Part 13

689 42 49
                                    

Jam istirahat baru aja bunyi waktu Arista narik tangannya Qeela buat cepet berdiri. "Temenin gue ke wc dong, La? Kebelet nih gue."

"Elah," Qeela mendengus -- karena dia juga lagi ribet masukin peralatan tulisnya ke tempat pensil.

"Buruan ayooo!!"

"Kenapa gue sih? Sama Tsani aja kenapa," walaupun ngedumel, Qeela berdiri juga.

"Lo duluan aja ke kantinnya, Tsan, jagain meja ya." Arista pesenin ke Tsani sebelum dia pergi bareng Qeela, sementara Qeela cuma masang ekspresi males.

"Jangan kelamaan ya!"

Qeela dibawa sama Arista ke wc, awalnya dia gak punya firasat apa-apa. Tapi ternyata nggak, Arista bawa Qeela ke wc karena ada sebab. Arista keliatan kayak ngumpetin sesuatu. Dia meriksa sekeliling wc, buat mastiin gak ada orang lain yang ada di sini, jadi gak akan ada yang nguping pembicaraan mereka.

"Apaan lo? Katanya kebelet?" Qeela ngerutin alis.

Setelah yakin di wc gak ada siapa-siapa selain mereka, Arista baru ngomong. "Sekarang lo ngaku sama gue, La," kata Arista to the point. "Lo deket lagi ya sama Diandra?"

"Hah? Apaan?" kerutan di kening Qeela bertambah satu lipatan.

"Gak usah pura-pura deh di depan gue. Bukan sekali dua kali gue pergokin lo lagi senyum ke Diandra."

"..."

"Heh," Arista taro tangannya ke kening Qeela. "Lo gak sakit, kan?"

"Lo apaan sih," Qeela tepis tangannya Arista, terus balas liatin cewek itu dengan ekspresi bingung. "Gue gak ngerti lo ngomong apaan."

"Omongan gue kurang jelas ya buat lo? Gue tanya, lo naksir lagi sama Diandra? Lo suka lagi sama dia, kan?"

"Apaan sih? Jadi ngomongin Diandra."

"Gak usah pura-pura nggak ngerti."

"..."

"La, lo nggak inget apa yang udah Diandra lakuin sama lo?"

"Gue inget." Qeela ngejawab di dalam hati.

"Lo nggak inget gimana dia buat lo berharap sama dia? Tapi akhirnya apa? Dia malah pacaran sama cewek lain, kan?"

"Iya, gue belum lupa."

"Diandra cuma bisa ngecewain lo, La."

Kali ini Qeela kasih respon dengan senyum. "Dia udah gak kayak gitu, Ris."

"...lo beneran sakit." Arista diem bentar sebelum lanjut ngomong. "Diandra itu pacar orang. Kenapa sih lo masih ngarep aja sama dia?"

"Gak gampang buat gue bisa ngelupain dia, Ris," Qeela udah gak mau nutupin apa-apa. Toh orang yang dia ajak bicara ini Arista, cewek yang tau banget gimana hubungan Qeela sama Diandra dulu.

"Ya ampun, La. Kok lo jadi kayak gini sih? Gimana bisa lo kasih kepercayaan lagi sama orang kayak Diandra? Apa lo gak belajar dari pengalaman, La? Gimana kalo dia cuma mau mainin lo lagi?"

"Nggak, Ris. Diandra gak kayak gitu. Gue tau kalo kali ini dia tulus sama gue."

"La!!" Arista megang kedua bahu Qeela erat-erat. "Inget, La, Diandra itu punya pacar."

Qeela diem, dia inget kok kalo Diandra punya Almaira. Tapi Qeela bisa apa? Perasaan gak bisa diboongin. Qeela sayang sama Diandra, dan dia gak bisa ingkari itu.

"Gue gak lupa kok, Ris.."

"Bagus."

"Tapi apa gak boleh gue bicara jujur? Gue emang masih sayang sama dia. Apa lo pikir gampang buat gue bisa ngelupain semuanya? Jujur aja, meskipun gue kecewa sama yang udah dia lakuin ke gue, tapi gue masih sayang. Perasaan gue masih ada buat dia. Lo gak akan ngerti perasaan gue, Ris."

HI(S)TORYWhere stories live. Discover now