Sekat Tak Terlihat (26)

7.2K 598 18
                                    

"Zir Zira", panggil Meina yang berusaha mengimbangi Zira yang terus berlari sambil menelfon seseorang.

"Ziraaa Zira", panggil Meina lagi. Saat sebuah mobil berhenti tepat didepan Zira. Zira berhenti dan menoleh kearah Meina.

"Gue masih sanggup Mei. Gue butuh sendiri dulu. Maaf gue gak bisa nganter lo pulang.", ucapnya yang masih memikirkan Meina.

"Lo yakin gak apa apa?", tanya Meina khawatir.

"Gue gak apa apa", ucapnya sambil memaksakan menyungingkan senyumnya. Meina pun memeluk Zira tanpa izin.

"Jangan pernah ngerasa sendiri, gue selalu ada buat lo", bisiknya sambil menepuk punggung Zira pelan. Zira mengangguk.

"Lo hati-hati pulangnya", ucap Zira dan berlalu masuk kedalam mobil yang sudah menjemputnya.

"Lo kenapa?", tanya asisten pribadi Zira.

Zira menggeleng. "Anterin gue kesalon biasa. Gue mau makan malam dengan Papi Mami kata mereka ada yang mau dikenalin", ucap Zira mengalihkan. "Oiya terus lo ambilin baju gue ya dibutik biasa", perintahnya.

"Siap Miss Zira", ucap Beni dengan nada meledek.

"Stop It gue lagi gak mood"

Beni terkekeh geli melihat bosnya ini. "Denger denger ada kabar burung tadi ada yang ditembak", godanya lagi.

Zira melirik sinis ke arah Beni yang cengengesan menggodanya. "Mau mati lo", ancamnya.

"Beuh sadis. Tuh cowok kemana kira-kira ya abis nembak lo terus pergi. Atau jangan-jangan dia..", ucap Beni menggantung.

Dengan kesal Zira menarik rambut Beni dengan kasar. Beni yang sedang mengemudi mobil hanya tertawa tanpa beban. Untung mereka sedang dijalan sepi jadi mobil mereka tak masalah kalau oleng begini.

"GUEEEE BENCIIIII BENCIIIIII ARGHHH", Zira masih saja terus menarik narik rambut Beni.

"LO GAK TAU PERASAAN GUE BANGSAT GAK TAU!", teriaknya lagi yang belum puas juga menarik rambut Beni.

Setelah capek menarik rambut Beni yang licin akibat pomade yang dipakainya, Zira beralih memukul lengan Beni.

"JANGAN PERNAH TEMUI GUE LAGI!"

Buk buk buk

"GUE BUNUH LO! GUE SANTET KALO PERLU GUNA GUNAAAA LO FINO BANGSAAATTT!", teriaknya yang terus memukul tubuh Beni.

Beni yang dipukul hanya diam dengan santainya tanpa merasa sakit sedikit pun ia malah bersenandung kecil.

"Bukannya guna-guna sama santet sama?"

"Tauk deh", ucap Zira ngos ngosan dan menghempaskan tubuhnya di bangku yang Ia duduki.

"Dah puas?", tanya Beno.

Zira menggeleng. "Gue puasnya kalo bisa masukin mobil ini kejurang", ketusnya.

Beni bergidik ngeri. "Lo aja deh gue keluar", ucapnya ngeri.

•••

"Bisa cepetan dikit gak sih Ben?", desak Zira.

"Miss Zira yang terhormat. Lo liat sendiri aja ini macet kalo bisa ni mobil berubah bisa terbang udah gue ubah kali Miss", ucapnya.

Zira terus memandang ponselnya. Tiba-tiba ponselnya berdering dari sang Mami.

"Halo Assalamualaikum"

"Walaikumsalam sayang kamu dimana? Jadi kesini kan?"

"Iya Mi nih Zira sama Beni dijalan macet Mi. Sabar ya, Mami duluan aja makannya."

Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang