03

656 156 115
                                    

***

Rafi : Malem.

Vita memandang layar ponselnya dengan malas. Melihat nama sang pengirim pesan itu. Sedari tadi, ah dari pagi malahan dia bertukar pesan dengan rivalnya atau sebut saja lawan taruhannya. Sudah hampir 24 jam berlalu mereka berdua mendeklarasikan pertaruhan konyol itu. Artinya masih kurang 29 hari lagi.

Ah.. Lenguhnya kesal. Sadar kalau permainan itu baru dimulai pagi tadi.

Laki-laki yang menjadi lawannya sudah terlebih dulu mengambil start dengan membuka obrolan melalui alat canggih tersebut. Menyalakan obor bahwa permainan membuat seorang Devita jatuh cinta pada Rafi Naufal resmi dimulai.

Rafi : Morning, ngomongin gue ya? Pantesan kok mata gue kedutan.

Begitulah isi pesan pembuka, yang dikirim oleh anak laki-laki yang dianggapnya lawan dalam permainan tidak bermutu itu, baginya.

Vita : hmm..

Bukan seorang Vita, jika tidak mempunyai sifat ketus, jutek, dan irit dalam berbicara. Bahkan membalas pesan pun sangat singkat.

Rafi : Singkat amat neng? Uda ngerjain peer biologi belum?

Vita : Ud.

Rafi : Wih rajin amat. Pinjem dong buat contekan.

Vita : Mls

Rafi : Heleh, pelit amat. Btw, tadi ngomongin gue ye ama Zum? Kok ngelirik ke bangku gue mlu?

Vita : Hmm. Nggak. Pd amat!!

Rafi : Masa?

Vita : Bodo

Rafi : Udah sarapan?

Anjir, sok perhatian bener. Gak akan lah gue terbuai!

Vita : Belum.

Rafi : Nanti istirahat jangan lupa makan ya, biar gak lemes. Gue nyalin tugas dulu. Bye sayang.

ANJROT. SAYANG PALA LO PEYANG.

**

Vita sebenarnya enggan membalas pesan dari Rafi, namun dia tidak ingin reputasinya jatuh begitu saja di depan laki-laki itu. Bukankah, dia juga telah sepakat dengan permainan itu? Vita bukanlah orang yang lari dari janji begitu saja.

Setelah hampir 30 menit menimang nimang ponselnya, perempuan itu akhirnya membuka icon pesan dan mulai meladeni kembali pesan dari laku-laki yang sebenarnya juga tidak ada jelek-jeleknya jika dilihat dari tampangnya. Karena Rafi termasuk Cowok lumayan di kelasnya.

Vita : Y.

Lain hal dengan Rafi yang sekarang tengah nongkrong di warkop langganannya bersama beberapa teman kelasnya. Rafi, cowok tersebut justru cepat dalam membalas pesan dan satu lagi dia tidak akan pelit kata bahkan huruf, tidak seperti yang Vita lakukan saat membalas pesannya.

Rafi menyeringai saat mengetahui sesorang yang diajaknya taruhan membalas pesannya, yah meskipun cuma SATU huruf doang.

Tai nih cewek, irit bener. Begitulah dia menilai Vita dari caranya berkomunikasi secara dua arah ini.

Rafi : Lg apa babe?

Rafi tertawa puas saat pesan yang ia tulis itu terkirim ke nomer "VITA". Dia sudah bisa menebak bagaimana ekspresi dan reaksi Vita saat menerima pesan darinya.

The Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang