DuoIdeh: Padang (45)

7.2K 472 16
                                    

"Jadi maksutnya apa Bang?", tanya Fino yang duduk di pondok kecil yang terletak dihalaman rumah Dilon dan Meina.

Meina udah menikah sejak dua tahun yang lalu dengan Dilon-lelaki yang dijodohkan orang tuanya dan sekarang Meina tinggal di Jambi bersama suami dan anaknya yang baru berumur satu tahun.

"Ya yang kayak gue bilang. Mungkin Zira mau lo nikahin dia", jawab Dilon sembari menjalankan catur yang mereka maini.

"Jadi gue harus ngelamar dia gitu sekarang?"

"Lo yakin secepat itu mau ngelamar dia? Pernikahan bukan hal yang main-main Fino", nasihat Dilon.

"Tapi, gue kan cinta sama dia lagian dia juga cinta sama gue. Bukannya menikah hanya didasari sama cinta?"

"Begitu?", ucap Dilon sambil tersenyum tipis.

"Terus, apa kabar gue sama Meina kalo menikah cuma bisa didasarkan cinta?", ucap Dilon.

Fino pun meringis kearah Dilon. "Kalo kalian kan beda"

"Jadi intinya lo belum tau tentang menikah."

"Terus apa bedanya gue sama Meina? Dia juga belum ngerti nikah tapi lo nikahin dia kan?"

"Jadi lo mau disamain dengan perempuan?", tanya Dilon.

"Maksut lo?", Fino pun dengan bingung menatap Dilon.

"Lo itu laki-laki kan?", Fino pun mengangguk cepat. "Berarti lo Imam dong bukan makmum?", dan Fino pun mengangguk lagi. "Imam itu pemimpin dia yang mengarahkan bukan diarahkan. Kalau lo samain diri lo dengan Meina ya beda lah, lo itu Imam sedangkan Meina itu makmum. Wajar kalo Meina gak ngerti dan gue sebagai Imamnya membuat dia mengerti. Kalo lo gak ngerti, masa iya Zira yang ngajarin lo supaya ngerti?"

"Tapi, Zira pernah kok ngajarin gue sampe ngerti."

"Ngajarin apa?"

"Pelajaran sekolah"

"Aduh beda dong Fino. Ternyata pengetahuan lo tentang hidup dikit banget ya. Seharusnya lo berkelana dulu biar tau hidup itu sebenarnya gimana"

"Ah lu bang. Bingung gue ngomong sama lu belibet.", rutuk Fino.

"Sekarang gini aja deh gue kasih tau arti dari ucapan Zira. Intinya Zira niatnya baik, dia gak mau lo sama dia pacaran karna dia tau selain pacaran itu dosa dan gak pasti ujungnya gimana, dia lebih mutusin buat nolak lo. Dan nantinya dia cuma mau satu hal kalo berhubungan yaitu nikah! Karna saat lo nikah dengan seseorang berarti lo diizinkan Tuhan berjodoh dengannya didunia. Ngerti?"

"Masa iya, gitu?"

Dilon pun mendengus kesal. "Terserah lu deh. Tapi, kalo lo terus maksa nembak dia gue yakin dia bakal ngejauh dari lo."

"Kalo gue maksain nikah sama dia?", tanya Fino.

Dilon pun mengedikkan bahunya. "Gak tau lo belum nyoba kan? Tapi, saran gue jangan lo coba sekarang."

"Lah gimana sih lu bang", protes Fino kesal.

"Lo belum siap jadi Imam bro. Nikahin anak orang bukan cuma masalah nanggung hidupnya aja didunia, diakhirat juga bro. Surga mereka bukan ditelapak kaki ibu mereka lagi tapi telapak kaki kita sebagai suami", jelas Dilon.

Fino pun terdiam berfikir mencerna ucapan Dilon.

"Yaudah gue mau kedalem ambil kopi buat kita", ucap Dilon yang berjalan kedalem rumah.

"Fino", panggil Zira yang menghampiri Fino yang duduk sendirian ditinggal Dilon beberapa menit yang lalu.

"Eh Zir sini duduk", ucap Fino yang tersadar saat Zira berdiri dihadapannya.

Salah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang