kak Alex ngajak jalan, tapi, gue nggak yakin."

"Nggak yakin kenapa?" Cleo makin merapat dirinya ke arah Adlina.

"Tau sendiri, gue cuma dibolehin keluar kalo nggak sama bang Adlan yah sama Ramon." Cleo mengangguk-anggukan kepala mengerti.

Cleo seketika membulatkan mata dan bibirnya, lalu menjentikkan jarinya ke udara. Melihat tingkah Cleo, Adlina mengernyit dan bertanya. "Lo kenapa dah, kumat?"

"Gue ada ide!" seru Cleo.

"Ide apaan?" kening Adlina mengerut.

"Gimana kalo lo boong aja, bilang aja belajar kelompok. Abis itu lo jalan deh sama Kak Alex." Cleo menjelaskan dengan wajah berbinar.

Sedangkan, Adlina menatap Cleo dengan tidak percaya. "ASTAGA NAGA BONAR, CLEO LO NGGAK LAGI KESAMBET, KAN?!" teriak Adlina. Seketika semua mata yang ada di kelas memandang dengan tatapan seolah-olah lo-berdua-cari-mati-ya.

"Adlina, Cleo, kalian bosen sama pelajaran saya?" tanya Pak Asep -guru Matematika yang terkenal terkiller di Tunas Bangsa.

Cleo dan Adlina menelan salivanya dengan susah payah. Dalam hati mereka masing-masing telah merapal doa agar bel pulang segera berbunyi.

"Cleo, Adlina saya bertanya dengan kalian!" bentak Pak Asep.

Mereka berdua hanya menundukkan kepalanya. "Kenapa kalian tidak menjawab, kena -"

Kring..kringg

"Kali ini saya maafkan, lain kali jangan harap! Selamat siang." Pak Asep langsung bergegas keluar dari kelas.

Cleo dan Adlina menghembuskan nafas lega.

Selamat, pikir Adlina.

Cleo langsung menatap Adlina dengan pandangan membunuh. "Gokil lo, ngapaiin pake triak-triak, knalpot bajaj."

Adlina dengan gemas langsung menoyor kepala Cleo. "Lo sih, terlalu pinter ngasih saran, lo pikir bokap sama abang gue langsung percaya?hah? itu mah alesan anak TK."

Cleo langsung menggaruk belakang tengkuknya yang tidak gatal, "yah, maap."

Adlina hanya mendengus dan keluar dari kelasnya untuk mencari abangnya pulang. Adlina menelusuri lorong kelas sebelas. Banyak yang menatapnya sinis, tentunya kaum wanita. Tapi, ada juga yang menatapnya kagum. Karena, Adlina dikelilingi oleh cogan-cogan.

Adlina berhenti tepat di depan kelas Adlan. Adlina menunggu Adlan keluar dari kelasnya.

Tidak lama Adlan dan kawan-kawan keluar, "bang," panggil Adlina yang sudah berada di samping Adlan.

TS [1] Adlina (END-LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang