Keanehan

4.9K 233 0
                                    

Aku mendongak ketika mendengar suara pintu berdecit. Pandanganku bertemu dengan mata Ken.

"Lho kamu kok belum tidur?" Tanya Ken sembari melihat jam di dinding. Mungkin dia heran mengapa aku belum tidur. Sekarang sudah pukul 10 malam, biasanya aku tidak pernah bisa terjaga kalau sudah lewat jam 9 malam.

"Aku tadi baca novel sekalian nungguin kamu pulang. Gimana meeting nya? Lancar?"

"Iya.. lancar kok. Aku mandi dulu ya, gerah." Ken berlalu menuju kamar mandi.

Aku mengambil piyama Ken di lemari, lalu meletakkannya di kasur. Ken memang suka tidur memakai piyama. Yah walaupun nantinya piyama kami hanya akan teronggok di lantai.

Ken sudah selesai mandi. Ia keluar hanya mengenakan handuk sebatas pinggang. Rona merah segera saja merambat ke pipiku ketika melihat dada Ken yang sangat aku sukai itu. Dadanya yang bidang.

Ken berjalan mendekat kearahku. "Jangan diliatin gitu dong, sayang. Aku gak tahan" Ken mengedipkan matanya kepadaku. Sepertinya aku tau maksud kode itu. Dan ini akan menjadi malam yang panjang.

****

"Morning" Ken tersenyum lalu mencium bibirku sekilas.

"Morning too. Kita mau kemana hari ini?" Tanyaku sambil menggeliat. Badanku pegal karena semalaman diajak marathon untuk buat dedek bayi.

"Mandi dulu sayang, abis itu kita sarapan. Nanti aku temenin deh kamu mau kemana aja. Mau shopping? Jalan-jalan? Atau berjemur?"

Mataku langsung berbinar mendengar tawaran Ken. "Aku boleh berjemur? Beneran?"

"Iya boleh, tapi sama aku"

"Yeaaay, you're the best" Aku mencium pipi Ken saking senangnya.

"Tumben kamu cium aku duluan gini. Mau lagi dong" Goda Ken sambil mengedipkan matanya.

Secepatnya aku kabur ke kamar mandi. Aku malu sekali, kenapa bisa seagresif ini. Tidak seperti aku yang biasanya. Samar-samar aku mendengar gelak tawa Ken yang berhasil menggodaku.

Setelah kami bersiap dan sarapan, kami memutuskan untuk ke pantai. Aku dan Ken akan berjemur. Aku memakai dress selutut bertali spaghetti. Didalamnya aku memakai bikini warna merah. Bikini ini hadiah dari Ken. Aku memakainya untuk menghargai pemberiannya.

Kami duduk di kursi berjemur yang disediakan. Aku mengeluarkan sunblock dari dalam tas.

"Mau aku bantu pakein lotionnya?"

"Boleh deh" Aku lalu melepas dress yang aku pakai.

Aku berbaring di kursi menunggu Ken mengoleskan sunblock ke tubuhku. Lama aku menunggu tapi Ken tidak juga mengoleskannya.

"Ken?"

"Ken?"

"Ken? Hallo!" Aku berteriak kesal karena Ken hanya memandangiku tanpa berkedip dan tidak membalas panggilanku.

"E..eh iya. Kenapa sayang?"

"Tapi katanya kamu mau ngolesin lotion nya ke punggungku?"

"E...hem.. kita gak jadi berjemur yok sayang. Kita jalan-jalan aja. Atau kamu mau shopping. Atau kemana boleh deh. Pakai lagi baju kamu ya."

Aku mendelik mendengar Ken berbicara seperti itu. Entah kenapa aku merasa sangat kesal. Moodku tiba-tiba hancur. Rasa sedih langsung melandaku.

"Gak perlu. Kita ke kamar aja." Aku berlalu meninggalkan Ken sambil terisak.

"Sayang, kamu kenapa? Kok nangis?"

"Gak papa Ken, aku hanya lagi sedikit mellow" Aku berjalan mendahului Ken.

Aku heran dengan diriku sendiri. Kenapa aku jadi sensitif seperti ini. Cengeng bukanlah bagian dari diriku. Bukannya tidak pernah menangis, hanya saja aku tidak akan menangis untuk masalah sepele seperti itu.

"Ken, gak jadi deh ke kamarnya"

Ken menghentikan langkahnya lalu menatap kepadaku seolah bertanya kenapa.

"Aku kepengen makan sate rusa" Kataku menjelaskan.

"Oke, ayo kita ke cafe. Semoga saja mereka menyediakan menu itu" Ken menggengam tanganku lalu membawaku ke cafe yang ada di resort.

****

Segitu dulu ya updatenya. Aku update tengah malam, karena lagi dapet aja moodnya buat nulis.

Dan, jangan lupa votment nya ya :D

Untuk plus(size)love kayanya aku pending dulu update nya. Lagi dapet feel buat nulis cerita ini dulu. Ntar kalo kebagi fokusnya jadi kurang greget aku nulisnya hehehe.

Semoga suka ya

Im not the only oneWo Geschichten leben. Entdecke jetzt