Holy Shit! It's not happening! 5

10K 363 8
                                    

Haha! Kalau kalian melihat foto ini mungkin kalian sudah bisa menebak siapa dia.

Damn! Sekali lagi aku bilang. This guy is HOT!! Love him!

***

Berbeda dengan Vic yang terbang agak rendah, sosok itu terbang jauh di atas kami. Dia terbang di atas pepohonan. Sosok itu lalu menukik ke arah kami.

"Amy." Bisik Vic, menyelipkan pistol dan pisau ke tanganku.

"Trims." Sahutku, tersenyum.

Sosok itu berhenti di depan kami.

Will?

Aku menatapnya bingung. Bukankah dia... vampire? Kenapa dia punya sayap?

"Kalian boleh pergi." Katanya. Mata biru pucatnya yang dingin, melirikku dan Vic. Dia lalu menunjuk Nataela. "Kamu tetap tinggal." katanya.

"Kami semua pergi atau kami semua tinggal." Sahutku, tegas.

Will menatapku tanpa ekspresi.

Tepat saat itu, suara langkah kaki terdengar di belakang kami. Tidak lama kemudian, seorang perempuan yang berusia sama denganku muncul dari balik pepohonan. Dia memiliki rambut cokelat panjang, wajahnya mungil dan cantik. Di belakangnya, ada tiga orang perempuan yang mengikuti langkahnya.

Selama beberapa saat, dia terlihat kaget melihat sosok Will. Setelah rasa kagetnya hilang, serigaian lebar tersungging di bibirnya.

"Sudah tau kalau mereka melarikan diri, eh, Will?" tanyanya.

Will tidak menjawab. Dia hanya menatap Nataela, tanpa ekspresi.

"Well, aku akan meninggalkan Adena." Kata serigala itu, mengalihkan matanya padaku. "Silver slayer biar kutangani."

Dalam beberapa detik, perempuan cantik itu berubah menjadi serigala cokelat yang besar. Serigala itu menatapku garang sambil menggeram keras. Tiga orang lain juga berubah menjadi serigala berwarna hitam, cokelat kemerahan, dan abu-abu.

Aku menghela nafas.

"Vic, bisakah kamu menghadapi Will?" tanyaku. "Aku dan Nataela, yang tidak mempunyai sayap, akan menangani mereka."

"Terdengar adil." Sahut Vic. "Oke. Hati-hati."

Aku menatap mata cokelat werewolf itu. Mata yang memandangku dengan penuh kebencian sekaligus amarah.

"Ah, aku tahu." Ujarku, melihat bekas luka di telinga kanannya. "Kamu serigala yang berniat mengeluarkan isi perutku kan?"

Serigala itu langsung melolong keras lalu berlari ke arahku. Langkahnya seakan menjadi aba-aba bagi werewolf yang lain. Mereka berempat berlari ke arahku dan Nataela, sambil menyerigai garang.

Kami sudah siap. Aku menembakkan peluruku ke arah mereka. Suara pistol milik Nataela terdengar keras, agak jauh dariku. Dua ekor serigala langsung ambruk. Seekor serigala berwarna abu-abu berlari melindungi dirinya di balik pepohonan. Nataela langsung mengejar serigala itu.

Aku mengalihkan targetku ke serigala cokelat. Serigala itu menghindari tembakanku dengan tangkas lalu menukik ke arahku.

Gerakannya begitu cepat. Aku terlambat dua detik sebelum aku melempar diriku ke samping untuk menghindari terkamannya. Serigala itu langsung berbalik ke arahku, bersiap menyerangku lagi.

Aku menembakkan pistolku tetapi serigala itu berhasil menghindar dan bersembunyi di balik pepohonan.

Aku memandang sekelilingku dengan waspada. Berusaha mendengarkan suara langkah serigala itu. Aku tidak siap ketika serigala cokelat itu muncul dari atas pepohonan dan melompat ke arahku. Pistol terlepas dari tanganku.

Forbidden LoveWhere stories live. Discover now