06

20.8K 1.6K 143
                                    

"ANAK PALING CANTIK SEJAGAD RAYA PULANG!" Teriaknya sambil memasuki rumahnya.

Cantika hanya mendengus kesal dengan kelakuan anak perempuannya. "Udah dibilangin kalo masuk rumah tuh salam. Bukan teriak-teriak, kamu pikir ini di hutan."

Adlina langsung berlari dan memeluk mamanya. "Yah, maaf yah mamaku sayang."

Cantika memutar bola matanya malas. "Selalu begitu, minta maaf diulangin lagi, minta maaf diulangin lagi. Gitu-gitu aja terus sampe bapaknya Khong Guan pulang."

Khong Guan itu salah satu biskuit legendaris. Yang di foto cuma tiga orang tanpa bapaknya.

Adlina yang mendengar penjelasan Mamanya melongo. Sedetik kemudian dia tertawa terbahak-bahak.

Cantika langsung menyentil kening anaknya. "Adaw.. sakit ma."

"Syukurin," Adlina langsung mengerucutkan bibirnya.

"Ma, ini tuh bisa aku laporin loh ke Komnas HAM."

Mendengar perkataan anaknya, Cantika hanya mencibir. "Lebay dasar. Udah sono mandi."

Adlina hanya mengangguk dan mulai menaiki tangga ke kamarnya.

Ternyata di depan pintu kamarnya. Ada seseorang yang menyender sambil melipat tangannya di depan dada.

"Betah bener berduaan sama Kakak Ramon." Ledek Adlan sambil menaik turunkan alisnya.

Adlina mengernyitkan keningnya bingung. "Lah, kan, emang biasa jalan sama Ramon."

"Lo emang nggak bisa ngerasaiin yah, Lin?" tanya Adlan.

"Ngerasaiin apa sih? Orang gue baik-baik aja."

Adlan berdecak. "Ck, dasar anak kecil. Gue lupa kan lo belom tau urusan orang gede."

"Gue udah gede kali." Adlina memutar bola matanya malas.

"Apanya yang gede?" goda Adlan.

"Lo nggak liat? Adik lo segede gini badannya?"

"Iya sih gede, tuh." Adlan melirik dengan matanya. Adlina mengikuti arah mata abangnya dan, "Mesum lo bego. Kebanyakan maen sama kak Ardi sih." Adlina menoyor kepala Adlan dan masuk ke kamarnya.

Adlan hanya tertawa melihat tingkah adiknya. Dia langsung menepuk keningnya sendiri. "Lin, tadi Alex ngeline gue."

"Lah, bodoamat." Teriak Adlina dari dalam kamarnya.

"Ini lo harus tau. Cepet buka!" Perintah Adlan sambil menggedor pintu kamar adiknya.

"Penting nggak?"

"Serius, akar pangkat lima." Balas Adlan sambil cekikikan.

"Kalo nggak penting, gue tendang lo dari balkon." Adlina langsung membuka pintu kamarnya. Terlihatlah Adlan yang sedang cengar-cengir.

Tanpa dipersilahkan Adlan nyelonong masuk dan merebahkan badannya diatas kasur milik adiknya.

"Penting yah, lo lapor kalo Alex ngeline lo?" Adlina juga langsung merebahkan badannya disamping abangnya.

Adlan tiba-tiba langsung merubah posisinya menjadi duduk dan menghadap Adlina.

"Lo mau tau aja apa mau tau banget?"

Adlina memutar bola matanya malas. "Kalo lo bukan abang gue, gue mutilasi lo sekarang juga."

Adlan hanya cekikikan. "Jadi gini.." Adlan menggantungkan kalimatnya dengan sengaja. Dia ingin melihat reaksi adiknya. Tapi, adiknya hanya bersikap biasa aja.

"Lo nggak penasaran?" tanya Adlan lagi.

Adlina berdecak sebal. "Ck, lo niat kaga sih? Kalo nggak niat mending keluar. Gue mau mandi."

"Lo lagi dapet yah?"

"Sekali lagi lo ngomong masih muter-muter. Gue tendang beneran lo dari balkon." Adlan hanya cengegesan.

"Alex minta id line lo."

"APA?" Adlina refleks berteriak. Adlan hanya menutupi telinganya.

"Heh, lo mau bikin gue budeg?" sahut Adlan kesal.

"Yah, mangap-mangap kaget bang."

"Maaf bukan mangap. Kalo mangap mah lo waktu tidur." Ledek Adlan.

"Nggak mungkin lah bidadari kaya gue tidurnya mangap. Gue tuh tidurnya imut."

Adlan langsung memegang kening adiknya. "Lo udah minum obat, Lin? Soalnya noh sakit lo kambuh."

Adlina melotot dan langsung menabok lengan abangnya. "Kurang asem lo, adik sendiri lo kataiin gila."

Adlan hanya mengusap lengannya sambil cengegesan. "Bidadari tuh lemah lembut. Kalo lo mah kek petinju."

"Lo tuh harusnya bangga punya adik yang cantik, baik, rajin menabung, suka nolong nenek nyebrang jalan, su-" Adlan langsung membekap mulut adiknya dengan bantal.

Adlina meronta-ronta "hmmpt." Adlan langsung melepaskannya.

"Gila lo jadi abang sadis banget." Adlina langsung menepuk-nepuk dadanya sambil mencari oksigen.

"Lebay dasar. Emang gue ngebekap lo kenceng. Dasar oneng." Adlan langsung menoyor kepala adiknya. "Udah ah, gue balik kamar gue. Gila gue lama-lama sama orang mantan RSJ. Oh, iya, lo cek deh line lo. Soalnya tadi gue udah ngasih." Setelah itu Adlan langsung ngacir ke kamarnya.

"Lah, adik sendiri dikataiin mantan penghuni RSJ. Kalo gue mantan dia apa coba?" Adlina hanya geleng-geleng kepala. Dan dia langsung mencari Iphonenya di dalam tas.

Dia langsung membuka aplikasi linenya.

Alex Pradipta added you by LINE ID

Alex: add back. Lo Adlina kembarannya Adlan kan?

Adlina sempat bingung, dalam hati dia berpikir. Ini orang lagi kesambet setan apaan minta id line-nya.

Adlina: iya kak, kenapa?

Alex: oh, gapapa

Adlina: oke

"Kan, mulai deh nggak jelasnya. Ngapaiin coba ini bocah." Gerutu Adlina.

TS [1] Adlina (END-LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang