Kenyataan dan Pengakuan (50)

6.3K 517 31
                                    

"Thanks Cello. Gak mampir dulu?", tawar Zira.

Cello menatap jam tangannya. "Makasih deh Zir lain kali aja. Gue ada rapat nih bentar lagi"

Zira mengangguk mengerti. "Yaudah hati hati Cel", Zira pun menutup pintunya dan mobil Cello berjalan meninggalkan pelataran rumah Zira.

"Ya Tuhan Seyra. Kenapa lo larang Zira buat suka sama Fino?"

"Kak, lo itu spupu gue-"

"Seyra, denger gue. Nyokap lo sama nyokap gue itu gak ada hubungan darah sama sekali, kalo yang lo takutin itu karna kita ada ikatan darah"

"Bukan-bukan itu. Gue tau itu, dan gak perlu diperjelas. Bagi gue, lo itu saudara gue terserah mau ada ikatan darah atau gak. Tapi bagi gue lo saudara gue sampai kapan pun"

"Terus? Kenapa lo ngelarang anak lo buat lupain perasaannya ke anak gue?"

"Jadi maksutnya aku bukan spupu kandung Fino?", tanya Zira yang berdiri diambang pintu.

Fina dan Seyra yang sedang duduk disofa membelakangi Zira langsung menoleh kearah Zira.

"Kamu udah pulang sayang", ucap Seyra menghampiri anaknya dan memeluknya. Zira hanya diam, tak membalas pelukan Seyra.

"Ma jelasin ke aku. Maksutnya apa? Jadi aku bukan saudara kandung Fino?", tanya Zira saat Seyra melepaskan pelukannya.

"Zira-"

"Ma jawab aja pertanyaan aku", ucap Zira sedikit membentak Seyra.

"Iya, Zira kamu sama Fino itu bukan spupu kandung. Kalian gak ada ikatan darah sama sekali.", jawab Fina yang sedari tadi diam.

•••

"Selamat Siang. Mba Zirana? Ini beneran mba Zirana?", tanya sang resepsionis dengan takjub.

Zira hanya mengangguk sopan.

"Mba mau cari siapa ya?", tanyanya.

"Defino Werzagio", jawab Zira datar. Beberapa pegawai memandangi Zira dengan penasaran kenapa sang penyanyi terkenal bisa ada di kantor mereka.

"Apa Mba Zirana sudah membuat janji?"

Zira menghela nafasnya kasar. Ia pun menatap sang resepsionis dengan kesal. "Bilang sama Fino. Kalo Zirana Geraldan spupu tercintanya disini."

"Tapi mba-"

"Yaudah gue masuk sendiri aja", Zira pun berjalan menuju lift tapi langsung ditahan seorang satpam.

"Don't touch me!", geramnya dengan memandang sang satpam sinis.

Susah jadi artis, gak bisa maki-maki orang, batinnya kesal.

"Saya ingin bertemu spupu saya. Apa salah?", tanya Zira kepada sang satpam.

"Tapi, maaf Mba sebelumnya tidak ada yang tau mba Zirana spupunya Pak Defino."

"PRISCA", teriak Zira saat Prisca memasuki kantor Fino.

"Selamat siang Non Prisca", sapa sang Satpam.

Prisca pun tersenyum lembut. "Loh Zir,
Lo kok disini?"

"Gue mau ketemu Fino. Yuk anterin gue", Zira pun menarik pergelangan tangan Prisca.

Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang