'Tahukah lagu yang kau suka, tahukah bintang kau sapa...)))

Dering ponsel diatas nakas membawanya kembali kedunia nyata. meski agak payah, Cakka beranjak meraih benda pipih itu ada nama gadisnya disana.

Klik

"Hallo,"

"Seru banget ya latihannya sampai nggak ngabarin gue?"

Cakka terkekeh pelan, "Ah, maaf ya sayang, kamu pasti kangen banget ya sama aku? Baru juga ditinggal sehari"

"Yee... nggak usah kepedean deh lo! Siapa juga yang kangen, biasa aja kok!"

"Oh, gitu ya..."

"Yaelah, gitu aja ngambek!"

"E... enggak kok, nggak ngambek" Cakka buru-buru meralat sebelum ada salah paham, lagi.

"Terus?"

"Nggak apa-apa, Kamu dari mana aja?" baru pulang?" Cakka mengalihkan pembicaraan daripada suasananya semakin tidak karuan

"Oh, dari rumah Bibi, ada misi penting"

"Misi apa?"

"Adadeh, pokoknya mah bisa bikin lo seneng gitu"

"Wah, yang bener?" Sela Cakka antusias, meski belum tahu jelas misi seperti apa yang dimaksud gadisnya itu, nada cerah milik gadisnya saja sudah cukup untuk memberitahukan pada hatinya bahwa misi itu pasti menyenangkan.

"Iya, Cakka..."

"Yaudah, kalau gituu tidur gih, pasti capek abis ngerjain misi seharian..."

"Iya sih, Lo juga istirahat deh, paham gue gimana rasanya sparring sama Rio mah, hihi"

Cakka tertawa, meski tidak bisa diajak romantis seperti cewek kebanyakan. Agni punya cara sendiri untuk membuatnya nyaman berada disisinya, seperti saat ini.

"Yaudah deh, bye Agni sayang... Love you ya..."

"Iya."

Klik.

❇❇❇

Ting... Tong...

Ting... Tong...

Bu Manda menghentikan aktifitasnya membantu Bi Inah menyiapkan makan malam saat mendengar bunyi bel dari depan. Beliau melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam.

"Bibi permisi buka pintu dulu ya, Nya?"

"Biar saya saja, Bi..." Sela beliau sambil berlalu meninggalkan dapur, setelah mempersilakan Bi Inah melanjutkan pekerjaannya.

"Siapa ya, bertamu malam-malam gini..." gumam Bu Manda sepanjang jalan menuju pintu depan, dua putranya sudah dirumah, sedangkan Gabriel, si sulung tidak biasanya datang sambil mengetok pintu seperti tamu.

Cklek...

"Loh, Ify. Tante pikir siapa loh..."

"Ma... Malam Tante..." sapa Ify kikuk, pikirannya seketika blank begitu melihat Bu Manda membuka pintu, namun tidak lama kemudian dia mengulurkan tangan menjabat lengan beliau dan menciumnya.

"Masuk yuk..." Bu Manda membuka pintu lebih lebar, menggandeng Ify untuk mengikutinya.

Mereka berhenti di sofa ruang tamu, segera Ify menyerahkan kotak besar yang dibawanya pada beliau.

"Kok pake repot-repot segala sih, sayang. Padahal kamu datang aja tante udah seneng" ujar Bu Manda sambil menerima bingkisan itu dan membukanya perlahan.

[2] BAHASA RASADonde viven las historias. Descúbrelo ahora