Epilog

6.4K 216 11
                                    

Musim gugur sebentar lagi akan berganti menjadi musim dingin. Musim dingin merupakan musim yang paling ditunggu oleh Bella, gadis dengan rambut indah serta wajah menawan itu. Ia tersenyum senang saat memandangi taman depan rumahnya dari jendela kamarnya.

Tak menunggu lama lagi, ia beranjak bangun dan bersiap-siap. Ia mengenakan mantel tebal dan berbagai atribut hangat lainnya. Ia bersiap untuk udara diluar sana yang pasti tidak bersahabat, tapi anehnya ia suka. Senyuman konyol masih tampak diwajahnya.

"Sweetheart, kau akan kemana?," tanya ibunya yang baru saja masuk ke dalam kamar milik Bella.

"Jalan-jalan," jawab Bella singkat. Ia masih membenahi rambut cokelat panjang bergelombangnya menjadi kepangan yang cantik.

"Jalan-jalan kemana?," tanya ibunya lagi penasaran.

Bella tersenyum sambil menghampiri ibunya yang sedang duduk dipinggir tempat tidur. "Mom, aku akan pergi bersama Tristan."

Ibunya tersenyum dan mengajak putrinya untuk duduk disampingnya, "pantas kau terlihat begitu senang, apa Tristan mengajakmu ketempat spesial?"

Bella terlihat berpikir, "hhmmm.. Kurasa ya.. Aku tidak tahu, Tristan menolak untuk memberiku sedikit bocoran soal tempat."

"Jangan terlalu jauh, pulang cepat ya," kata ibunya menasehati.

Bella mengangguk antusias sebelum kembali sibuk bersiap-siap. Entah mengapa setiap ia memiliki waktu untuk bersama Tristan, rasanya itu berbeda dan selalu ada kebahagiaan tersendiri. Dan hari ini entah mengapa Tristan mengajaknya untuk pergi tanpa ada rencana terlebih dahulu.

*****

Bella membuka pintu depan rumahnya. Ia sudah perpamitan dan siap untuk pergi. Tristan memberi tahunya bahwa ia sudah menunggu di depan rumah.

Hal yang pertama kali Bella lihat ketika membuka pintu rumah adalah Tristan yang sedang menunggu sambil bersandar di mobilnya, pemandangan indah yang biasa Bella lihat setiap kali Tristan menjemputnya.

Laki-laki itu tetap sama seperti dua tahun yang lalu. Tampan, sangat tampan. Karakter, sikap dan perhatiannya tidak pernah berubah untuk Bella. Tristan masih menjadi lelaki menyebalkan yang jahil dan pintar. Tristan masih menjadi laki-laki penuh perhatian yang manja untuk Bella dan menjadi laki-laki dingin, datar penuh misteri bagi banyak gadis diluar sana.

Bella berjalan mendekat dengan wajah menunduk menutupi wajahnya yang merah karena malu. Detik-detik bertemu dengan Tristan masih membuatnya salah tingkah dan bingung untuk bersikap. Tanpa Tristan melakukan apapun juga sudah membuat Bella ingin tersenyum konyol. Sampai sekarang Bella masih bingung dengan sihir yang diberikan Tristan padanya sampai-sampai ia menjadi gadis aneh seperti ini.

Satu langkah lagi untuk sampai dihadapan Tristan. Laki-laki itu sudah menyadari kehadiran Bella sejak tadi. Tapi, Bella tak kunjung menganggkat kepalanya karena masih takut untuk memandang mata biru langit milik Tristan, takut terlihat konyol dan takut kembali jatuh terpesona.

"Are you okay baby?," tanya Tristan dengan suara khawatir. Lagi-lagi itu membuat Bella tersenyum.

Tristan menarik tangan Bella dan membuat Bella semakin dekat dengannya. Bella memberanikan diri untuk menatap mata Tristan.

"Gue baik-baik aja," jawab Bella sambil tersenyum. Bella memandangi wajah yang dipujanya itu dari dekat. Bella bersyukur dan sangat berterimakasih pada Tuhan karena telah mentakdirkan dirinya untuk bersama-sama dengan laki-laki sesempurna Tristan. Bella mengagumi Tristan, laki-laki yang begitu dicintainya, bukan hanya cinta, tapi juga disayanginya.

The Way I Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang