Mengejar "Istri" (Bag.IV)

718 23 0
                                    

Lagi nyantai jadi revisinya lanjut
Maaf typo yang selalu ada
Mimot lanjut ya...




Bram memandang Intan lalu melepas handuk dikepala Intan "sejak itu aku berubah dalam menyikapi segalanya, aku mencari teman yang bisa aku ajak kerjasama mulai dari bawah, dan aku dapatkan orang orang itu, aku habiskan waktuku untuk bekerja membangun duniaku sendiri, aku tidak tertarik pesta pesta yang tanpa tujuan, teman teman yang dulu mengenalku terkejut saat aku kembali ke dunia usaha tapi mereka tidak memahami aku yang baru!" jwb bram
"kau lebih dewasa kak dalam melihat duniamu!" kata intan
"tapi saat melihatmu duniaku berubah kembali Luv, aku tidak pernah merasakan perasaan dan hatiku seperti sekarang bersamamu!" ucap bram
"aku juga tidak pernah merasakan hatiku seperti ini pada pria manapun!" kata Intan lembut
"Jadi maukan kau memberikan kepercayaanmu padaku?" pinta bram
"aku akan mencobanya kak, asal kakak berikan kesempatan!" ucap intan
"tentu Luv!" Bram mencium lembut bibir luka Intan lalu
"tidurlah, agar pengaruh biusmu cepat hilang tapi minumlah dulu!" ucap bram
"he'em!" Intan merona dan cepat cepat bergerak meraih botol minum dan meneguk habis.

Bram terkekeh lembut

"jangan malu gitu aku kan tunanganmu jadi wajarkan aku menciummu!" ucap bram iseng
"huh, apa an kak sakit tahu!" runtuk Intan namun Bram meraih Intan kemudian mencium bibir Intan lagi kali ini lebih mantap mengulum bibir bawah Intan yang luka.

"nah ingat yang barusan, aku keluar dulu selesaikan tugasku!" ucap bram setelah melepas ciumannya lalu bangkit dan berjalan keluar ruangan meninggalkan Intan yang masih duduk terpaku.

"Kenapa denganku!" gunam Intan menunduk meraba bibirnya yang bengkak tapi ia menyukainya kemudian meneguk kembali air vitamin yang baru namun matanya terbuka, intan merasakan kehangatan yang lain.

Intan bangkit memakai jaketnya dan ambil sandal japitnya keluar ruangan. Intan mencari Bram sampai menemukan bram sedang kerja menggunakan forklif bersama yang lain. Intan mencari tempat duduk dan temukan bangku panjang dengan beberapa kertas.

Intan duduk dan meraih kertas yang ternyata hitungan kasar tentang mesin mesin itu. Intan duduk bersila dan membacanya. Bram sendiri bekerja dengan Jerry juga anak buahnya yang lain sampai Bram sudah memasang tali pengaman.

"Cek lagi Jerry!" seru bram
"siap bos besar tapi itu disana bos kecil ya bos?" ucap jerry.

Bram berbalik dan melihat sosok wanita dengan rambut berantakan duduk bersila memandangnya juga sekitar lalu kembali padanya dan melambai

"apa yang dia lakukan sudah ku minta tidur juga!" sungut Bram berjalan ke arah Intan.
"Kurasa tadi aku bilang kau untuk tidur Luv!" tegur bram begitu sampai di depan intan
"memang tapi aku tidak ngantuk!" jawab intan ringan lalu memakai sandal dan jalan ke arah pekerja mengabaikan bram yang berdiri garang menatapnya
"hai, luv apa tidak pusing?" seru Bram bertanya
"tidak lagi bos, dan Erry apa kau mau berangkat sekarang?" ucap intan
"rencananya begitu bos kecil!" jwb jerry
"Luv...berhenti!" ucap Bram sambil berdiri menjulang menatap garang pada intan
"kenapa bos, aku hanya ingin tahu mesin mesin ini selain itu ku sarankan agar kalian berangkat besok pagi pagi saja setelah istirahat!" jwb intan tak takut pada bram.
"tidak bisa mereka berangkat sekarang!" jwb bram
"hai, tidak lihat mereka masih capek?" ucap intan
"mereka sudah biasa kerja begini luv, kemari kau!" ucap Bram tapi Intan masih jalan pelan mendongak melihat lihat mesin itu sampai

"hai, apa yang kau lakukan disitu!" seru Intan tiba tiba kemudian intan nyengir memandang orang orang lalu mendongak lagi

"turun kemari aku tidak suka kau berwajah begitu!" seru intan
........
"aku bisa lakukan!" geram pelan Intan.

Intan beranjak mencari cari lalu temukan batu lumayan besar dan intan ambil menimang di tangannya yang mungil menatap Bram lalu menatap ke arah mesin diatas truk besar itu kemudian intan melemparkan batu itu ke arah atas mesin dengan keras lalu terdengar raungan menggema

Yang Terluka ( Revisi )Where stories live. Discover now