Chapter tujuh

1.7K 63 4
                                    

A/N: Sorry, typo everywhere...

Kring... kring... kring...

"Anjel ayo kita kembali ke kelas."ucap Maysita.

"May, panggil aku Rachel! jangan panggil aku Anjel lagi!"ucap Rachel.

"Maaf aku lupa Njel- maksudku Rachel. Aku masih terbiasa memanggilmu seperti itu."jawab Maysita.

"Ya, baiklah ayo kita ke kelas."ucap Rachel seraya berdiri bersama Maysita berlalu meninggalkan kantin menuju kelas.

Setelah meninggaljan kantin dan melewati taman belakang, mereka melihat seorang siswi yang sedang menangis dipohon besar di taman belakang tersebut. Pohon itu adalah pohon yang sama yang pernah di kunjungi oleh Anjel saat ia di tolak dulu oleh sang pangeran sekolah. Siapa lagi kalau bukan Rafi.

Melihat hal itu, Rachel mengajak Maysita untuk menghampiri siswi itu.

"Hai, kamu kenapa menangis di sini?"tanya Rachel lembut kepada siswi yang menangis itu.

"Hiks... hiks... aku- aku mena- gis hiks... karena hiks... Rafi."jawab siswi tersebut sambil sesenggukan.

"Rafi?"tanya Rachel.

"Ya, aku baru saja menyatakan perasaanku kepadanya saat ia keluar dari kantin dan dia menolakku."jawab siswi itu dan sudah berhenti menangis.

"Jadi kau menangis hanya karena ditolak oleh seorang Rafi."sahut Maysita.

"Kenapa kau menangis hanya karena cowok playboy seperti Rafi itu. Air matamu tidak pantas ditumpahkan untuk lelaki seperti itu."ucap Rachel.

"Tidak. Aku tidak menangis karena ditolak. Aku sadar bahwa Rafi tidak mau dengan cewek sepertiku. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku saja agar aku bisa merasa lega. Aku terima dia menolakku. Tapi dia menolakku dan mempermalukanku didepan siswa- siswa dan siswi- siswi di koridor. Dia... hiks... menghina orang hiks... tuaku. Aku terima saja.. hiks... dia menjelekkanku tapi aku tidak... hiks... ingin dia menghina orang tuaku."ucap siswi tersebut sambil menangis kembali.

"Rafi. Lagi- lagi dia menyakiti hati seseorang lagi. Kenapa dia begitu jahat."ucap Maysita.

"Ya sudahlah, biarkanlah dia sendiri yang kena karmanya. Sebaiknya kita cepat masuk kelas karena bel sudah berbunyi dari tadi."ucap Rachel sambil membantu siswi tadi berdiri.

"Terimakasih ya."ucap siswi tersebut kepada Rachel dan Maysita."Oh iya perkenalkan namaku Shafira Reswary. Nama kalian siapa?"tanya siswi tadi yang ternyata bernama Shafira.

"Namaku Rachel Ananta Liana. Panggil aja Rachel."ucap Rachel bersahabat.

"Rachel, uhm baiklah."ucap siswi tersebut."oh iya bukannya kamu siswi baru yang sedang dibicarakan seluruh siswa- siswa dan siswi- siswi di sekolah?"tanya siswi tersebut.

"Benarkah?"ucap Rachel sambil menyeringai kecil.

"Ya. Ternyata yang dibicarakan oleh mereka semua memang benar, bahwa kamu memang cantik dan memiliki sifat yang sangat baik dan ramah serta murah senyum."ucap Shafira.

"Terimakasih. Oh iya dan perkenalkan ini temanku Maysita Alidya Listy."ucap Rachel memperkenalkan Maysita.

"Panggil saja Maysita."ucap Maysita bersahabat.

"Baiklah. Kalau nama panggilanku Shafira. Atau kalian juga bisa memanggilku Fira."ucap Shafira.

"Baiklah. Kami duluan ya."ucap Rachel.

"Ya."jawab Shafira.

Setelah itu Rachel dan Maysita berlalu menuju ke kelas mereka dan Shafira juga berlalu ke kelasnya tetapi berbeda arah.

.

-Di samping itu-

"Parah lu Raf. Lukan bisa nolak dia tanpa harus mempermalukannya. Apa itu menjadi kebiasaan lu kalau lu menolak perasaan seseorang, huh?"ucap Iqbal serius.

"Lu ngapa sih bal? Kok lu aneh gini sih? Kan gue udah biasa gini."ucap Rafi jengah.

"Gue bukannya aneh tapi gue peringati elu Raf. Lu makin keterlaluan sama orang- orang yang nyatain perasaannya ke elu. Lu menolak merekaa di depan seluruh murid sekolah."ucap Iqbal dengan nada suara yang naik satu level.

"Gue menolak mereka kan karena gue gak suka sama mereka."ucap Rafi.

"Iya kalau lu tolak mereka dengan baik- baik. Ini, lu tolak mereka dengan kasar dan elu mempermalukan mereka. Gimana perasaan mereka, huh."ucap Iqbal dengan nada suara yang tinggi.

"Elu nih kenapa sih? Kenapa lu jadi belain mereka. Apa lu suka sama mereka yang menyatakan perasaannya ke gue, huh?"ucap Rafi mulai terpancing emosi.

"Gue bukan suka sama mereka tapi gue cuma ngingetin elu Raf. Lu udah buat hati mereka hancur karena lu telah mempermalukan mereka. Apa lu gak pernah dengar kata-kata bahwa "Do'a orang- orang teraniaya akan dikabulkan do'anya oleh Tuhan" apa lu gak pernah dengar? Apa yang lu lakukan ke mereka itu semua pasti ada balasannya. Dan gue sebagai teman lu yang gak mau temannya kenapa- kenpa cuma bisa ngengetin elu aja sebelum lu bersikap terlalu jauh. Tolong lu pikirkan kata-kata gue ini. Gue pergi dulu. Gue ada urusan sebentar."ucap Iqbal panjang menasehati Rafi. Lalu Iqbal berlalu pergi meninggalkan kelas.

Rafi terdiam. Dia mulai memikirkan perkataan Iqbal tadi. Perkataan Iqbal ada benarnya. Bisa saja sikapnya yang seperti itu akan membawa malapetaka bagi dirinya. Tapi-

"Sebaiknya elu dengerin kata-kata Iqbal Raf. Gue memiliki firasat yang sama dengan Iqbal, Raf."ucap Ikhsan yang dari radi memperhatikan pertengkaran Rafi dengan Iqbal.

.

Terlihat seorang siswa berperawakan tinggi berjalan sambil memainkan Hp-nya. Dan dari arah samping terlihat siswi yang mengucek- ngucek matanya karena sehabis menangis. Tanpa mereka sadari mereka saling tertabrak.

Brukk...

"Maaf- maaf saya tidak sengaja."ucap siswi yang menabrak siswa yang memainkan Hp-nya tersebut.

"Yah, tak apa. Apa kau tidak apa- apa?"ucap siswa ramah.

"Aku baik- baik saja. Oh, bukannya kau Iqbal teman se-gengnya Rafi?"ucap siswi tersebut.

"Humm"gumam Iqbal.

"Perkenalkan aku Shafira Reswary."ucap Shafira sambil tersenyum kepada Iqbal. "Kau sepertinya orang yang sangat bersahabat. Beda dengan temanmu si Rafi itu."ucap Shafira lagi.

"Apakah terlihat seperti itu?"ucap Iqbal ikut tersenyum.

"Ya"ucap Shafira sambil menjulurkan tangannya ke Iqbal.

"Baiklah. Aku Iqbal, Iqbal Radigantara."ucap Iqbal hangat sambil membalas jabatan tangan Shafira.

Saat tangan Iqbal menyentuh tangan shafira, muka Shafira menjadi memerah dan melihat hal itu, Iqbal melepaskan tangannya dari tangan Shafira.

"Kalau begitu aku permisi dulu. Aku ingin kembali ke kelasku."ucap Iqbal.

"Baiklah aku juga harus kembali ke kelasku. Sampai jumpa."ucap Shafira sambil berlalu pergi dengan sedikit berlari ke kelasnya.

Iqbal pun juga harus bergegas menuju kelasnya kembali, karena gurunya akan masuk ke kelasnya sebentar lagi.

Tanpa mereka sadari, ada dua orang yang berbeda tempat sedang memperhatikan kejadian itu dari awal.

TBC

.

.

.

.

.

Hai readers... jumpa lagi... semoga kalian menikmati cerita ini...

Terimakasih banyak semuanya...

Oke... I love you All...

Keep reading ya...

See you next chapter guys...

Akan Ku Buat Kau Jatuh Cinta Kepada KuWhere stories live. Discover now