Bagian 5

1.9K 179 11
                                    

***

Growing Pain

***

Sungmin menggigit bagian bawah bibirnya guna menahan sakit yang bahkan sudah membuatnya sesak untuk bernapas. Ia hanya dapat meremas gemas ujung gaun nya guna meredam emosi nya. Bersembunyi di balik tembok apartemen yang tadi di masuki suaminya, wanita satu orang putri itu hampir tersedak menahan tangis nya. Pagi ini, ia berniat untuk menemui suaminya untuk membujuk pria yang telah dinikahinya selama delapan tahun itu menonton pertunjukan yang diadakan sekolah putri mereka.

Namun yang ia dapat saat mengikuti mobil Kyuhyun dari belakang adalah hal lain yang semakin membuat hatinya sakit. Sungmin pikir tidak apa-apa jika Kyuhyun tidak mencintainya, tidak apa-apa jika Kyuhyun tidak mau lagi melihat dirinya, tidak apa-apa juga jika ia tetap mempertahankan pernikahan mereka karena amanat ayah Kyuhyun, dan tidak apa-apa juga jika Kyuhyun lebih memilih tinggal di luar dari pada di rumah. Tapi, jika ternyata mendapati Kyuhyun tengah memeluk hangat seorang wanita muda bertubuh mungil itu, membuat semua luka Sungmin kembali terbuka.

Dengan kaki gemetar, wanita berparas innocent itu berjalan keluar meninggalkan sepasang anak adam dan hawa yang masih betah berpelukan di depan pintu kamar apartement di kawasan elite gangnam itu. Sungmin berjalan gontai menuju mobilnya. Berkaca pada sebuah kaca persegi yang tergantung disana. Melihat betapa menyedihkannya raut wajahnya.

"Gwancanha Sungmin-ah" ucapnya berulang-ulang pada dirinya sendiri. Sembari mengusap air mata yang terus mengalir tanpa henti.

Kembali pikirannya melayang tentang janjinya dengan Sandeul untuk menonton pertunjukannya dengan sang ayah.

"Maafkan omma Chanie-ah" sesal Sungmin sembari mencengkram dadanya yang semakin terasa sesak luar biasa.

"Gwancanha, gwancanha " ulangnya lagi.

Manik rubah itu menatap ke arah jalanan yang ada di depannya tampak seperti fokus menyetir namun padahal pikiran dan hatinya tidak. Sungmin kembali ingat akan adegan saat suaminya memeluk wanita itu dengan hangat. Normalnya seorang istri pasti akan langsung melabrak keduanya, dan menampar pipi wanita yang sudah merebut suaminya itu, tapi dalam posisi Sungmin, "Memangnya aku ini siapanya?" monolog Sungmin dengan suara bergetar menahan air matanya yang kembali tak terbendung.

"Hubungan kami bahkan hanya sebatas hukum" Sungmin menyeka air mata yang semakin turun membasahi pipinya.

Audi biru metalik itu melaju dengan kecepatan sedang, tiba-tiba saja berhenti mendadak karena Sungmin hampir saja melewati lampu merah. Manik rubahnya kembali menatap zebra cross yang penuh dengan anak-anak kecil yang akan menyebrang. Ia teringat putrinya yang kini sedang menunggu jawaban darinya.

"Mianhe Chanie-ah, appa masih sibuk jadi belum bisa melihat Chanie bernyanyi di panggung" monolognya syarat akan luka.

Lampu kembali hijau, dan mobilnya kembali melaju. Sungguh, Sungmin merasa ia adalah wanita terbodoh di dunia ini. Jika saja menikah dengan Kyuhyun bukanlah amanat dari tuan besar Cho. Pasti sudah dari dulu Sungmin sudah minta cerai, namun keluarga Cho wanita seumur hidupnya untuk tinggal atau bahkan meninggal dalam mansion keluarga itu. Jujur Sungmin lelah, ia ingin sekali melepasakan semuanya dan pergi jauh lalu hidup tenang di kampung halaman ibunya bersama Sandeul.

Tidak bisakah ia Sungmin melupakan semuanya dan menjadi orang yang baru, melepaskan ingatannya tentang pria yang bernama Cho Kyuhyun, melepaskan kehidupan selama delapan tahun terakhir, melepaskan statusnya sebagai Nyonya muda Cho. Bisakah? Tiba-tiba pikiran Sungmin menggelap...

"Hiks, hiks" tidak-tidak ia tidak boleh menangis, tapi apa dikata pikiranya dan hatinya amatlah kalut dan kacau saat ini. Tanpa sadar Sungmin membanting stirnya ke arah badan kiri jalan hingga ia menabrak gerobak pedagang buah di sana.

Growing PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang