Chapter 14: Thank's for Your First Kiss

5.6K 469 25
                                    

Arzan Rafadinata POV

Aku mengelus pelan puncak kepalanya. Hatiku selalu lemah jika melihat wajahnya yang cantik ini. Bahkan gilanya, aku ingin mengecup keningnya! Tapi Seoul segera berpaling, dia mundur beberapa langkah menghindariku. Baiklah, mungkin ini terlalu cepat. Aku pun membalikkan tubuhku dan tepat saat itu juga, tiba-tiba suara Seoul membuatku berhenti

"Ar..." Ada jeda di sana saat dia memanggilku. Aku menunggu Seoul mengatakan apa yang ingin dia katakan.

"Nanti Alex mau belajar di sini." Mendengar itu mendadak telingaku tuli. 

Aku diam sejenak memandangi Seoul. Dia seperti menahan napasnya hingga aku menganggukkan kepalaku dan meninggalkannya. Dan kalian tahu apa yang terjadi? Selama aku bermain futsal. Aku benar-benar tidak bisa fokus karena memikirkan Seoul dan Alex. Bahkan aku harus pulang lebih dulu daripada anak-anak yang lain. Hal yang tidak biasa aku lakukan.

***

Aku memejamkan mataku untuk sesaat sebelum masuk ke dalam rumah. Pukul 8 malam dan Alex belum pulang. Mereka tuh keterlaluan. Kenapa jam segini dia belum pulang? Motornya masih setia menunggu pemiliknya di pelataran rumahku. "Eh udah pulang Bang, tumben!" ucap Mami membuatku berdiri dari bangku di teras. 

Aku pun mencium punggung telapak tangan Mami. "Mami pulang? Yang jaga Vani siapa?"

"Vani sama Cleo. Mami besok mau jemput Papi ke bandara."

"Yah Mi, Papi besok pulang?" Aku jadi takut kalau Papi memisahkanku dengan Seoul. Kalau begini sih aku enggak akan pernah bisa dapetin Seoul. Pokoknya aku harus maksa Seoul mau pindah ke kontrakan supaya kami tidak terpisahkan. Aku memang sebelumnya sempat kalut, tapi setelah aku sadar... Aku memang tidak bisa jauh dari Seoul.

"Emang kenapa, Bang? Kok kamu aneh gitu sih?"

"Mmm enggak apa-apa Mi."

"Mami dengar, kamu disuruh Papi pindah ke kosan?"

"Ya aku sih mau aja asal Seoul ikut."

"Bukannya malah niat Papi mau pisahin kamu sama Seoul? Kamu buat masalah ya?"

Aku hanya diam saja, tidak mau menjawab pertanyaan Mami karena tidak ingin menambah beban pikiran Mami. Yang pasti, kalau Papi mau aku pindah ke kosan, aku pun akan membawa Seoul ikut. Tidak ada kata pisah untuk kami! Titik!

"Tante." Alex muncul di balik tubuh Mami. "Alex pulang ya, Tan," ungkap Alex seraya mencium punggung tangan Mami.

"Eh baru pulang lo, Bro!" Hel! Dengan akrabnya dia memeluk tubuhku yang penuh keringat ini. Dia menepuk punggungku dan aku tanggapi senyum terpaksa.

"Iya nih abis futsal," kataku.

"Yaudah gue pulang ya. Tante Alex pulang ya Tan. Makasih Tan spagetinya enak, katanya pada Mami.

"Hahaha setiap hari ke sini juga enggak apa-apa," kata Mami membuatku melotot. Enak aja kesini tiap hari. Lah, enak dia dong ketemu bini orang setiap hari.

"Jangan Tante. Kan rumah Alex juga sepi. Mama sama Papa kerja. Lagian anak-anak biasa belajar di rumah Alex. Ya Kan Ar!" Aku mengangguk pelan membenarkan.

"Yaudah Mi. Ar masuk ya. Ar bau nih," kataku menunjukkan keringatku yang sudah melekat di seluruh tubuhku.

"Lex hati-hati ya," kataku seraya menepuk punggungnya dan masuk ke dalam.

Modus sih! Sebenarnya ke dalam juga karena mau lihat Seoul masih utuh apa enggak. Jangan-jangan Seoul udah abis dimakan sama dia. Kalau iya itu terjadi, aku pasti akan membunuhnya, sebelum dia bisa keluar dari gerbang rumah.

MY HEARTBEAT COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang