"Broken Heart"

7.9K 646 6
                                    

Dira berjalan gontai di keramaian bandara. Setengah jam lalu gadis itu baru tiba di tanah air. Raut wajahnya kusut, berjalan tanpa tenaga. Tidak ada Dira yang selalu percaya diri dan riang. Saat ini Ia patah hati. Tidak sampai satu bulan, dua kali sudah gadis itu ditinggalkan.

Dari kejauhan Rian, sahabatnya dapat melihat Dira. Lelaki itu melambaikan tangan agar terlihat di kerumunan, tapi malah diacuhkan. Gadis itu melihat sahabatnya, tapi malas untuk membalas lambaian tangan.

"lemes banget lo, Dir," ucap Rian. Lelaki itu segera mengambil alih carrier yang diseret sahabatnya.

"Jangan banyak tanya," Dira cemberut sambil menatap kosong parkiran.

Rian menurut saja. Beruntung hari ini lelaki itu tidak punya jam mengajar, jadi bisa menjemput sahabatnya. Kemarin Dira mengirim pesan minta tolong jemput di bandara, karena Cacha sibuk, dan Zi masih di luar negeri. Sedangkan gadis itu tidak mau anggota keluarganya yang datang.

"Ke apartemen atau rumah?" tanya Rian ketika mereka sudah di mobil.

Dira menatap sahabatnya sendu, "aku nggak mau sendiri. Numpang di rumah kamu boleh?"

Rian menghela napas, melihat sahabatnya yang sekarang seperti mayat hidup. Pikirnya gadis itu bisa senang setelah berlibur. Tapi malah semakin sedih. Hilang ketegarannya menghadapi masalah.

Selama perjalanan, Dira tertidur. Ia lelah, kemarin seharian menangis di kamar hotel sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang. Gadis itu tidak sanggup lagi bepergian sendiri. Takut tiap langkahnya akan teringat Revan. Lelaki sialan yang dalam sekejap menjungkir balikkan hidupnya.

Rian yang baik memarkir mobil di depan rumah minimalis. Seorang wanita yang menggendong bayi satu bulan lebih, menyambut. Istri Rian itu hanya menatap suaminya, heran mengapa Dira ada bersamanya.

"Nanda, numpang dulu di rumah kamu ya. Aku nggak sanggup sendirian," ucap Dira. Gadis itu langsung masuk rumah sebelum pemiliknya. Bahkan dengan santai masuk ke kamar khusus tamu.

Dari dalam kamar Dira dapat perbincangan Rian dan Nanda. Suami istri itu bingung. Sampai malam tidak ada tanda dari Dira untuk keluar kamar.

"Bang, segitu parah ya patah hatinya Kak Dira? Emang dasar nggak tahu malu ya, mantan tunangannya," cerocos Cacha.

"Aku juga nhgak ngerti kenapa Dira malah tambah drop. Tapi kemarin Ghani ngirim email, katanya Dira pergi liburan bareng cowok," jelas Rian.

"Jadi yang selingkuh itu siapa? Kak Dira apa mantannya?" Nanda jadi bingung.

Tepat setelah itu, pintu kamar terbuka. Dira berdiri di ambang pintu dengan wajah berkaca-kaca. Gadis itu berlari memeluk Nanda sangat erat.

"Aku patah hati," Dira sesenggukan. "Bagaimana ini? Rasanya sakit banget," lanjut gadis itu.

Nanda membalas pelukan sahabat suaminya. Lalu menepuk pinggung gadis cantik itu. Bingung harus berkata apa. Pengalaman tentang patah hatinya tidak separah Dira. Sementara Rian mengedikkan bahu, bingung.

Setelah makan malam yang harus dipaksakan, Dira tertidur. Lelah, apalagi baru saja sampai dari perjalanan jauh. Gadis itu bahkan tertidur sambil masih menangis. Sebuah hal yang pantang bagi Dira, kini Ia rasakan. Menangisi lelaki. Rekor terbaru.

###

Seperti mayat hidup, Dira hanya diam dan sesekali menghela nafas. Tidak melakukan apa-apa. Sendirian di apartemennya. Tadi pagi Ia memutuskan untuk pergi dari rumah Rian. Tidak enak harus mengganggu sahabatnya. Jadi beginilah keadaan gadis itu. Mengenaskan.

Minuman bersoda dan cemilan berserakan di lantai. Selimut tergeletak tak beraturan. Televisi menyala dengan volume keras tapi Dira hanya diam. Padahal Ia sedang menonton program komedi.

Traveller Couple ( Complete ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang