"Lucifer!!" Nyonya Stan yang ada di sebelah Mama berteriak keras, seraya membulatkan matanya. Tangan kanannya juga berusaha menutupi wajahnya yang setengah menghadap belakang, lalu tangan kirinya mengarah kearah depan seakan ingin menahan garpu-garpu yang melayang itu.

Mendengar teriakan nyonya Stan, aku tersadar seketika. Garpu itu berhenti melesat dan jatuh, benda-benda yang lain juga jatuh kembali kebawah sebab mereka berhenti bergerak dan melayang.

Tiba-tiba saja, Jay meninju wajahku. Aku tersungkur menjauh dari tempatku berdiri.

"Jika Lo masih mau hidup, maka Jangan pernah sentuh Nyokap gue!!" Jay mendekatiku cepat, lalu memegangi kerah bajuku dan kembali mengangkat ku ke atas. Bola matanya bewarna hitam pekat. Aku tak bisa berkata apa-apa ataupun melakukan apa-apa. Aku sendiri sangat terkejut mengenai garpu terbang yang nyaris mengenai nyonya Stan, belum lagi melihat matanya Jay yang tiba-tiba berubah.

Dbuggkkh!!!
Jay melemparku ke arah lemari kayu yang tinggi.

Jay lalu berlari cepat kearah nyonya Stan, dan langsung memeluk nya. Tuan Stan sendiri berlari mendekati ku dan membantu ku berdiri.

Tuan Stan terus berbisik di telinga ku, ia terus berkata "sabar, teruslah bersabar..." Dan ia juga sempat berkata "jangan sampai dirimu melukai Mama nya Jay, Luc.." tangan tuan Stan bergetar hebat. Keringat dingin keluar dari tubuhnya.
Dibantu oleh tuan Stan, aku berusaha berdiri.

Jay yang sudah melepas pelukan mamanya, dan berdiri.

"Apa lagi!!!!"

"Beresin nih!! Dan Lo! Bawakan makanan ke kamar!" Jay berkata tegas sentengah berteriak. Ia lalu membantu nyonya Stan untuk berdiri, ia memgang erat tangan dan tubuh wanita cantik itu. Jay lalu menggendong nyonya Stan dengan ala bridal style. Ia membawa nyonya Stan ke arah ku dan tuan Stan.

"Pa, aku titip Mama." Jay menurunkan nyonya Stan lembut. Tuan Stan lalu mengangguk mengerti.

"Semua akan baik, tersenyumlah..." Kedua tangan Jay mengelus pipi nyonya Stan lembut, ia juga melontar kan senyuman tulus ke arahnya. Nyonya Stan lalu terhipnotis, di tengah ketakutannya tadi, ia tersenyum lebar pada Jay. Nyonya Stan juga membalas mengelus pipinya Jay.

Tuan Stan lalu menggendong nyonya Stan ke kamar mereka, dan meninggalkan kami berdua. Para pelayan yang melihat kami berdua saja kembali ketakutan, mereka bergegas meninggalkan ruang kamar.

"Dan Lo ikut gue!!" Jay menatapku Seakan-akan ia ingin menelan ku. Aku melangkah kan kaki mengikuti Jay dengan tubuh penuh rasa ngilu.

Kami berdua melewati beberapa pintu besar tinggi. Aku berpikir jika kami sedang mengarah ke arah kanan rumah yang besar ini. Kami tiba, terdapat kolam renang sepanjang 1 km kira-kira di depanku sekarang. Ada kebun-kebun bunga anggrek berbagai jenis Dendrobium dan  Pleurothallis di tepi kanan kolam, serta ada sekumpulan di ujung kiri kolam bunga dari jenis anthurium. Pemandangan yang indah sekali. Cahaya lampu yang tidak terlalu terang, serta pantulan cahaya bulan dan lampu di air kolam membuat aku lupa akan kejadian tadi.

Jay berhenti berjalan, ia berdiri tepat di pinggiran kolam renang. Aku pun menghentikan langkah ku tak jauh dari tempat Jay berhenti.

"Sekarang dorong Gue." Amarah Jay sepertinya sudah mereda. Ia berkata sambila membalikan badannya menghadapku.

Tapi, apa yang ia katakan barusan. Apa dia ingin memanfaatkan ku,? Dengan cara ia menyuruhku mendorong nya kedalam kolam,  lalu ia akan pura-pura tenggelam dan setelah itu ia bisa memasukkan ku ke dalam penjara. Ayolah Jay, aku tidak sebodoh itu. Tunggu,,,, tapi,,,,, apa ia Jay tidak bisa berenang!? ( aku melotot kearah Jay ) apa mungkin??. Aku yakin ia melihat ku melotot kearahnya, tapi ekspresi wajahnya sama sekali tidak berubah.

"Dengar! Dan Gue gak akan nyuruh lo ngelakuin itu.. Gue Bukan pecundang kayak Lo! " Jay memecah gumamanku.

Aku sontak terkejut.

"Cepat!!!" Jay terus mendesak ku.

"Gue gak ngerti maksud dari semua ini.? Mau Lo sebenarnya apa?" Aku mulai bicara.

"Gue suruh Lo dorong Gue ya Lo dorong saja!!" Jay mulai marah lagi.

Aku tak bisa. Aku tak akan pernah bisa. Aku sudah melukainya 2 kali, dan aku tidak mau ini menjadi yang ke 3 kalinya.

"Sebaiknya lo jelasin apa yang ingin lo inginkan sekarang. Gue bener gak ngerti, kenapa haru dorong lo ke.. ( menunjuk arah kolam. )"

"Ok! Jika Lo gak mau ngedorong gue. Tapi,," Jay berkata seraya kakinya menginjak air kolam. Melihat ia menyentuh air, aku terkejut.

Apa yang sedang ia rencanakan.

Tidak sampai disana, Jay melangkah kan kaki menjauh dari bibir kolam, ia berjalan di atas air hingga ia benar-benar berada di tengah kolam.

Hebat!!
Aku terpana. Aku tidak bisa berkata-kata, aku benar-benar mematung.

Jay tidak tenggelam.

 .
.
.
Guys minta maaf banget, cerita acak Adul banget!!! Parah banget..
Ini cerita author bikin tahun 2015an, terus sibuk sekolah sampe kuliah sekarang, terkadang author buka bentar, terus edit, terus hapus, terus unpublish, terus gitu terus deh pokonya...
Maaf banget ya...🙏🏻🙏🏻

Doain author kuliahnya lancar, dan yang selalu setia baca cerita author terimakasih banyak ya..

Jangan lupa sambil Vote ya..
Karena sering unpublish Jumlah vote nya mulai dari awal lagi 😣😭




See you next Bab
Dont forget *Vote 😆

#DintiFahlianti
#PerfectIndigo

Perfect Indigo Where stories live. Discover now