Chapter 8 : I am being so addicted to you...

8.2K 258 4
                                    

WARNING!!!

THIS CHAPTER FULL OF ADULTS CONTENT..., SKIP THIS PART IF YOU CAN'T HANDLE THIS...

***

            Matanya menatapku tajam penuh gairah, “Sebut namaku, Jack..,” pintaku sambil ibu jariku mengusap bibir bawahnya dengan lembut. Dia mendekatkan bibirnya ketelinga kiriku, “Evelyn.., aku menginginkanmu..,” ucapnya serak tertahan. Senyumku merekah. Kutolehkan sedikit wajahku untuk menatapnya, dan...pandangan kami bertemu. Hembusan napasnya menderu agak cepat, menerpa wajahku dan memberi penciumanku bau mint yang selalu kunantikan. Tangannya naik dan mendarat di pinggangku, merapatkan tubuhku ke tubuhnya. Tubuh kami hanya dibatasi oleh baju yang di pakai Jackson, itupun basah karena air dari shower yang terus mengucur. Kudengar degupan jantungnya yang tak kalah cepat dariku.

            Aku berdebar oleh sikapnya yang seperti takut-takut menyentuhku. Kutempelkan bibirku ke bibirnya, sebagai ijin dan pernyataan bahwa aku membutuhkan lebih. Ia menggigit bibir bawahku dengan lembut, mengulumnya dengan cara yang membuatku mengerang nikmat. Kuraih kepalanya lebih dekat. Lidahku menelusuk masuk dalam mulutnya, menari-nari bersama lidahnya yang juga menggodaku. Ciuman kami terasa basah ditambah air yang terus mengucur membasahi tubuh kami.

            Kali ini tangan kanan Jackson berada di punggungku, menarikku semakin lebih rapat lagi. Tubuh telanjangku bisa merasa setiap inci otot di tubuhnya, semakin menyulut gairahku yang sudah menyala-nyala. Tangan kirinya mulai bergerilya selagi kami saling berciuman, dia naik perlahan menuju dadaku, perutku yang rata serasa bergetar saat terkena sentuhan tangannya.

            Saat sampai di payudara kananku, Jackson menangkupnya dari bawah, meremasnya sedikit, kemudian memutar-mutarnya lembut. Aku menjauhkan bibirnya, “Ahh...Jacky..,” bibirnya kini beralih di leherku, memberi sentuhan menggairahkan di sekitarnya, remasan di payudara kananku semakin kuat membuatku mengerang hebat. “Jacky...please..,” aku memohon padanya, kenikmatan yang ia berikan, membuatku gila. “Evelyn..,” sebutnya lagi memanggil namaku. Ah, hal yang kurindukan selama ini. Tidak Eve! Jangan berpikir!

            Jackson menyeringai nakal melihat wajahku memerah menahan birahi yang menuntut di puaskan. Ia menyandarkan tubuhku di dinding kamar mandi. Menatapku yang begitu kehausan setiap sentuhannya. Kemudian bibirnya turun ke payudara kananku, membuatku menggelinjang, tangan kanannya juga turut mempermainkan payudaraku. Aku tak bisa menahan desahan nikmat yang melandaku saat ini.

            Bisa kurasakan jari tengahnya masuk menggoda kewanitaanku. “Ahhh..., Jacky...!” jarinya terus memutar-mutar membuatku menjerit kenikmatan. Sebuah klimaks akhirnya kudapatkan meskipun tanpa adanya coitus.

            Jackson memandangku yang sedang menikmati sisa-sisa orgasmeku, napasku yang tadinya begitu cepat perlahan semakin tenang dan teratur. Kubuka mataku. Pandangan kami bertemu lagi. Sebuah senyuman terukir di wajahnya. “Ayo, Eve...aku belum selesai..,” ujarnya dengan suara menggoda. Ia mematikan keran yang sedari tadi meneteskan air yang mengguyur tubuh kami, kulirik pakaiannya yang sudah basah. “Sebentar..,” ucapku sambil mulai membuka kancing kemejanya. Tajamnya pandangan Jackson dalam setiap gerakanku melepas bajunya, membuat aku merasa gugup. Saat semua kancing terbuka, kulepas kemejanya dengan gairah yang kembali hidup.

            Jackson bergerak agar aku bisa meloloskan kemejanya, wajah kami berdekatan dan akhirnya kembali berciuman. Sambil terus berciuman, kedua tanganku bergerak melepas retsleting celananya. Menurunkan semua celana yang ada kemudian menggunakan kakiku untuk benar-benar melepaskannya. Jackson tersenyum disela-sela ciumannya, mungkin merasa lucu karena tingkahku yang tidak sabaran.

Moonlight SonataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang