Mengejar "Istri" ( bag. III)

810 25 2
                                    

Hai, lanjut revisinya
Maaf typo ya....









"Luciferku?" gunam intan
"hem...kau kenapa Rani apa yang terjadi padamu?" kata bram sambil memeluk ringan Intan tapi Intan refleks memeluk erat Bram dan tersedu.

Bram memeluk erat Intan membelai punggung dan kepala Intan.
"Menangislah Luv, tumpahkan semuanya!" bisik Bram lembut.
"Kakak...kakak...!" Intan membenamkan kepalanya di dada juga di pelukan hangat Bram.

Sekitar 10 menit

"maaf kak!" ucap intan pelan
"untuk apa?" kata bram
"membuat basah baju kakak dan susahin kakak!" jwb intan sambil perlahan melepas pelukannya
"tidak perlu minta maaf Luv, ceritakan padaku!" kata bram sambil melonggarkan pelukannya
"aku baru tiba dari jakarta setelah pulang dari sekolah USA selama dua bulan tapi tidak bisa langsung pulang tapi di jakarta lebih dulu untuk berikan pengarahan dari hasil sekolahku pada yang lain, dan aku baru sampai disini tadi sore karena Sandy mau bicara denganku ( tarik nafas ) Sandy minta aku mau menikah dengannya ia akan belikan rumah untukku, ia tidak menerima alasan tapi aku katakan aku sudah punya tunangan tetapi rupanya dia tahu aku tidak jadi menikah dengan Steve. Sandy marah dan memaksa menciumku sampai ia lepaskan aku karena bibirku berdarah, sandy berikan minumannya yang belum diminum!" kata intan pelan
"kau meminumnya Luv?" tanya bram lembut
"ia sedikit karena aku lihat berbuih teh panasnya (meletakkan kepalanya kembali di bantal) tak lama setelah aku minum Sandy permisi ke toilet dan akupun pergi tapi kepalaku pusing, aku terus jalan sampai keluar dari rumah makan tersebut rupanya Sandy ikuti dan memanggilku lembut, aku takut dan berlari walaupun berat sekali, aku berdoa agar Allah kirim malaikat pelindung untukku sampai aku lihat pabrik ini gerbangnya terbuka aku fikir aku masuk saja agar berbaur dengan karyawan yang lembur atau waktunya pulang tapi ternyata sepi hanya ada truk truk besar juga suara mesin aku paksa untuk masuk lebih dalam mungkin bisa ketemu dengan satpam, kepalaku sudah berat sekali aku hampir tak tahan sampai aku melihatmu kak, aku tidak percaya jadi aku memanggilmu sekali suaraku parau kedua aku bisa menjerit dan kau datang lalu gelap!" kata intan pelan.
"kau mengingatku?" tanya bram
"bagaimana aku bisa melupakan pria sepertimu?" jwb intan
"maksudku Luv, kau tidak melupakan aku?" kata bram
"sangat ingin aku melupakanmu dan berhasil selama 2 bulan seminggu dan sekarang malah aku disini bersamamu, menangis seperti bayi dipelukanmu padahal aku sudah lama tidak menangis!" jelas intan jengah
"apa yang kau rasakan sekarang?" kata bram tetap lembut
"kakak sendiri?" balik intan bertanya
"nyaman dan terasa utuh saat bersamamu!" jwb bram
"aku juga nyaman bersamamu kak dan Ya Allah Sandy kira nanti kau beneran tunanganku kak!" erang intan
"memang kau tunanganku calon istriku kenapa?" jelas bram
"tapi kak itu tidak benarkan?" kata intan sambil memandang bram
"siapa bilang?" tanya bram
"aku dan jangan bercanda kak?" kata intan
"aku tidak bercanda Luv, aku mau kau jadi istriku, temanku, sobatku juga pendampingku apa kau mau?" tanya bram cepat
" kak...tapi aku...!" ucap intan namun

terputus

"Bos....!" seru Jerry
" ya, masuk saja!" Bram berbaring telentang disisi Intan.
"Bos, ini nasi goreng mawut dengan telur dadar dan 3 krak orange waternya!" jwb jerry sambil masuk dan letakkan bawaannya
"hem, kok banyak Jerr?" jwb bram
"ya, kebetulan waktu antar bu dokter rumahnya dekat alfamart juga jual nasi goreng yang katanya enak jadi aku beli!" jwb jerry sambil duduk di dekat bram berbaring
"oh, jadi berapa semua?" tanya bram
"200rb!" jwb jerry

Bram duduk ambil uang dan berikan ke Jerry
"kau mau mandi dulu Luv?" tanya bram pada intan
"he em dimana?" kata intan sambil bangun
"bentar Jer!" ucap bram lalu bram antar Intan ke kamar mandi dan nyalakan pemanas air setelah itu Bram temui Jerry.

"Bisa kau selesaikan sendirikan Jerr?" kata bram
"siap bos, aku akan lakukan sebaik mungkin hari ini selesai!" jwb jerry
"oke, aku akan bicara dengan Intan dulu setelah itu aku akan bantu kau!" kata bram
"tidak perlu buru buru bos untuk membantu kami, bicaralah baik baik dengan nona itu dan aku suka dengan pilihanmu bos!" jwb jerry.

Yang Terluka ( Revisi )Där berättelser lever. Upptäck nu