Kado Indah dari Tuhan (34)

8K 556 10
                                    

"Tamat SMA kamu lanjut kuliah dimana Zir?", tanya Fina penasaran.

Keduanya sedang berada disalah satu restoran yang ada di Mall ini. Setelah sekian lama belanja dan berkeliling Mall keduanya kelelahan sendiri dan memutuskan untuk mengisi energi mereka.

Zira yang sedang mengunyah makanannya menoleh kearah Fina. "Kayaknya Zira gak kuliah Mom", ucapnya.

Fina pun hampir tersedak. "Serius?", tanyanya dengan mata melotot.

Zira menyesap minumnya. "Iya Mom. Zira emang dari dulu gak mau lanjutin kuliah dulu."

"Jadi kamu ngapain, atau Papa kamu udah jodohin kamu ya?", tanyanya penasaran

Zira yang sedang menyuapi makananya kedalam mulut hampir dibuat tersedak atas pertanyaan Fina. "Gak mungkin Mom. Papa bilang dia bukan tipe-tipe Papa pengekang anak", cengirnya.

Fina mengangguk. "Baguslah, kasian Fino kalo kamu dijodohin ntar patah hati dia", Zira pun tersenyum malu.

"Jadi rencananya kamu mau ngapain? Owh Mom tau, kamu mau kerja langsung disalah satu perusahaan Zigo ya? Atau perusahaan Winoga? Atau Riana?"

"Gak ketiga-tiganya kok Mom", Zira mengelap mulutnya dengan anggun.

"So? Kerja di perusahaan Mommy mau gak?", tawarnya.

Zira terkekeh. "Aduh Mom makasih banget, tapi belum waktunya Zira kerja di kantoran"

"Jadi dimana dong?"

"Ehm, sebenarnya Zira dari dulu pengen jadi penyanyi Mom. Dari kecil Mami masukin Zira ke tempat les musik juga."

Fina mengangguk dan tersenyum penuh arti. "Bakat Seyra emang ngalir didarah kamu Zir", ucapnya lembut.

Zira pun terkejut. "Mama juga suka Musik Mom?"

"Iya, Mama kamu itu the best soal musik. Dari mulai suaranya yang keren dan main alat musik apa aja, dia bisa."

Zira tersenyum kagum mendengar cerita tentang Mamanya yang sampai sekarang belum pernah ditemuinya.

"Kapan ya Zira ketemu Mama? Zira pengen banget bisa duet sama Mama", ucapnya dengan senyuman sendu.

Fina mengelus lengan Zira dengan lembut. "Mama kamu pasti kembali kok Zir"

"Semoga saja Zira bisa ketemu Mama"

•••

"Hai Pa, tumben cepat pulang", Zira memasuki rumahnya dengan bawaan yang sangat banyak ditentengnya.

"Sini dulu sayang", ucap Zigo sambil menepuk-nepuk kursinya.

Zira meminta bantuan pembantunya untuk membawakan belanjaannya.

"Ada apa Pa?"

"Begini Zira, tadi Papa sudah mencari universitas terbaik. Sekarang kamu tinggal pilih aja mau masuk universitas dimana", Zigo memberikan brosur-brosur universitas terbaik ke Zira.

Zira hanya melirik dan menatap Zigo dengan lembut. "Pa, Zira gak mau kuliah dulu boleh gak?"

"Kenapa?", tanya Zigo terkejut.

"Zira mau ngejar impian Zira jadi penyanyi Pa. Boleh ya Pa?"

"Tapi, kan kamu bisa nyanyi sambil kuliah. Lagian Papa yakin kamu bisa kok kuliah sambil jadi penyanyi."

Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang