Klan PRASETYA

4.7K 79 13
                                    


Mimot akan revisi cerita ini sekaligus mungkin menambahkan beberapa kata.

Maaf typo nanti yang selalu ikut
Semoga bisa kalian nikmati nanti jika sudah aku revisi.

Mimot mulai.....






Seperti biasanya diakhir minggu rumah besar yang megah di kawasan perumahan ternama itu mulai ramai. Maksudnya mulai sabtu pagi sudah datang mobil minivan warna perak kemudian turun satu keluarga terdiri dari pria tinggi yang tampan dan wanita cantik yang modis menggendong bayi usia 2thn dan dua orang anak yang seperti orangtuanya satu ganteng satu lagi cantik.

"Eyang...!"

jerit anak anak  sambil berlari masuk di ikuti orangtua mereka sedang pengurus rumah tangga dan sopir membawakan barang bawaan keluarga tersebut. Pria yang tampan walaupun berusia lebih dari setengah abad keluar disertai wanita yang masih cantik di usia tuanya.

"Pagi papa!" salam pria muda yang tampan tersebut sambil memeluk ringan ayahnya

"pagi Seno!"  jwb sang ayah
"pagi mama!" ucap Seno lagi
"pagi sayang!" jawab sang ibu namun sibuk dengan ketiga cucunya juga menantunya

"pagi pa, maaf tidak bisa cium papa!" seru Tita
"ya, papa tahu ayo masuk!" jwb sang ayah
"silahkan kalian duluan aku bawa barang barang dulu!" ucap Seno
"oke!"  jwb Tita sambil beranjak masuk sedang Seno berjalan menghampiri sopir dan pengurus rumah orangtuanya

"ayo kubantu Pak Suep!" ucap seno pada sopirnya.
"ya tuan tapi ini sudah dibantu Pak Karta juga!" jwb suep sang sopir
"sudahlah mana toh banyak juga bawaan anak - anak!" ucap seno ambil beberapa tas di tangan pak suep lalu jalan ke dalam rumah langsung menuju kamarnya juga ke kamar anak anak.

Setelah meletakkan tas anak perempuannya
"bagaimana kabar bram mang?" tanya seno pada mang karta pengurus rumah orangtuanya "baik tuan seno dan seperti sebelumnya!" jwb sopan mang karta
"hem...dan mamang tau nanti sore disini akan ada pesta lagi?" tanya seno
"ya tuan kemarin ndoro putri sudah katakan!" jwb mang karta sambil letakkan tas
"pasti bram ngamuk lagi, istriku bilang bram tidak akan marah lagi seperti 2 bulan lalu lagian hari ini yang datang teman temannya juga teman teman adik iparku!" ucap seno berdiri diam

"kalau kami boleh katakan tuan!" ucap pak suep pelan
"katakan saja pak!" jwb seno sambil menatap sopirnya
"benar kata nyonya kalau tuan bram tidak akan marah marah lagi!" jwb pak suep
"darimana bapak dan mamang yakin bram tidak marah?" tanya seno heran.
"ya...melihat tuan bram selama 2 bulan ini tenang tuan!" jawab mang karta.

Seno mendesah panjang kemudian
"ya sudahlah lihat nanti saja sekarang aku permisi dulu ya!" ucap seno yang akhirnya seno permisi pergi
"silahkan tuan!" jwb serentak pak suep dan mang karta.

Seno melangkah pergi dari kedua orang tersebut menuju ke keluarganya. Siang hari sekitar pukul 10.30 datang tiga mobil mewah datang lagi dan bertambah hiruk pikuk suara anak anak saling teriak gembira juga seruan para ibu. 3 keluarga itu adik adik Seno yaitu Jaka dengan istrinya Maya juga dua anak mereka lalu Beno dengan istrinya Soraya juga 3 anaknya lalu adik perempuannya Sinta dengan suaminya Alex dengan 2 anaknya.

"Siang mama, papa juga kakak!" seru mereka diantara hiruk pikuk anak anak mereka yang ambil tas juga berebut kamar tidur.

Jadilah suasana rumah megah itu diramaikan suara anak anak juga persiapan pesta kecil nanti. Jadi memang pukul 16.00 sore sudah mulai berdatangan mobil mobil yang berisi para wanita cantik.

Pukul 17.00 sebuah mobil merci hitam metalik yang besar meluncur tenang dan berhenti di parkiran dalam rumah megah tersebut

"ada pesta ya pak Diman?" tanya si penumpang yg masih di dalam mobil.
"ya nden, sudah mulai itu!" jwb pak diman
"pesta buat aku lagi ya?" tanya lanjut si penumpang
"ya kelihatannya begitu nden!" jwb pak diman
"hem...gak kapok juga mbak mbakku ini!" desah sosok besar yang ternyata Bram.
"Ya..kan buat kebaikan aden juga!" jwb pak diman kalem
"tapi aku tidak tertarik pak!" jawab bram sambil masih duduk dalam mobil.
"Sudah lama berlalu nden, saudara aden ingin lihat aden kembali seperti aden yang dulu!" jawab pak diman pelan. "Yah..baiklah aku masuk dulu ya pak diman!" jwb bram pasrah
"oh ya nden silahkan!" jwb pak diman antusias.

Yang Terluka ( Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang