Ragaku jauh dari teman teman dekatku.
Dan aku selalu merasakan kalau ada yang kurang. Pertama karena memang kita dijarakkan jauh secara fisik. Meski kita bisa komunikasi lewat WhatsApp, Twitter, Facebook atau apalah. Tetap saja, aku kurang tau kalau dengan aku cuma menanyakan kabar, apakah itu bakal mengganggu mereka? Padahal, kalau boleh jujur, aku ingin sekali menanyakan kegiatan sehari hari mereka - bukan karena sok sibuk, tapi dengan alasan karena aku masih perduli dan perhatian.
Enam tahun dan banyak cerita yang tlah aku lewatkan setelah itu. Beban kerja yang menumpuk. Libur dan rencana yang tak pernah tersatukan oleh waktu. Belum lagi tentang siklus cinta yang gelombangnya datang tak terduga. Waktu melaju, dan aku masih belum tau. Tentang apa apa temanku. Tentang siapa siapa temanku.
Bahkan sekarang kalau aku masih punya nyali untuk sekedar menanyakan, "are you OK?", aku yakin banget kalau soalku tak lagi relevan. Hmm.
VOUS LISEZ
Vy : HIDUP
Non-FictionApa pernah kamu punya mimpi tentang pengakhiran sebuah cerita tanpa sekedar melihat ke belakang, tentang apa sebenarnya yang terjadi saat kamu memulai sebuah pengenalan? HIDUP aku persembahkan untuk diri sendiri, sebagai sebuah hadiah setelah lama...
