Holy Shit! It's not happening! 7

Magsimula sa umpisa
                                    

Aku merasakan Nat duduk di sampingku.

"Amy?" tegurnya, melambaikan tangannya di hadapanku.

Aku tersadar. "Huh?" ucapku, menoleh.

"Kamu tahu dimana aku bisa mendapatkan tablet darah?" tanyanya.

Aku menggeleng lemah lalu kembali menatap layar dengan tatapan kosong. Kali ini otakku berhenti bergerak. Sepertinya otakku mengalami kerusakan karena overload.

"Kamu tidak tidur lagi?" tanyanya, perhatian.

"Hanya beberapa menit." Jawabku.

Beberapa menit jelas bukan jam tidur yang layak bagi siapapun.

Jangan salah. Sebagai seorang slayer, aku tidak pernah mengeluh dengan jam tidurku yang jelas lebih kurang daripada orang-orang yang bukan slayer. Oleh karena itu, aku benar-benar tidak butuh jam tidurku berkurang lagi karena aku terlalu sibuk menekan emosiku yang bergejolak liar dan membuatku gelisah setiap waktu.

"Apakah kamu sedang menyukai seseorang?" celetuk Nat.

Aku terdiam selama beberapa detik. Otakku memproses ucapan Nat dengan sangat lambat.

"Apa?" ucapku, menatapnya.

"Kamu terlihat gelisah, seperti rindu pada seseorang." Katanya, menggodaku.

"Rindu?" ulangku, terkejut sekaligus shock. Mana mungkin aku rindu pada Drake! Umm... benar kan? Gulp. Aku tertawa untuk menutupi rasa gugupku. "Mungkin itu hanya perasaanmu saja."

"Amy, kamu sadar kalau bersikap aneh selama seminggu ini?" tanyanya. "Aku tidak begitu mengenalmu sebelumnya tetapi aku tidak pernah sekalipun melihatmu melamun. Akhir-akhir ini, kamu sering tidak bisa tidur, gelisah, dan melamun. Seperti memikirkan sesuatu. Terkadang, aku melihat tatapan matamu berubah sendu. Jadi kupikir kamu sedang merindukan seseorang."

Caranya mengucapkan 'seseorang', menarik perhatianku. "Apa maksudmu dengan 'seseorang'?" tanyaku, cepat.

Nataela menyerigai. "Aku tahu ada... sesuatu yang terjadi pada saat kita diculik." Katanya, dengan nada jahil.

Kedua mataku melebar. Mulutku terbuka setengah.

Nat tahu soal aku dan Drake?

"Tidak perlu khawatir. Aku tidak akan mengatakannya pada siapapun. Lagipula kalau aku ingin membocorkannya, aku sudah membuka rahasia ini saat kita diintrogasi." katanya. Dia lalu menatapku dengan tatapan ingin tahu. "Kamu menyukainya?" tanyanya.

"Umm..." ucapku, tidak yakin harus menjawab apa. "Sepertinya." Jawabku akhirnya.

"Kamu tidak pernah jatuh cinta sebelumnya?" Tanya Nataela.

Aku menggeleng.

"Pacaran?" tanyanya.

Aku menggeleng.

"Kencan?"

"Hanya sekali."

Nataela mengerutkan keningnya. "Aneh sekali padahal aku sering mendengar para slayer laki-laki membicarakanmu. Mereka pikir kamu hot." Katanya.

Aku mendengus. "Yang benar saja." gumamku. Menurutku, kata hot lebih tepat ditujukan untuk mendeskripsikan Nataela.

"Aku ingin tahu, apakah kamu tidak pernah pacaran sebelumnya karena Vic begitu protektif terhadapmu atau... laki-laki di negeri ini tidak sesuai dengan standarmu?" tanyanya.

Aku memutar mataku. Tidak mau repot-repot mengeluarkan suara.

"Alasan yang pertama, kalau begitu." Sahut Nat, menyerigai kecil.

Forbidden LoveTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon