Fragility-

2.4K 57 7
                                    


Dimana hati kecilmu.Dimana nuranimu,aku memang tak pantas mendapatkan apa yang harus kudapatkan. Tapi aku berharap,kau menggunakan hati kecilmu, meskipun saat ini seluruh hatimu jelas tertutup oleh kabut amarah.

malam ini terasa menusuk. Tanpa hangatnya ia yang kuanggap sebagai mentari dinginya hatiku dan gelapnya alurku.

Mentari pagi menyibak mataku. Dengan langkah gontai aku memulai pagiku dengan membersihkan tubuh lengketku. Setelah semuanya selesai aku segera menuju keruang makan untuk sarapan.

Tampak sepi seperti biasa. Tak ada kehangatan sapaan yang menyelimuti pagiku. Setelah selesai sarapan aku mengecek jadwal harianku disekolah.

Kurasa sudah lengkap dan siap untuk berangkat kesekolah. Ya! Aku sekarang duduk di bangku SMA,namun aku tak pernah merasakan indahnya masa putih abu-abu ku karna kehidupanku tak seperti mereka yang dengan gampang dijalani. Tapi bukan berarti aku berasal dari keluarga tidak mampu karna setiap kebutuhanku selalu dapat terpenuhi.

Koridor sekolah nampaknya masih legang. Tak ada siuatupun siswa-siswi yang biasanya berdiri berjajaran memarmerkan harta milik orang tuanya.apa mungkin aku yang bangun terlalu pagi atau aku yang terlalu bersemangat berangkat sekolah? Jika bersemangat,itu rasanya tak mungkin karna aku tak pernah senang jika harus disekolah terlalu lama.

Dikelaspun juga sama nampaknya,hanya dua orang yang menempati meja dan kursi masing nasing. Itupun hanya mereka si kutubuku yang selalu berangkat lebih awal daripada masuk sekolahnya. Aku menempati mejaku tampa menyapa teman sekelasku.

Untuk apa aku mengeluarkan energiku untuk menyapa dua orang yang sedang sibuk berkutat dengan bukunya, toh ia adalah orang yang tak memiliki nafsu untuk ceria. Meskipun mereka sama halnya sepertiku tapi aku bukan orang pendiam namun aku hanya malas saja berinteraksi dengan yang lain.

Pelajaran mulai berjalan, ini waktunya pelajaran ekonomi. Oh ini adalah pelajaran yang paling malas untuk ku ikuti. Bagaimana tidak? Pelajaran yang selalu membuatku bosan dan parahnya gurunya mirip valak.

Meskipun aku tak pernah memperhatikan pelajarannya,aku murid yang tergolong cerdas,aku dapat mendapatkan nilai dengan sempurna tanpa harus susah-susah bergelut dengan kata kata yang memuaakkan.

Bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring di telinga. Ini adalah waktuku untuk mengkikuti ekstra kulikulerku. Ah.. Malas sekali rasanya saat aku harus berpura-pura ramah kepada semua orang. Tapi tak apalah yang penting aku bisa membahagiakan diriku sendiri hanya dengan bertemu dengannya.

Saat aku duduk di bangku taman untuk menunggu waktu masuk,aku bertemu dengannya. Sosok yang selama ini membuatku semangat untuk selalu berpura-pura ramah kepada semua orang. Tunggu dulu, dia sedang berjalan berdua? Dengan siapa? Bahkan ia hanya memandangku? dengan tapapan remeh. Apa ini rarasanya dihancurkan oleh sebuah harapan? Aku benturkan oleh sebuah kenyataan bahwa aku harus memenerima apa yang ada.

Dia, cinta pertamaku tidak akan berpihak kepadaku. Aku takan lagi mampu untuk bepura pura. Hatiku remuk berkeping-keping.
Untuk apa selama ini aku mengorbankan waktuku? Membiarkan aku tidak menjadi diriku sendiri?

"karna keburukanku adalah aku yang tak bisa bersikap ramah dengan seseorang"

Ini cerita pertamaku, maaf jika typo nya bertebaran. Maafin aku juga karena judul sama ceritanya belum nyambung. Btw jangan lupa vote dan coment ya :)

Kiss Me Before FligthWhere stories live. Discover now