Chapt. 16 ×He Got Us×

643 92 71
                                    

Happy reading gorgeous peeps, sorry for typo(s) xx

wish, semoga greget lah bacanya:'3

×××

Day : Thirty One.
Date : December, 20th 2016
Location : A.S.A.S, New York, U.S.A
Time : 12 p.m

Author's pov

Hampir lebih dari dua minggu setelah Grey membongkar siapa ketua perkumpulan psikopat tersebut. Terbukti sudah segala kecurigaan Grey kepada orang-orang terdekat Keluarga Tucker sendiri.

Lewis Troy Austin, dalam kehidupan kesehariannya lebih dikenal dengan nama Louis Tomlinson. CEO dari A.Tomlinson Corporation, tunangan Georgia Tucker, rekan bisnis Adam Tucker, tanpa diduga sedikitpun ternyata ia juga adalah pembunuh Ben Tucker. Diketahui beberapa tahun yang lalu, sebelum ia bertemu dengan keluarga Tucker ia telah merombak penampilan serta pergi ke luar negeri hanya untuk operasi plastik pada beberapa bagian wajahnya agar tak ada satupun orang yang mengenalnya. Sedangkan penyebab pembunuhan masih dalam penyelidikan khusus oleh tim rahasia yang dibentuk Grey. Sedangkan dua minggu yang lalu pula Niall terbang ke Inggris untuk mencari Harry, namun hasilnya nihil. Harry tak dapat ditemukan di manapun. London, Manchaster, Doncaster, sampai di tempat kelahirannya sendiri, Holmes Chapel. Tersisa dua hari juga waktu Niall untuk mencari Harry, setelah dua hari itu entah ditemukan atau tidaknya Harry, Niall harus kembali ke New York demi misinya bersama Violet.

Berusaha tetap tenang, A.S.A.S yang kini namanya disamarkan menjadi Johansen's Corporation pun tetap terbuka untuk tersangka utamanya sendiri, Louis Tomlinson agar pria itu dapat dengan rutin bertemu dan berkomunikasi dengan tunangannya, Georgia Tucker. Pertemuan mereka pun selalu berada di dalam sebuah ruangan isolasi yang dijaga ketat oleh Anggota Tim Alpha maupun terkadang Violet sendiri juga ikut berjaga di depan. Ketika Louis masuk untuk menemui Georgia, pun dirinya harus steril dan tak membawa peralatan atau senjata apapun juga ponselnya sekalipun demi keamanan. Ruangan tersebut juga dilengkapi dengan camera tersembunyi sampai pengeras suara yang tersambung pada ruangan rahasia tempat dimana biasanya Grey dan Dr. Bams memperhatikan serta mendengar pembicaraan mereka. Dan setiap sebelum Georgia masuk, Violet selalu membekalinya dengan sebuah pistol dan semprotan merica.

Hari ini, Louis itu akan datang lagi. Namun tidak untuk bertemu Georgia, melainkan Thomas. Masih ingat dengan pria bernama Thomas ini? Semakin lama kondisinya juga semakin memprihatinkan. Berat badannya turun drastis dan ia sama sekali tak nafsu untuk makan. Kulitnya memucat, rambutnya selalu terlihat acak-acakan. Jasmine sendiri selalu menangis tiap kali ia menemui anaknya itu.

"Agen Johansen?"

Violet dan Grey menoleh bersamaan saat suara Jasmine berseru memanggil nama belakang mereka. Jasmine baru saja keluar dari ruang rawat Thomas.

"Jangan terus-terusan seperti ini, Jasmine. Putramu akan baik-baik saja." balas Grey.

"Bukan itu. Kini aku gelisah akan ucapannya yang terus ia gumamkan setiap saat."

"Anakmu sedang dalam kondisi tertekan, Nyonya Tucker. Semua yang ia ucapkan itu bisa saja hanya gurauan bukan?" hibur Violet.

"Tapi bagaimana jika yang Thomas ucapkan benar? Bagaimana jika memang seharusnya kita pergi dari sini? Bagaimana jika ini benar?"

Violet dan Grey saling bertukar pandang. Tentu saja mereka pernah membicarakan tentang ini saat rapat tertutup hanya dengan tim mereka. Tapi setiap saat mereka menyinggung hal ini, Dr. Bams terus saja membuat mereka berpikiran positif jika itu hanyalah gurauan dari Thomas dikarenakan kondisinya yang masih tertekan.

THE MISSION ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang