Holy Shit! It's not happening! 7

9.3K 413 3
                                    

Seminggu berlalu.

Vic masih belum menemukan cara bagaimana memutus hubunganku dan Drake.

Frekuensi Vic menghabiskan waktu di luar rumah, semakin meningkat sejak dia berjanji mencari cara untuk membantuku. Sebelumnya, setiap hari, Vic menghabiskan waktu setengah hari di luar rumah. Sekarang, setiap harinya, Vic menghabiskan waktu hampir seharian di luar rumah.

Mungkin, kamu bertanya-tanya mengapa Vic menghabiskan setengah harinya di luar rumah? Well, seperti yang kamu tahu, Vic adalah half-angel. Dia mempunyai kesempatan untuk menjadi angel sepenuhnya saat dia berumur 22 tahun, yang berarti tiga minggu lagi. Vic mengambil kesempatan ini dan berusaha mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya. Selama ini, dia selalu menemui angel-angel lain untuk berlatih agar nantinya bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Aku tentu saja merasa senang karena Vic akan menjadi angel sepenuhnya nantinya. Aku tahu ini adalah keinginannya sejak dulu. Namun, di sisi lain, aku merasa kehilangan. Jika nantinya Vic menjadi angel sepenuhnya, dia akan tinggal bersama angel-angel lain dan aku tidak akan sering bertemu dengannya. Walaupun begitu, aku tahu aku tidak boleh egois. Jadi, aku tidak pernah mengatakan keberatanku pada Vic mengenai keinginannya.

Nataela masuk ke dalam ruangan.

"Pagi, Amy." Sapanya, berjalan menuju kulkas.

"Pagi." Sapaku, mengangguk.

Jangan merasa bingung kenapa Nataela berada di dalam rumah kami.

Semenjak Nat berubah menjadi half-vampire, lingkungan di sekitarnya berubah sikap padanya. Aku dan Vic berusaha membantu semampu kami tetapi tetap saja, hanya Nataela yang tahu bagaimana keras hidupnya selama seminggu ini.

Dia hampir saja dipaksa berhenti menjadi slayer karena tidak ada tim yang mau satu tim dengannya. Timnya yang lama mengeluarkannya karena mereka tidak bisa percaya pada Nat. Dia lalu memutuskan untuk bergabung denganku dan Vic.

Di dalam organisasi slayer, ada aturan yang mengatakan bahwa satu tim harus tinggal dalam satu rumah. Ini dilakukan agar hubungan dalam satu tim dapat lebih solid. Jadi, Nat pindah dan tinggal bersama kami. Aku tentu saja, lebih dari senang memiliki teman di rumah. Setidaknya, aku tidak sendirian di rumah yang menurutku terlalu besar ini.

Selain itu, selama seminggu ini, aku dan Nataela semakin dekat. Mungkin karena kami berdua mengalami pengalaman tidak menyenangkan dengan para slayer yang lain atau mungkin karena kami mengalami kejadian penculikan Adena bersama-sama atau mungkin karena Vic hampir selalu meninggalkan kami berdua atau mungkin karena kami tinggal dalam satu atap dan satu tim. Dia selalu bercerita kepadaku saat mengalami masalah, entah mengenai tugasnya menjadi slayer atau proses adaptasinya menjadi half-vampire. Aku juga semakin lama semakin mendapati diriku terbuka padanya.

Berbeda dengan Nataela, kehidupanku berjalan dengan normal selama seminggu ini. Kalau saja, aku tidak terus-menerus teringat Drake dan ingin bertemu dengannya. Tiga malam terakhir ini, aku tidak bisa tidur selayaknya karena gelisah. Sepertinya, semakin aku berusaha mendorong Drake dari pikiranku, semakin kuat keinginanku untuk bertemu dengannya.

Aku menatap layar di depanku dengan separuh kesadaraan saat Nat bercerita mengenai masalahnya.

"Aku butuh tablet darah." Katanya, meraup makanan di dalam kulkas. "Kurasa aku tidak berpikir panjang ketika mengizinkan vampire itu mengubahku. Sekarang, aku benar-benar tidak tahu dimana harus membeli tablet darah. Apa kamu tahu dimana membelinya?"

Suasana hening sebentar.

Sebenarnya, aku mendengar Nat berbicara tetapi aku tidak tahu dia membicarakan apa. Ucapannya tidak sampai diproses di otakku yang sudah penuh dengan berbagai pikiran. Aku terlalu capek dan terlalu mengantuk untuk dapat mencerna ucapannya.

Forbidden LoveTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon