🐤

Akhirnya bel pulang pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari sekolah, namun Kanya masih menunggu ayahnya di depan sekolah.

Sudah hampir 15 menit Kanya menunggu namun honda jazz ayahnya belum juga terlihat, tiba-tiba gadget di dalam tasnya berbunyi. Kanya langsung mengambilnya dan membuka pesan yang masuk.

Ayah imuds
Kanya kamu naik angkutan umum aja yah? Kalo ngga ojek. Apa mau taxi juga gpp. Ayah lagi banyak tugas jadi ga bisa jemput.
"Yaampun yah, kenapa baru bilang sekarang. Nunggu angkot aja lah."

Tiba-tiba mobil sport berhenti, kaca mobilnya terbuka dan terlihat di dalamnya ada Reno, Galuh, dan Ali.

"Kanya ikut gua aja yuk," ajak Reno dengan lembut.

"Makasih tumpangannya kakak-kakak kelasku. Tapi gua gamau ikut kalian gimana dong?" jawabnya dengan nada bicara yang menjengkelkan.

"Songong nih ade kelas," ucap Galuh kesal.

"Galuh udah, yaudah tuan putri. Selamat menunggu jemputan. Hati-hati ya di jalan." ucapannya sangat menjijikkan, bagi Kanya ini adalah laki-laki pertama dalam hidupnya yang sangat menjijikkan.

"Iya makasih," ucap Kanya dengan nada yang sama.

Kini mobil Reno telah melaju dan sekarang Kanya semakin tidak sabar menunggu angkot.

"Ah ni angkot lama banget sih, mana coba." matanya melirik ke arah ujung jalan.

"Eh itu kan Mr.robot, tapi masa gua numpang sama dia sih? Lagian dia naik sepeda. Kan kasian kalo boncengin gua. Tapi dari pada gua di culik gara-gara sendirian di sini."

Kanya menghampiri Rizki yang sedang menaikki sepedanya.

"Ka tunggu," teriak Kanya membuat Rizki melihat ke arahnya.

"Lah tumben manggil ka, biasanya robot mulu."

"Karna ada maunya, haha." tawanya di paksakan.
"Udah apa mr.robot, gua ga ada yang jemput nih, udah sepi juga sekolah, angkot juga ga ada yang lewat. Gua bareng ya," pintanya memohon.

"Gimana ya.. " Rizki berpura-pura memikirkan sesuatu.

"Pliss, gua takut."

"Yaudah ayo."

Akhirnya Kanya pulang bersama Rizki. sepanjang perjalanan mereka tertawa lepas bersama, dan bahkan mungkin mereka tidak sadar kalau sekarang mereka terlihat sangat akrab. Bukan seperti ketika berada di sekolah. Posisi boncengan Kanya bukan duduk namun berdiri, itu membuat kakinya sakit tapi karna lelucon Rizki yang lucu membuatnya tertawa dia merasa baik.

"Oke sekarang gue, di atas putih di bawah kuning apa hayo?" ucap Rizki seraya menggoes sepedanya.

"Apaan coba? Ah gatau lah," jawab Kanya pasrah.

"Pocong nginjek pup lah."

"Haik? Gila lu, mana ada pocong nginjek begituan, dia aja ngga napak ya." Kanya tertawa dengan ke tidak jelasan Rizki itu.

"Ah so pernah ngeliat hantu lo!"

"Engga sih, haha."

Mereka kembali hanyut dalam tawaan lepas.

"Stop!" teriak Kanya membuat sepeda Rizki berhenti.

"Oh ini rumah lu." menunjuk ke arah rumah yang berpagar oren.

"Bukan, yang itu. Lu kelewatan." mengarahkan tangan Rizki ke rumah megah berpagar hitam.

Kanya belum melepas genggamannya, dan kini mereka saling hanyut dalam tatapan sebelum tiba-tiba bunda menghampiri mereka.

PARTNERWhere stories live. Discover now