22

25.7K 1.5K 5
                                    

Keesokan paginya di sekolah, jam pelajaran dimulai pada jam 9am, karena sedang ada rapat guru dadakan sehingga jam pelajaran ditunda selama 2 jam.

Kantin cukup ramai pagi ini,karena murid-murid menunggu jam pelajaran dimulai sambil sarapan, walaupun tidak semua murid hanya sebagian saja, sebagian lagi menunggu di cafe di luar sekolah. Avery, Hailey, Amy, Dylan dan Jacob pun memutuskan untuk pergi ke kantin sambil menunggu jam pelajaran dimulai.

"Kalian ingin pesan apa?" tanya Amy pada yang lain.

"Tidak terima kasih, aku sudah sarapan." ucap Hailey dengan wajah yang lesu.

"Aku juga." ucap Avery dengan wajah yang lesu juga.

"Bagaimana dengan kalian boys?" tanya Amy pada the boys, tapi tak seorang pun dari mereka menjawab.

"Helloooo! Kalian ini kenapa sih? Lesu dan sibuk dengan pikiran masing-masing." ucap Amy dengan nada yang sangat jengkel, karena teman-temannya sangat aneh hari ini.

"Maaf Am, tapi aku tidak lapar." ucap Dylan.

"Yaa aku pun sama." ucap Jacob.

Amy yang kesal sekaligus bingung pun duduk kembali ke tempatnya sambil menghembuskan nafas berat.

"Sebenarnya kalian semua kenapa sih? Sangat lesu dan tidak semangat hari ini." tanya Amy lagi pada teman-temannya.

"Aku berpikir tentang Alexa." ucap Avery menatap lurus entah kemana.

"Aku juga." ucap Dylan dengan sikap yang sama.

"Bagaimana bisa kita makan? Sedangkan Alexa kita tidak tau keberadaannya." ucap Hailey. Jacob hanya mengangguk-anggukan kepalanya pertanda setuju.

"Iyaa aku tau. Tapi Alexa juga tidak mau kita seperti ini kan." ucap Amy.

"Iyaa aku tau, namun aku tidak bisa berhenti memikirkannya." ucap Avery lagi.

Semua teman-teman Alexa sangat bingung dan sedih, dimana sebenarnya keberadaan Alexa?

Namun saat mereka sedang berbicara, saat itu juga Amy membelalakan matanya. Membuat semua teman-temannya bingung.

"Amy ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Hailey. Amy hanya mengucak matanya, seperti tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"I-i-itu." ucap Amy terbata-bata sambil menunjuk ke arah pintu kantin. Membuat semua teman-temannya menoleh.

Terlihat seorang gadis tinggi semampai dengan rambut brunette yang panjang mengembang digerai dengan indah, sambil menggemblok tasnya dengan sebelah tangan. Tengah berdiri di ambang pintu kantin.

"Alex?!" ucap mereka bersamaan, terkejut dan tidak percaya menggambarkan perasaan mereka sekarang. Bagaiman tidak, Alexa muncul setelah sekian lama menghilang.

Secepat kilat mereka semua lari menghampiri Alexa dan langsung memeluknya.

"Oh astaga!" ucap Alexa terkejut karena tiba-tiba ada yang memeluknya. Bukan hanya satu orang, melainkan lima orang sekaligus.

"Oh ya ampun lepaskan pelukan kalian aku tidak bisa bernapas." ucap Alexa, membuat teman-temannya melepaskan pelukannya.

"Kau itu kemana saja sih?!! Tidak ada kabar sama sekali!" ucap Avery dengan nada yang sedikit marah dan jengkel.

"Hey Ave jangan disini. Lebih baik kita ke tempat lain." ucap Dylan, membuat semua mengangguk setuju. Hanya Alexa yang awalnya terlihat bingung, namun tak lama ia sadar dan tahu apa yang ingin dibicarakan teman-temannya.

Mereka semua pun pergi ke lapangan basket (indoor) sekolah, karena disana tempat favorite mereka untuk berkumpul saat pulang sekolah.

Saat sampai mereka semua langsung menyuruh duduk Alexa dan mengelilinginya.

Alexa mengedarkan pandangan ke sekelilingnya sambil menaikan alisnya.

"What?" tanya Alexa dengan wajah yang dibuat agak polos, ia berpura-pura tidak mengerti agar teman-temannya tidak curiga.

"Kau ini bodoh atau bagaimana sih?! Kemana saja kau?!" tanya Avery yang sudah sangat jengkel dengan sikap Alexa yang seperti tidak terjadi apa-apa.

"Ya kemana saja kau? Menghilang begitu saja." tanya Hailey tak kalah jengkelnya.

Alexa hanya diam sambil menatap semua teman-temannya.

"Kenapa kau hanya diam Alex?" tanya Dylan.

"Baiklah aku minta maaf. Aku menghilang begitu saja tanpa memberitahu kalian." akhirnya Alexa angkat bicara.

"Tapi kenapa? Kenapa kau tidak menghubungi kami?" ucap Amy.

"Aku tidak sempat memberitahu kalian." ucap Alexa.

"Tapi kenapa tidak menghubungi kami? Kau kan bisa telfon atau mengirim pesan." ucap Avery.

"Handphoneku sempat rusak kemarin, jadi aku tidak dapat menguhubungi kalian." ucap Alexa berbohong, walaupun hatinya tidak ingin berbohong tapi apa boleh buat.

"Tapi kemana saja kau selama 3 minggu ini? Bahkan hampir 1 bulan." tanya Jacob.

"Aku ada urusan keluarga kemarin, dan itu mendadak jadi aku harus pergi secepatnya. Maafkan aku." jawab Alexa.

"Baiklah kami memaafkanmu, kami hanya khawatir dengan keadaanmu." ucap Dylan.

Tiba-tiba Avery, Amy dan Hailey memeluk Alexa. Melihat itu Dylan dan Jacob pun memeluk Alexa juga.

"Hey sudahlah aku tidak apa-apa, buktinya aku ada disini sekarang dan maafkan aku membuat kalian khawatir." ucap Alexa membalas pelukan teman-temannya.

Setelah beberapa menit berpelukan, mereka pun melepas pelukannya dan tersenyum.

"Bagaimana untuk menebus kesalahanku aku traktir kalian Starbucks hari ini." ucap Alexa.

"Agree." ucap mereka bersamaan, membuat Alexa terkekeh.

Mereka pun pergi ke Starbucks dekat sekolah, bercanda gurau.

****In another place****

"Kumohon lepaskan aku, aku berjanji tidak akan mengatakan pada siapapun." ucap seorang gadis sambil menangis dengan keadaan terikat diatas meja operasi.

"Diam!!!" ucap seorang laki-laki bertato naga di pergelangan tangannya.

"Bosku akan menyukaimu." ucap lelaki itu sambil mengelus pipi gadis manis tak berdaya itu.

Gadis itu hanya bisa menangis meratapi nasibnya.

"Baiklah cepat kerjakan!!" ucap laki-laki itu pada beberapa anak buahnya, lebih tepatnya beberapa dokter dan suster.

Dokter dan suster tersebut hanya mengangguk mendengar perintah yang diberikan.

"No, no, no. Pleasee don't, pleasee let me go. Don't do this to me. I'll do anything." ucap gadis itu memohon air matanya sudah hampir habis.

"I'm sorry I have to do this." ucap salah satu dokter.

"Awwww!!!!" teriak gadis itu sekencang-kencangnya saat sebilah pisau menusuk dadanya.

Unexpected Girl [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن