07

430 94 42
                                    

Kulit buah yang bagus tidak selalu isinya bagus pula.

A/N : E'16

***

"Tumben banget sih ngajakin jalan?"

Ke dua anak remaja memasuki kawasan pertokoan tersohor dan terbesar di Kota Metropolitan ke dua, yang biasa disebut oleh anak jaman sekarang dengan sebutan mall. Ke duanya masih memakai rok sekolah, atasannya mereka lapisi dengan sweater khas cewek, sehingga seragam putihnya tidak terlihat.

Keadaan mall, siang itu tampak rame, hiruk pikuk anak sekolahan, kuliahan bahkan orang tua meluber menjadi satu. Dua sahabat karib itu sama sekali tak terganggu dengan suasana yang seperti itu, bagi mereka sudah biasa mall besar rame akan pengunjung.

"Vita, kok nggak jawab sih."

Dua ABG itu tak lain adalah Vita dan sahabatnya Zumrotul. Selepas pulang sekolah, mereka langsung cabut ke mall, berhubung hari jum'at pulangnya lebih awal, seperti ajakkan dari salah satunya kemarin malam.

Zum merasa terkacangi, akhirnya menjambak pelan rambut gadis yang dari tadi mengacuhkannya.

"Ya Allah... Sakit cuy."

Cewek berambut ikal itu menampakkan cengirannya. "Lo diem aja sih."

Vita mendengus, lantas merapihkan rambutnya yang sedikit berantakkan akibat ulah brutal sahabatnya.

Zum terkekeh pelan, "Nggak berantakan kok cantik, rambutnya."

Vita menyipitkan kedua matanya, dan menoyor kening Zum. Lantas yang ditoyor hanya meringis.

"Tumben banget sih ngajakin jalan?" tanya balik Zum. Merasa pertanyaannya yang tadi belum dijawab.

"Udah gue bilang pingin aja," jawab Vita sekenanya.

Zum merasa ada yang aneh dengan sahabatnya itu, ia memperhatikan gerak-gerik Vita dengan tatapan penuh selidik. Pasalnya, jarang sekali cewek di sampingnya yang sibuk menatap ke sekeliling itu mengajaknya hangout. Ia ingat betul, betapa susahnya dirinya mengajak Vita keluar hanya untuk menghirup udara malam, apalagi ke mall. Hal yang langkah baginya.

Merasa sadar kalau dirinya sedang diperhatikan, cewek berambut panjang bergelombang itu menoleh ke sahabatnya.

"Apaan?" tanyanya sembari menyipitkan matanya.

Zum membasahi bibir bawahnya," Lo aneh."

Vita mengerutkan keningnya, "Aneh kenapa?"

Zum berdehem sembari mengendikkan bahunya, lantas ia mengamit lengan Vita, mengajaknya masuk ke tempat aksesoris girly, mencoba mengalihkan pembicaraan tadi. Mungkin saat ini ia urungkan untuk menyelidiki perihal ke anehan Vita.

"Eh, ini cantik banget deh."

Zum mengambil jepit rambut berbentuk pita berwarna merah kecoklatan. Ia menjepitkan ke rambut Vita.

"Ih cantik dirambut lo," pujinya.

Vita melihat pantulan dirinya di cermin kecil dekat jepit rambut itu diletakkan. Ia menampakkan seringaian kecilnya.

The Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang