Bagian 11

1.6K 169 5
                                    

Musim panas, tanggal tiga belas di bulan Juli adalah awal dari segalanya di mulai...

Di gereja kecil yang letaknya dipinggiran kota Seoul, lebih dari dua ratus tamu undangan hadir di dalam, menambah kesan yang penuh sesak di dalam gereja. Sedangkan sisanya tampak menunggu di luar sambil menyantap hidangan dari pesta yang di sungguhkan.

Lee Sungmin, gugup meremas bucket bunga pengantinnya. Ia serasa ingin mati lantaran kegugupannya sekarang. Tiba-tiba saja sesosok tangan hangat menggenggam jemari Sungmin yang dingin, pria yang masih penuh dengan kharismanya diusianya yang menginjak senja. Pria itu tersenyum ramah dan hangat kepadanya. Membisikan kata-kata menyenangkan untukknya.

"Terimakasih karena kau mau menerima pernikahan ini Min-a" ucapnya lirih. "Andaikan ibumu masih hidup, ia pasti akan sangat bahagia melihat kau berdiri di altar. Setidaknya aku sudah mengurangi satu dosaku pada ibumu." Lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aboeji" cicit Sungmin merasa tidak enak.

"Mianhe, aboeji terlalu bahagia melihat kau begitu cantik" elaknya mengusap air matanya.

"Lee Sungmin, maafkan aboeji karena tidak bisa menjaga janjiku pada ommamu dulu. Maafkan aboeji Min, dan aboeji harap kau bisa menerima Kyuhyun apa adanya, terima kasih sekali lagi karena telah mau menerima pernikahan ini untuk kami" ucap Donghae, ayah dari mempelai pria itu panjang lebar.

"Hyukie ibumu pasti akan sangat bahagia diatas sana"

"Aboeji aku rasa jika Kyuhyun tidak menyetujui pernikahan ini bisa kita batalkan saja, biar aku yang menanggungnya. Lagi pula selama ini kau sudah sangat baik dengan aku dan omma jadi..."

"Kau mau mengecewakan aboeji huh! Aku jadi merasa sangat sedih jika kau bicara begitu. Urusan Kyuhyun biar aku yang tanganni. Min-ah, aku mohon pada mu hanya kau satu-satunya yang dapat ku percaya menjaga Kyuhyun, sejak kecil ia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang wanita bahkan ibunya..."

"Aboeji..."

Pandangan Donghae melembut melihat raut Sungmin yang jadi ikut-ikutan sedih, "makanya jadilah istri yang baik untuk keluarga ini, dan membuat aku serta ibu mu tenang"

Hanya satu kata itu yang sanggup keluar dari bibir bershape-m Sungmin, dan sebuah anggukan kecil darinya. Weeding March pun dilantunkan bersamaan dengan dibukanya pintu-pintu gereja.

Kyuhyun melihat Sungmin yang berjalan anggun di altar dengan dituntun olah ayahnya. Tidak sampai sepuluh menit, tangan Sungmin sudah berpindah alih ke Kyuhyun.

Tidak ada senyum ataupun rona memerah di pipi masing-masing, semuanya terkesan datar dan kaku, pendeta mulai dengan menyatukan tangan mereka, dan mulai membimbing keduanya untuk mengucapkan janji pernikahan.

Dan selama itu pula Sungmin hanya mampu menunduk. Setelah janji pernikahan terucap, ayah Kyuhyun menyematkan sendiri cincin emas polos ke jari manis Kyuhyun dan Sungmin.

Membuat jari-jari mereka bertaut cukup lama dalam sebuah lingkaran.

"Jaga, dan cintai dia Kyu" pinta Donghae kepada putera semata wayangnya itu.

Dan hanya ekspresi diam dengan aura dingin yang menusuk yang hanya bisa Sungmin rasakan darinya.

Yah, Kyuhyun masih ingat hari itu hari dimana awal dari segalanya...

Sejak saat itu tidak ada lagi Cho Kyuhyun yang menghabiskan waktu di rumah dengan permainan gamenya, tidak ada lagi tawa ataupun kejahilan yang ia tunjukkan. Hanya seorang Cho Kyuhyun yang angkuh dengan semua berkas dan segudang pekerjaan kantornya.

Growing PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang