Part 10

30.8K 2.4K 287
                                    

Yang mau baca sambil dengar music bisa play video ini ya:

###

"Kenapa kamu bertanya hal itu, Mona?" tanya Bunda.

Violeta terdiam sejenak. Ia tidak mungkin berkata jika ia ingin tahu alasan orangtuanya lebih memilih membuang dirinya. Ia tidak mungkin memberi tahu Bunda, jika ia ingin tahu penyebab ia bisa berada di tempat ini. Ia tidak mungkin memberitahu Bunda, jika ia ingin tahu alasan ibunya tidak mengaborsinya dulu.

Bunda Wilya menghela napasnya. Sudah saatnya ia memberitahu sebuah kebenaran pada Violeta. Sebuah kebenaran yang selama ini sangat takut ia ungkapkan. Ia menaruh piring di meja. Ia mendekatkan posisi duduknya dan menggenggam tangan Violeta.

"Mona, maaf kalau selama ini Bunda merahasiakan sesuatu padamu....Sesungguhnya, Ibumu-lah yang meminta Bunda untuk merahasiakannya. Namun Bunda rasa ... sudah saatnya kamu mengetahui hal ini."

Bunda Wilya menatap mata Violeta. Sangat terlihat kalau Violeta tidak mengerti, apa yang sebenarnya sudah dirahasiakan oleh sang Bunda.

"Kamu ... kamu tidak pernah ditemukan di pinggir jalan. Ibumu melahirkan dirimu di sini, di panti asuhan ini," ucap Bunda.

Violeta sontak terkejut mendengar ucapan Bunda. Hingga ia berusia dua puluh empat tahun ini, Violeta hanya tahu kalau dirinya ditemukan di pinggir jalan. Doktrin itulah yang terkadang membuat ia terkadang dihantui oleh rasa tertolak. Rasa yang membuat ia merasa tidak layak dan tidak diterima oleh orang-orang di sekitarnya.

"Ibumu bernama Yoleta. Ia tumbuh besar di panti asuhan ini juga. Ibumu sempat keluar dari panti setelah lulus SMA, namun dua tahun kemudian ia memutuskan untuk kembali dan bekerja di panti asuhan ini. Itulah pertama kali Bunda bertemu dan berkenalan dengan Ibumu. Bunda baru mulai bekerja di panti ini beberapa bulan sebelum Ibumu kembali."

"Bu-Bunda...."

Tidak, itu tidak mungkin. Apakah aku benar-benar tidak dibuang oleh Ibu?

Bunda dapat melihat tatapan tak percaya yang terpancar dari mata Violeta. Hanya sebuah anggukan kecil dan belaian di wajah Violeta yang diberikan Bunda untuk memberikan kepastian.

"Usia kami yang hanya berbeda dua tahun, membuat Bunda dan Ibumu berteman dekat sejak saat itu. Beberapa tahun kemudian, yang Bunda tahu Ibumu putus dengan kekasihnya. Setelah putus, Yoleta baru menyadari kalau kamu sudah tumbuh di dalam rahimnya. Ia berusaha merahasiakannya dari kami semua. Saat itu Bunda tahu tentang kehamilannya saat perutnya sudah membesar. Bunda curiga karena Ibumu selalu memakai baju dan jaket longgar sepanjang hari.

"Saat itu Yoleta sempat histeris dan menolak saat Bunda mendesaknya untuk meminta pertanggungjawaban. Namun saat Bunda tahu alasan Ibumu memutuskan hubungan dengan kekasihnya, Bunda tidak tega lagi untuk memaksanya. Yoleta ... memutuskan hubungan dengan Ayahmu karena orang tua Ayahmu yang tidak menyetujui hubungan mereka. Status Ibumu sebagai yatim piatu dirasa tidak layak oleh keluarga itu."

Bunda Wilya menarik napasnya. Ia menatap jemari Violeta yang ada di genggamannya.

"Pihak pengurus panti akhirnya mengetahui hal itu. Walaupun mereka kecewa pada Ibumu, namun mereka tetap menerima Yoleta dan mengizinkannya untuk tetap tinggal di sini. Melihat Yoleta melalui kehamilannya seorang diri, seringkali membuat Bunda merasa tidak tega."

"Beberapa kali Bunda kembali berusaha membujuk Ibumu agar memberitahukan kehamilannya pada Ayahmu, namun ia tetap bersikeras pada keputusannya. Hingga akhirnya kamu lahir di dunia ini. Bunda masih sangat ingat wajah bahagia Yoleta kala itu. Ia terus menangis dan tersenyum di saat yang bersamaan. Bunda bersyukur, karena kamu telah kembali membawa senyum kebahagiaan padan—"

VioletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang