10.1. To Know the Unknown

24.6K 2.6K 74
                                    

Yuhuu! Aku gak tau penulisan part ini dapat dimengerti atau gak, tapi semoga apa yang berusaha aku gambarkan tersampaikan dengan baik yah...

Trus jangan lupa di vote. Maaf loh kalau bawel banget minta vote n vote n vote. kyknya gak ada part yang aku gak minta vote deh... hehehe... hanya saja kadang sedih udah nulis berjem-jem, kalian baca bbrp menit selesai dan gak di vote...

Bukan berarti aku gak menghargai kalian yang sudah ngevote yah... bagi yang udah ngevote aku sangat menghargai sekali. don't ever think otherwise. #kecupbasah

Eniwe, happy reading, loveliest! I love you!

***

Nicole melirik ke arah Chase. Dari posisinya ini, ia dapat melihat rahang pria itu tertutup rapat dan tidak menunjukkan emosi apapun di matanya. Perlahan ia juga mengahlihkan pandangannya ke wajah Natalie. Kembarannya itu hanya memandang lurus ke depan dan tidak banyak berbicara.

Nicole kemudian mendesah kecil. Kencan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi mimpi terburuk Nicole saat ini ketika Natalie memergokinya menerima penggilan Chase. Entah apa yang ada dipikirannya tadi sehingga sekarang mereka berada di ruang tamu Chase bersama-sama.

Ingatannya lalu kembali mengulang percakapan antaranya dan Natalie siang tadi setelah Nicole selesai menerima panggilan dari Chase.

Nicole dapat merasakan darah mengalir turun menghilang dari wajahnya melihat Natalie berdiri di tempat ini. Wanita itu sedikit menekuk kepalanya ke samping sambil menatap wajah Nicole. Mata Natalie juga turun ke bawah, seperti berusaha untuk mengintip ke balik punggung Nicole yang sedang memegang ponselnya erat.

"Apakah itu Chase?" tanya Natalie pelan.

Nicole menelan salivanya dan berusaha untuk tidak merasa panik mendengar pertanyaan Natalie.

"Y-ya," jawab Nicole. Ia tidak mungkin mencoba untuk berbohong sekarang karena ia tidak tahu sudah berapa lama Natalie berada di sini dan mendengar percakapannya dengan Chase.

"Oh, apa yang diinginkannya untuk nanti malam?" tanya Natalie lagi.

Ada sebuah senyuman lembut di bibir wanita itu sekarang, membuat Nicole dapat sedikit bernapas meskipun jantungnya sudah siap melompat keluar dari tenggorokkannya.

"Nanti malam?" Nicole berhati-hati dalam setiap ucapannya.

Natalie mengerutkan keningnya sedikit. "Bukankah tadi kau mengatakan sesuatu tentang nanti malam?"

"Y-ya, ada. Kau tidak mendengarkan perkataanku sebelumnya?" tanya Nicole khawatir. Ia dapat merasakan telapak tangannya lembab karena berkeringat di bawah tatapan menilai Natalie.

Natalie kemudian menggelengkan kepalanya dan mendengus. "Aku tidak akan bertanya jika sudah menguping pembicaraan kalian. Apakah ada sesuatu yang tidak boleh kuketahui?"

Nicole memasang senyumannya kaku. Ia merasa bersalah harus mengkhianati saudaranya sendiri seperti ini, namun nasi sudah menjadi bubur, ia dan Chase sudah mengkhianati Natalie dan Nicole tidak bisa mundur sekarang.

"Tentu tidak. Tadi ia mengatakan bahwa ponselmu tidak bisa dihubungi," jawab Nicole dengan kebohongan yang terasa pahit di lidahnya.

Natalie mengerutkan kening dan merogoh sakunya sendiri. "Benarkah?" tanyanya heran ketika tidak melihat panggilan apapun di ponselnya.

"Er, entahlah. Mungkin sambungannya yang buruk sehingga kau tidak menerima panggilannya," Nicole berbohong dengan handal.

Natalie hanya menganggukkan kepala menerima penjelasan Nicole. "Jadi, apa yang diinginkannya?"

Bittersweet Love [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن