Benar pikirnya, disana ada ayah dan bundanya. Tapi laki-laki itu Mr.robot bukan Riki. Wajahnya sangat mirip dengan Mr.robot dan tidak mungkin jika dia adalah Riki.

"Lo bohong. Lo bukan Riki. Lo Mr.robot," pekiknya langsung melepaskan rangkulan laki-laki yang mengaku dirinya adalah Riki itu.

Kanya berlari ke luar ruangan itu dengan buih-buih air bening yang menulusuri kedua pipinya. Dia harus menemukan pintu keluar dari bangunan megah itu.

Pikirannya semakin kacau, sebentar dia memberhentikan larinya dan membuka kedua high hells yang dipakainya, dan ditinggalkannya disana.

Kini Kanya tengah berlari lebih jauh dari kejaran laki-laki itu dan semua orang yang ada di bangunan nan megah itu termasuk sahabatnya, Rani.

Tidak mungkin, ini semua tidak mungkin pikirnya lagi dan lagi,

Dapat!

Pintu keluar dari segala kebohongan yang dilihatnya tadi, tipuan macam apa ini pikirnya kembali seraya melihat sejenak ke arah laki-laki yang mengejarnya itu.

Dia segera berlari menelusuri halaman bangunan yang sangat luas itu tanpa melihat kearah kanan maupun kiri.

Sebuah mobil kerajaan sedang melintas dengan kencang di persimpangan jalan menuju bangunan itu,

Dibukanya gerbang yang sangat besar itu, dia berlari ke tengah-tengah jalan.

"Kanya awas ... " teriak semua orang yang ada disana.

Tidak sampai 10 detik mobil itu telah menyambar tubuh mungil Kanya.

Dan,

Tubuhnya terhempas. entah berapa kali Kanya tidak bisa menghitungnya. Matanya semakin sayup. Kepalanya yang terbentur telah mengelurkan banyak darah.

Semua orang bergidik ngeri termasuk laki-laki itu.

Dia segera menghampiri Kanya dan memeluk tubuh Kanya yang penuh dengan darah sangat erat. Isakan tangisnya semakin terdengar ditelinga Kanya yang telah setengah sadar.
Diguncang-guncangkan tubuh yang akan menjadi tunangannya itu.

"Kay bangun. Maafin aku telat bilang ke kamu. Kay please bangun. Aku belum jelasin semuanya. Aku Riki kay, please bertahan," teriaknya ditelinga Kanya yang diselingi isakan tangis.

Kanya berusaha mengangkat tangannya yang penuh darah itu. Ditelusuri wajah laki-laki itu. Dan berhenti dilehernya.

Didapatkannya kalung yang sama dengan miliknya, dibukanya liontin hati kalung itu. Dan dapat dilihatnya foto masa kecil dia dengan Riki, seketika dia menyunggingkan senyuman tipisnya.

"Kay, bangun ... Ayo kay kamu harus kuat," ucap sosok laki-laki itu seraya menggenggam tangan kanya lebih erat yang tengah berada dipipinya itu.

"Maafin aku ga percaya sama kamu rik, ataupun Mr.robot. yang aku tau mau kamu Riki ataupun Rizki aku tetep sayang sama kamu," ucap Kanya terbata-bata masih meringis kesakitan.

Laki-laki itu tidak berhenti mengeluarkan air matanya, "kenapa pada diem di sini? Panggil ambulance cepat!" teriaknya kesemua orang yang hanya diam saja disana.

Kanya segera menutup mulut laki-laki itu dengan jari telunjuknya, "stt ... Riki gapernah marah-marah sama orang. Aku ga kenapa-kenapa, Aku cuma ngantuk. Aku mau tidur rik." penuturan kanya membuat laki-laki itu semakin banyak mengeluarkan air mata.

"Gaboleh kay, kamu harus bertahan," ucapnya kembali mengeratkan genggaman tangannya."mana ambulance nya. Kalian tuh denger ga sih?" pekiknya kembali ke semua kerumunan disana.

"Sabar rik kami sudah menghubungi pihak rumah sakit," jelas seseorang.

"Rik aku ngantuk. Aku mau tidur." kembali menyunggingkan senyumannya. "Aku tidur dipelukan kamu yah."

PARTNERWhere stories live. Discover now