Cinta Ini Membunuh Gue (63)

6.8K 489 24
                                    

"Pagi Mami Papi", Zira mencium pipi Riana dan Winoga bergantian. Saat ini Zira tinggal di jogja bersama Riana dan Winoga yang memilih untuk menetap dikota pelajar ini.

"Sudah siap dihari pertama kuliah sayang?", tanya Riana kepada Zira yang sedang mengoleskan rotinya

"Siap dong. Siap gak siap harus siap sih hihi", kekehnya.

"Kenapa gak ambil di London aja sih Zir"

"Piii", ucap Riana mengingatkan.

"Kan Papi cuma nanya Mi"

"Zira masih mau menikmati menuntut ilmu disini Pi. Udah ya Zira mau berangkat dulu ntar telat hehe", Zira langsung berdiri dan menyalami kedua orang tua angkatnya itu.

"Hati hati sayang"

"Siap Mi"

"Mobilnya sudah siap non"

"LOH BENIII", pekik Zira girang.

"Halo Zira how are you?"

"Lo kemana aja Ben. Baru muncul", rengut Zira.

"Duh duh sini peluk", Beni merentangkan kedua tangannya dan langsung disambut Zira.

"Lo kemana sih selama ini?"

"Kenapa? Hidup lo berat ya gak ada gue?"

"Beban kali ah berat", dengus Zira.

"Dah ah anterin gue ngampus hari ini"

"Siap Non"

Zira mengeleng jengkel. "Beni-"

"Sekali lagi lo panggil gue non, gue mogok ngomong"

"Ih tu tau? Masih ingat aja lo"

"Iya dong. Silahkan tuan putri", Beni membuka pintu mobil untuk Zira.

Setelah bercerita panjang lebar tentang kepergian Beni selama ini. Zira akhirnya mengerti kemana asisten pribadinya itu selama ini.

"Jadi lo dikuliahin Mami cuma untuk jadi asisten gue?", tanya Zira dengan polosnya.

"Yakali Zira gue dikuliahin cuma buat jadi asisten lo. Lo kan udah ada si Kimi"

"Kimi? Oiya kemana ya dia sekarang. Dia kan gue suruh liburan udah nyampe belum ya dianya dibali?", ucap Zira yang teringat akan nasip asistennya itu.

"Mana gue tau."

"Ah udahlah nanti aja mikirin Kimi. So? Lo gak mau jadi asisten gue lagi nih?", tanya Zira sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gue sih mau-mau aja. Tapikan, gue dikuliahin mahal-mahal buat bantuin Igo ngurusin perusahaan orang tua lo. Lo sih gak mau megang perusahaan orang tua lo."

"Lo gila? Gue harus megang perusahan Mami Papi yang bejibun itu? Belum lagi perusahaan Papa gue. Bisa gila gue Ben. Botak seketika gue kayak profesor karna kebanyakan mikir", rutuk Zira.

"Lo botak? Masih cantik deh kayaknya Zir"

"Ogah dah. Punya cowo botak aja gue ogah apa lagi guenya yang botak"

"Yakin gak mau punya cowo botak?", goda Beni dengan menaik turunkan alisnya.

"Yakinlah mendingan gue punya cowok brewokan dah dari pada botak."

Beni melirik Zira sejenak. "Tumben lo mau yang brewokan dulu katanya gak mau dua duanya kalo disuruh milih."

"Sebenarnya sih gak mau dua duanya. Tapi mendingan brewokan deh kayaknya"

"Gitu?", ucap Beni sambil mengangguk-anggukan kepalanya seolah mengerti.

"Disinikan kampus lo?"

Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang