Stylish Otaku {with} T.Kuroko

Mulai dari awal
                                    

"Eh? Kagami-kun sudah keluar?" Kata Kuroko dengan sedikit meninggikan suaranya. "Jahatnya seorang cahaya yang meninggalkan bayangannya sendiri."

(First name) terkekeh mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Kuroko bisa bicara yang seperti itu.

"Aku ingin Kagami-kun kembali dan membawaku," lanjut Kuroko yang semakin membuat (first name) tak dapat menghentikan kekehannya.

"Tidak mungkin bagi seorang bayangan berjalan tanpa adanya cahaya kan? Rasanya aneh." Serius, Kuroko yang semakin bicara aneh membuat (first name) semakin tak tahan. Bahkan dia sudah menunjukkan ketidak sanggupannya dengan memegangi perutnya sendiri.

"Baik, baik! Aku akan ke sana!" (First name) dapat mendengar suara Kagami dari telepon itu. Sepertinya dia terlanjur kesal sampai suaranya dapat didengar (first name) yang berjarak cukup jauh dari Kuroko.

Gadis bermanik (eye color) itu tak sengaja mengarahkan matanya ke Kuroko, dan di situlah dia tersadar kalau Kuroko sedang melihat ke arahnya. Bahkan mungkin sejak (first name) mulai terkekeh tadi. Seketika itu juga wajahnya memerah padam karena tertangkap basah oleh lelaki yang disukainya.

"Baik, aku akan tunggu." Sampai Kuroko mematikan panggilannya, lelaki vanilla itu tak kunjung melepas pandangannya pada (first name) yang sudah tak karuan detak jantungnya.

Persetan dengan harga diri dan sebagainya! (First name) menaruh kembali majalah yang ia pegang ke tempatnya, berjalan ke kasir, membayar semua barang yang dibelinya, mengambilnya tanpa peduli lagi dengan tatapan Kuroko yang bingung kenapa gadis stylish seperti dia membeli barang-barang yang berkaitan dengan otaku, dan melesat pergi ke luar toko.

!**SKIP**!

Kepalanya pening. Bagaimana tidak? Di cuaca yang bisa dibilang lumayan panas ini karena mulai memasuki musim panas, (first name) malah makan es krim vanilla di pinggir jalan. Ditambah, itu es krim ketiganya.

Begitu es krim ketiganya habis, (first name) berdiri dan berusaha berjalan pergi meski sedikit mustahil. Tapi akhirnya dia berhasil sampai di depan sebuah tempat makan, dan memutuskan untuk masuk hanya sekadar duduk dan memesan air hangat. Dan sepertinya dia tidak sadar kalau itu adalah Maji Burger, tempat kesukaan Kuroko dkk, yang memungkinkan si Phantom Six Man ada di sana.

"Ini, teh lemon hangatnya." (First name) mengatakan terima kasih pada pelayan yang mengantarkan pesanannya. Dia tidak pikir panjang lagi, dan langsung meminumnya sampai tinggal setengah.

"Aah, lega rasanya," katanya ketika peningnya mendadak hilang setelah meminum sesuatu yang hangat.

"Masih siang, ditambah panas, (last name)-san hebat juga bisa minum itu."

Ada getaran aneh di telinga dan jantungnya ketika mendengar sesuatu yang tak asing. Ya, suara laki-laki yang disukainya terdengar, dan rupanya Kuroko sudah ada di hadapannya, meminum minuman kesukaannya, Vanilla Milkshake.

(First name) hampir saja menjerit jika dia tidak segera membungkam mulutnya sendiri. Maa, itulah keahlian Kuroko. Muncul di mana saja, dan membuat orang-orang tak sadar--termasuk gadis yang menyukainya--akan kehadirannya.

"Kuroko-kun!? Kenapa di sini?" Kepo (first name) yang mengundang keterkejutan Kuroko.

"Aku sering ke sini kok," jawabnya datar. "Aku suka Vanilla Milkshake di sini."

Padahal kata 'suka' itu bukanlah untuk (first name). Tapi manik (eye color) (first name) berbinar senang ketika mendengarnya. Hmm? Segitu sukanya kah sama Tetsuya-chan? Yah, Author juga sih /plak!

Kuroko mulanya hanya terdiam memerhatikan wajah berbinar (first name) yang tampak begitu manis. Lalu tanpa sadar, laki-laki putih itu menyentuh pipi kemerahan (first name) dan mengelusnya pelan dengan ibu jarinya. (First name) yang mendapat perlakuan itu tentu saja ingin menolak. Tapi...

"Sebentar saja ya, (first name)-chan?"

...Kuroko menahan (first name) hanya dengan kata-katanya. Dengan begitu keduanya berakhir dengan aksi mengelus Kuroko yang masih saja belum selesai, dan membuat (first name) berpikir adanya peluang.

Namun sedetik kemudian, dia teringat. Dirinya adalah otaku. Dan dia tidak tahu apa Kuroko itu sama dengannya, atau setidaknya bisa menerima hobinya itu. Mendadak, perasaan galau menghampiri hatinya yang tengah berbunga-bunga itu.

Di saat seperti itu, Kuroko justru makin membuatnya berharap, sekaligus galau.

"(First name)-chan, mau jadi pacarku?" Dan itu membuat (first name) mengangguk setengah sadar, yang membuatnya jadi sedikit merasa menyesal.

Kepalanya tertunduk setelah menjawab tembakan Kuroko. Bahkan dia seakan tak peduli lagi dengan kecupan lembut yang diberikan lelaki light blue itu di puncak kepalanya. Baginya, dirinya telah menipu pria baik di hadapannya ini.

Apa kau bisa menerima kenyataan, bahwa aku mungkin tidak sesuai pemikiranmu?

/-END-\

***

**

*

Huoo, ngatung lagi, dan Author jadi baper sendiri ≧﹏≦ /hiks!
Yah, yg lalu biarlah berlalu (=´∀`) /paan sih ni Author!?

Baik! Vote if you like it, and comment it if you feel it freak or anything. 39[sankyuu] !! (*^o^*)

Be MINE, please!? (Kuroko no Basket Fanfiction X Reader-san)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang