Day 15

16.8K 2.7K 94
                                    

You sat down next to me,
and i forgot how to breathe.

-j.m

Jimin mentap dua orang di hadapannya dengan malas. Sambil memakan makan siangnya, dan menatapi Hyera yang membaca buku di pojok kantin, ia juga sedang diinterogasi oleh kedua orang di hadapannya.

"Benar kan yang aku bilang? Kau kan yang memberikannya?"

Jimin menatap Taehyung dengan masam. "Memangnya itu urusanmu?"

Jungkook menggebrak meja dengan pelan, berakting. "Tentu saja. Itu hanya dare, Jimin."

Ya, Jimin baru ingat itu semua adalah dare. Ia terlalu menikmati perannya sampai terbawa perasaan. "Tapi aku benar-benar menyukainya, kalian tahu itu."

"Aku tahu, tapi kau tidak bisa memberinya cokelat lewat dare, dasar pengecut."

"Any death wish, Jungkook?"

Jimin memijat pelipisnya, bingung. Sebenarnya apa yang dikatakan Taehyung dan Jungkook benar, ia pengecut. Tapi melihat Hyera dari jauh saja jantungnya sudah berlompatan, bagaimana kalau dari dekat? Apalagi sekarang Hyera sudah jarang menggunakan kaca mata. Namun hari ini Hyera menggunakannya, tidak apa, tetap terlihat manis. Matilah sudah Jimin.

"Dekati dia sebagai Jimin."

"Tidak."

"Lupakan saja dare-nya, Jimin. Atau kami yang akan memberitahunya,"

Jimin memukul kepala kedua temannya dan menggeleng. "Tidak, aku saja."

Taehyung dan Jungkook mengangguk lega, mereka berpikir Jimin dan Hyera hanya akan tersakiti kalau Hyera tahu ini hanyalah dare.

"Jimin! Lihatlah!" Dengan segera, Jimin menoleh dan berdecak. Sudah tahu pasti punggung siapa yang sedang berdiri tegak menyombongkan dirinya, Seulmi.

Laki-laki itu berjalan menuju kerumunan, melihat Hyera sedang duduk di tanah dan di atasnya Seulmi sedang menertawainya. Dikerumuni semua orang, yang tidak berniat membantu sedikitpun.

"Seulmi, halo." Dengan santai dan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana, Jimin menyapanya, membuat kerumunan terhenyak.

Seulmi menggigit bibir bawahnya, terlihat tidak takut. Takut sebenarnya, namun ia sudah mengumpulkan semua keberaniannya. "Halo, Jimin."

"Ada pertunjukkan apa?"

"Seperti yang kau lihat, jalang yang kemarin menggodamu sudah duduk di tanah."

Jimin tersenyum miring lalu berjongkok di hadapan Hyera. Memakaikan gadis itu kaca mata dan mengusap pipinya yang penuh tanah. "Kau tidak apa-apa?"

"J-Jimin..."

"Aku di sini,"

Taehyung dan Jungkook datang dengan terengah, membawa satu orang lagi yang bisa meredakan hal ini. Menghentikan Seulmi. "Ada apa ini?"

"Begini, saya tidak tahu ada apa yang saya lihat hanya Seulmi yang mencoba mem-bully Hyera, Pak."

"Seulmi, ikut saya ke kantor. Dan kau, tolong bawa Hyera ke klinik." Jimin mengangguk dan menggendong gadis itu.

Seulmi mulai berkeringat, ia tidak menyangka akan seperti ini jadinya. "S-saya.."

"Jelaskan di kantor saya, Seulmi."

-
"J-Jimin, te-terima kasih," Hyera masih menangis sesenggukan, kalau tidak ada Jimin, ia tidak tahu akan seperti apa jadinya.

Jimin mengacak rambut Hyera, membuat gadis itu memerah. "Tidak apa-apa," Sebenarnya Jimin sudah sesak napas, walaupun Hyera kotor karena tanah, bau strawberry terkuar dari tubuhnya.

"Kamu mau aku antar pulang?"

Hyera menggigit bibirnya, antara malu dan takut. Namun kapan lagi Jimin baik seperti ini? Ia mengangguk. "Terima kasih,"

"Tapi aku hanya akan mengotori mobilmu." Hyera menunjukkan badannya yang kotor. Ah, Jimin dengan segera membuka sweater miliknya dan memberikannya pada Hyera. "Pakai ini."

"Hm?"

"Cepatlah Hyera!" Dengan segera gadis itu menggantinya, meninggalkan Jimin yang tertawa di klinik.

Selesai mengganti baju, Hyera menyempatkan diri menuju loker. Dan tersenyum.

Today's a big day.
Did you see what happen earlier?

Hyera hanya tidak mengerti, Jimin sudah memberinya kode di sticky note yang ia buat.

-
A very long chapter for you guysss. Just for you!
and happy 1000th day😘
#처닐ㅊㅋㅊㅋ

STICKY NOTESWhere stories live. Discover now