Berartinya "kau" dalam hidupku

Comenzar desde el principio
                                    

Bram dari ujung ruangan memandang tajam mereka yang mendapat perawatan lalu tiba tiba masuk polisi menebar pandangan dan Bram berjalan hampiri sang polisi
"siang komandan!" sapa bram
"siang juga Bram, slamat ya dan kenapa mereka?" tanya dion
"aku hanya menyentuh sedikit!" jawab bram
"hadeww kau ini Bram!" ucap dion komandan polisi itu
"jadi bagaimana?" tanya bram
"biar saja dirawat sama medis, apa mereka ajukan tuntutan nanti terserah sekarang mana adik kecilku?" tanya dion sang komandan
"tidur!" jwb singkat bram
"lha kok!" jwb dion heran
"gak enak badan!" jawab Bram.
"Pantesan kau uring uringan gini lha intan sakit!" ucap dion komandan polisi itu geli
"ya..gimana lagi komandan gak bisa bantu juga!" jwb bram
"sudahlah Bram besok juga intan baikan terus boleh bicara denganmu?" kata dion sang komandan polisi
"hem, ayo ikut!" Bram berjalan menjauh diikuti Komandan polisi

"Intan sakit?" ucap Linda lalu berjalan hampiri Maya
"may, intan sakit apa?" tanya linda
"kami tidak tahu bram bilang jangan ganggu intan dulu dan bram seperti itu gara gara intan sakit?" ucap maya balik bertanya
"tidak juga, bram tidak terima kalau ada yang usik nama baik intan tepatnya!" jawab Jack.
"Jadi bisa lihat kondisi intan?" tanya linda
"ayo kita lihat saja!" keluarga prasetya dan orangtua intan berjalan diikuti linda dan jack.

Saat sampai di kamar Bram dan masuk hingga tiba di tempat tidur terlihat intan yang terlelap berselimut tebal sampai leher "nyenyak sekali dia!" pak prasetya memegang dahi Intan
"dingin sekali dia ma!" sang mama ikutan memegang leher intan
"panas pa!" jawab sang mama
"lebih baik biar saja intan tidur!" ucap sang ibu.
"Iya, ayo kita keluar!" ucap seno

Akhirnya mereka semua kembali ke lantai bawah dan Bram yang membaur masih terlihat menonjol selain postur tubuhnya juga sikap juga gerak geriknya yang terlihat sedikit gelisah tidak terlalu luwes. Hingga acaranya selesai tinggal keluarga dan teman dekat serta karyawan baik Bram.

Saat mereka sedang bicara santai tiba tiba Bram berdiri tegak dan berjalan cepat kearah tangga yang disana ada Intan berjalan turun dengan rambut masih basah mengenakan celana piyama juga kaus pakai sandal japit
"hai luv, kenapa bangun?" sapa bram
"he'em lapar kak!" gunam intan
"oh, maaf gak ingat!" kata bram
"gpp kak, lagian aku tidur pules bener gak jalan - jalan!" ucap intan
"kau capek juga sakit wajarlah!" ucap bram meraih intan dan antar ke tempat makanan
"aku ambil sendiri kak!" ucap intan ambil piring lalu jalan ke arah nasi goreng, ambil ayam goreng, udang goreng saus tomat.

"Itu aja?" tegur bram
"iya, kenapa?" kata intan
"kuranglah luv!" ucap bram ambilkan mie goreng juga buntelan telur lalu bakso
"wah....hai gak muat kak...yang bener aja!" seru intan menyingkirkan piringnya tapi bram masih bisa isi sampai penuh dan
"bantu habisin!" gerutu intan
"tentu saja!" jwb bram santai
"hah, curang!" dengus intan

Kemudian keduanya berdiri berhadapan dan makan
"hei, bos kecil makan sendiri bagi donk!" seru Jerry
"oh, hai erry ambil sendiri dech lapar aku!" cengir intan memang makan lahap sesekali juga memukul tangan Bram yang mau ambil bagiannya sampai mereka selesai makan.

"Ya sudah intan, bapak,ibu dan adikmu pulang dulu baik baik rawat suamimu!" pamit ibu intan
"ya,ibu!" intan dekati orangtuanya dan mencium tangan ayah dan ibunya lalu
"mama dan papa sudah berikan apa yang kau ajukan pada saat lamaran kemarin Tan!" ucap sang mama
"apa ma?" tanya intan tak mengerti
"rumah untuk ayah dan ibumu!" jwb sang mama
"aic, jadi beneran?" ucap intan
"kau pikir kami main main bocah!" sungut pak prasetya
"trimakasih ma, pa!" ucap intan
"sudahlah kau juga anak papa!" jawab pak prasetya.

Setelah orangtuanya pulang juga tamu special mereka tinggal keluarga saja.
"Sebenarnya kau sakit apa sich Tan?" tanya Maya setelah duduk berkumpul di ruang keluarga
"oh, sakit bulanan mbak!" jawab intan santai
"hah, jadi kau sekarang bulanan dan Bram...?" jwb maya
"ya bulanan hari pertama perutku mules kenapa, apa kau menghajar orang lagi kak?" tanya intan
"iya, habis mereka bilang kau barang bekas!" jawab bram santai
"heh, maksudnya?" kata intan
"seperti soraya!" jawab bram
"wooo ya...dan kau menghajar berapa tadi?" ucap intan
"hanya 3!" jwb bram
"3 hanya emangnya berapa orang?" ucap intan
"sekitar 7 mungkin!" jwb bram
"ooo puas?" tanya intan
"sedikit sebenarnya pengen buntel saja mereka!" jwb bram gemes
"ikan kali dibuntel sudahlah jangan gitu gak baik!" jwb intan
"aku rasa Tan bukan hanya karena itu!" ucap Bagas kalem.

"Lha apa mas bagas?" kata intan
"oh tidak bukan apa apa!" kata bagas kemudian bram meringis pada keluarganya dan semua saudara juga orangtuanya tergelak.
"Kenapa sech?" ucap intan bingung.
"Gpp Tan, sudah istirahatlah capek aku!" ucap Tita.

Jadinya selama 7 hari baik Bram dan Intan berkutat disekitar rumah besar itu. Bram menghabiskan waktunya bersama Intan untuk saling cerita masa lalu masing masing hingga keduanya mencapai saling percaya dan menghargai satu sama lain. Bram juga menjelaskan apa sebenarnya usahanya

"jadi kakak kebanyakan menanam modal atau membeli usaha dimana yang punya masih mengelola namun atas persetujuan dari kakak?" ucap intan
"iya!" jwb bram dan otomatis intan memeluk Bram.
"Hai, kenapa?" tanya bram kaget
"aku bahagia juga senang punya kau kak!" jwb intan lalu mendongak sambil tersenyum
"sini nunduk!" pinta intan.

Bram turuti membungkuk dan intan mencium lembut bibir Bram. Bram menikmati bahkan memperdalam ciuman intan. Hingga Bram menarik diri dengan enggan

"maaf kalau aku mengecewakan kakak!" ucap intan pelan
"apa maksudmu luv, kau tidak mengecewakanku!" kata bram.

Intan melepas pelukannya perlahan lalu tersenyum kecil. Bram menggeram meraih jemari intan dan menangkupkan ke bagian tubuhnya, intan membelalak

"ya kau paham, aku setengah mati menginginkanmu aku berusaha menahan diri sampai sakit luv dan kau..!" Bram mengibaskan tangan intan dan berdiri menjauh.

Intan mengawasi postur tubuh tegang suaminya dari belakang. Intan berlari keluar ruangan bertabrakan dengan Seno.

"Tan, ada apa?" tanya seno
"oh, tidak apa apa kak permisi!" ucap intan lalu berlari keatas dan hilang, Seno masuk ke ruang santai dan melihat adiknya yang berdiri memejamkan mata sambil bersandar.
"Kenapa Bram?" tanya seno
"tidak apa mas, ada apa?" ucap bram
"beneran gak ada apa apa?" ucap seno
"iya!" jawab bram
"lalu kenapa intan lari seperti itu?" tanya seno
"gpp mas!" jawab bram
"baiklah, aku hanya bilang jadi besok kau ke rumahmu?" ucap seno
"ya, sudah kukemas kok barang2ku juga milik rani!" ucap bram
"jam berapa?" tanya seno
"8 saja mas!" jawab bram
"ya sudah ayo!" ajak seno

Bram ikuti masnya keluar ruangan menuju ke ruang keluarga. Disana ada intan yang meletakkan nampan berisi minuman

"minum kak?" tawar intan
"hem!" jwb bram
intan meletakkan gelas juss di depan bram duduk lalu intan pergi keluar ruangan.
"Kalian bertengkar?" tanya sari
"tidak mbak!" jawab bram
"lalu kenapa kaku gitu sikap intan?" tanya maya.

Bram bangkit ikut keluar

"lho Bram!" seru maya
"aku akan tanya pada Rani!" seru Bram. Sampai berpapasan dengan Intan yang bawa makanan ringan. Bram membungkuk sampai wajahnya dekat sekali dengan wajah intan

"kenapa luv, kau menjauhiku?" tanya bram langsung
"kata kakak sakit, aku tidak mau kakak kesakitan!"jawab lirih intan sambil menunduk.
"Ya tuhan luv, lebih sakit lagi bagiku jika kau jauhi aku!" erang bram dan intan mendongak tepat mendapati wajah suaminya
"tapi katamu tadi!" ucap intan terpotong erangan bram
"jangan konyol luv, asal kau tidak menciumku disini (nunjuk bibirnya)!" jwb bram
"oh..kenapa?" ucap intan sambil mendekat dan tersenyum
"ya ampun jangan menggodaku!" runtuk bram sambil menarik wajahnya
"aku tidak menggodamu aku hanya ingin cium pipimu kak!" ucap intan.

Bram mendekatkan wajahnya lagi dan intan mencium pipi bram lalu bram letakkan kepalanya di bahu intan
"love u!"bisik bram sambil cium leher intan dan intan menelengkan kepalanya
"jangan lakukan itu!" erang intan pelan.





Tbc

Yang Terluka ( Revisi )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora