Extra Part : "Travelmoon"

9.4K 636 2
                                    

Senyum merekah Dira tidak lepas sejak pagi hingga malam menjelang. Gadis itu terlalu bahagia telah menjadi milik Revan sepenuhnya. Tidak peduli lelah Ia tetap bersemangat. Setelah acara pernikahan 'sederhana' keduanya telah siap melanjutkan perjalanan. Dira dan Revan memutuskan untuk pergi berbulan madu ke Lombok. Tempat di mana mereka kembali bertemu setalah terpisah di Spanyol.

"Kita tinggal di mana nanti?" Tanya Dira penasaran. Urusan bulan madu sepenuhnya diserahkan pada Revan. Tentu kali ini gadis itu tidak ingin perjalanan backpacker.

Keduanya sedang di Bandara, menunggu penerbangan menuju Lombok. Mereka menunggu di ruang tunggu sambil menahan kantuk. Sejak subuh keduanya sibuk menjalani prosesi pernikahan.

"Lihat nanti aja, aku sudah siapkan tempat spesial," Revan tersenyum menawan, membuat Dira meleleh. Bukan hanya Dira, bahkan gadis-gadis di ruang tunggu Bandara sejak tadi tidak melepas pandangan dari sosok Revan. Hal itu membuat Dira semakin merapatkan duduknya. Ia merangkul lengan Revan begitu posesif, seakan memberi pengumuman bahwa lelaki menawan itu miliknya.

"Aku nggak bakal hilang, nggak perlu dipegangin erat-erat," Revan mengusap sayang kepala Dira. Lelaki itu bahkan mencium kilat pipi Dira.

"I love you," bisik gadis itu. Girang, apalagi melihat wajah kecewa gadis-gadis yang mencuri pandang pada Revan.

Pengumuman untuk penumpang terdengar. Para penumpang antri menuju pesawat yang akan membawa mereka menuju pulau indah yang akan menjadi tempat menghabiskan waktu romantis berdua.

###

Hari sudah larut karena perbedaan waktu satu jam. Sebuah mobil Avanza hitam menjemput keduanya. Ternyata Revan menggunakan jasa travel agent untuk menyiapkan perjalanan bulan madu. Jadi lelaki itu tidak perlu repot, karena semua sudah disiapkan.

Gelap. Jalanan malam melewati by pass menuju kawasan wisata Senggigi memang hanya mengandalkan lampu jalan. Sementara samping kiri kanan adalah hamparan sawah luas tanpa penerangan.

Saat memasuki Kota, Dira dan Revan baru bisa melihat cahaya lampu bersinar, walau tidak seterang Jakarta. Tidak ada gedung pencakar langit yang berdiri berjejer. Jalanan bahkan ditumbuhi pohon-ponon besar seperti trembesi, kenari, waru, dan pohon besar lainnya. Dira dapat membayangkan, saat siang jalanan akan lebih teduh karena pohon-pohon tersebut.

Mobil kembali memasuki kawasan dengan minim pemukiman. Jalanan mulai menanjak dan turun, berkelok di samping bukit tebing yang mengarah pada pantai. Hingga sebuah tempat ramai wisatawan terlihat gemerlap.

"Ini Senggigi," ucap sopir memberitahu.

Dira sebenarnya pernah menginap di area ini. Tapi tidak pernah keluar saat malam. Ternyata ada banyak restoran, cafe, bahkan diskotik di wilayah tersebut. Mobil terus berjalan melewati senggigi. Jalanan kembali gelap dan kelokannya semakin tajam. Dira menoleh dan melihat Revan tertidur. Pantas saja tidak ada suara dari lelaki itu. Mungkin memang terlalu lelah hingga tidur pun nyenyak walau dalam perjalanan.

Sopir Travel memelankan laju mobil. Mereka memasuki kawasan hotel. Letaknya jauh dar pemukiman atau pun keramaian. Benar-benar tempat yang sangat pribadi.

"Revan, bangun," Dira mengguncang tubuh suaminya. Tidak sulit, karena lelaki itu memang gampang terbangun. Mungkin karena terbiasa harus bangun pagi atau mencuri waktu istirahat saat sedang bekerja.

Lelaki itu membuka matanya, memamerkan iris biru kesukaan Dira. Ia tersenyum lalu mengecup pipi gadis itu sekilas. Membuat Dira melayang, hatinya penuh kebahagiaan. Apalagi mengingat kini mereka saling memiliki satu sama lain.

Proses check in lancar karena memang sudah dipesan, dan ada pemberitahuan kalau mereka baru sampai malam. Seorang petugas hotel mengantar mereka memuju kamar yang dipesan. Melewati bungallow yang tersusun rapi, membentuk taman dengan latar suara ombak tenang. Dira berharap kamar mereka langsumg menghadap laut biru.

Ternyata kenyataan melebihi harapan. Dira ternganga melihat kamarnya menghadap laut dan mempunyai kolam renang pribadi. Lalu terdapat jacuzzi di kamar mandi yang desainnya seperti di luar dengan bebatuan kali menghias lantai. Kasurnya besar terlihat nyaman. Ada kelopak bunga mawar membentuk hati di atas sprei putih dan selimut kain etnic khas Lombok.

"Suka?" Tanya Revan sambil memamerkan senyum menawannya.

"Banget. Thank you," Ucap Dira senang. Ia memeluk Revan sekilas lalu berdiri di dekat jendela, memandang laut gelap. Hanya ada beberapa titik cahaya dari lampu pijar milik nelayan yang sedang melaut.

"Ini hadiah pernikahan dari sepupuku, namanya Sabrina. Tadi nggak bisa datang di acara kita karena sibuk. Dia itu punya tour and travel jadi gampang aja ngasih hadiah begini," jelas Revan.

"Kalo begitu, aku mau mandi dulu terus tidur. Capek banget seharian harus ngelayanin tamu undangan," ucap Dira sambil membuka kopernya.

Revan hanya tersenyum dan duduk di sofa dekat tv. Memandangi gerak-gerik Dira yang sedang sangat bahagia.

"Kamu nggak benar-benar langsung tidur kan? Nggak lupa sekarang malam apa?" Tanya Revan dengan sengaja. Ia tahu Dira sedang menutupi rasa malunya.

Dira menelan ludahnya. Mengingat sekarang mereka sudah resmi dan artinya tidak hanya sekedar tidur setelah ini. Gadis itu malu, lalu terburu-buru masuk ke kamar mandi. Mengunci pintunya rapat, takut jika sewaktu-waktu Revan menorobos masuk.

--------

Ada sedikit extra part nih. Terinspirasi dari klien pasangan honeymoon yang mintanya kamar pakai private pool, haha jadi saya ada tersebutlah sama Revan *Authornya numpang lewat nama*. Semoga terhibur dengan cerita super pendek ini, nanti kalau ada inspirasi dari klien saya yang lain bakal ditulis deh. Jangan lupa vote and comment, ya!

Traveller Couple ( Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang