Part 1

51.7K 3.1K 280
                                    

Note: Media ~ Violeta Diamona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: Media ~ Violeta Diamona

###

Seorang perempuan berdiri di depan sebuah gedung besar. Di tangannya ia memeluk sebuah map. Wajahnya tampak sangat gugup. Bagaimana tidak, gedung di hadapannya merupakan gedung milik sebuah perusahaan besar yang menduduki peringkat nomor dua di Indonesia, Easton Company.

Violeta Diamona yang kini menginjak usia dua puluh empat tahun, hendak melamar pekerjaan di perusahaan itu. Sesungguhnya Violeta sudah beberapa kali melamar pekerjaan sejak kontrak kerjanya dengan perusahaan sebelumnya selesai. Perusahaan tersebut tidak berminat untuk memperpanjang kontrak Violeta, walaupun kinerjanya di sana terbilang baik. Kini, Violeta harus kembali mencari pekerjaan baru untuk membiayai hidupnya.

Sudah enam perusahaan yang Violeta datangi untuk melamar pekerjaan, namun semuanya menolak dengan berbagai alasan. Violeta tidak bodoh, justru ia beberapa kali meraih predikat cumlaude saat kuliah. Namun seluruh perusahaan tersebut menolak, bahkan sebelum melihat ijazah dan CV -nya.

Salah satu perusahaan menolaknya karena ia dinilai tidak akan mampu bergerak cepat, ada juga yang beralasan jika kantornya memiliki empat lantai namun tidak memiliki tangga hingga mereka tidak ingin terjadi apa-apa pada Violeta, di perusahaan terakhir, ia ditolak karena fisik Violeta yang besar tidak memenuhi kriteria mereka, yaitu memiliki fisik dan penampilan menarik. Violeta memang gemuk, ia memiliki tinggi 165 cm dengan berat 104 kg. Semua perusahaan itu menolak dengan alasan yang berbeda, namun intinya sama, yaitu fisik. Mungkin memang zaman sudah berubah, tidak lagi kemampuan dan karakter yang menjadi tolak ukur, tapi fisik dan penampilan.

Violeta hanya bisa menerimanya. Bahkan ia sudah biasa diperlakukan seperti itu. Tubuhnya yang gemuk sejak kecil membuatnya selalu dihina oleh teman-temannya. Beranjak SMP, Violeta lebih memilih menyendiri karena dikucilkan oleh teman-temannya. Bohong kalau ia tidak merasa kesepian, bohong kalau ia tidak merasa sedih. Tapi Violeta hanya berpegang pada ucapan Bundanya, "Bahkan batu yang tampak tak berharga dapat berubah menjadi berlian yang indah".

Violeta tidak memusingkan hinaan orang akan tubuh gemuknya. Yang terpenting ia harus menujukkan bahwa dirinya lebih baik dibandingkan dengan perempuan yang cantik fisik. Itulah sebabnya ia belajar dengan giat selama ini. Mungkin fisiknya boleh gemuk dan menjadi celaan banyak orang, tapi Violeta memiliki kecerdasan dan karakter yang baik.

Sayangnya di dunia nyata orang lebih mementingkan fisik yang cantik dan seksi ketimbang karakter dan kecerdasan. Violeta tidak mau ambil pusing. Jika ia harus ditolak berkali-kali, maka ia harus tetap berusaha mencari hingga ada perusahaan yang mau menerimanya. Violeta yakin masih ada perusahaan yang mementingkan kecerdasan dibandingkan fisik.

"Permisi, apakah saya bisa bertemu dengan bagian HRD?" tanya Violeta yang seorang wanita yang duduk di meja melingkar yang ada di Lobby.

Perempuan itu tampak menilai penampilan Violeta saat ini. Violeta tidak terlalu ambil pusing dengan tatapan wanita itu. Dipandangi seperti itu sudah biasa bagi Violeta.

VioletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang