For Better or For Worse

5K 245 1
                                    

Cahaya matahari terasa menyilaukan mataku. Aku menggeliat perlahan dan menoleh kesamping. Ken sudah tidak berada disampingku. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan.

Ken sedang berdiri di depan lemari. Dia sedang memilih pakaian kerjanya.

"Kamu udah bangun dari tadi? Kok ga bangunin aku?" Tanyaku pada Ken.

"Kamu pasti capek kemarin nemenin mama. Jadi aku biarin aja kamu istirahat. Kalau cuma milih baju, aku bisa kok" Ken tersenyum menenangkanku.

"Kamu mau sarapan apa pagi ini? Aku mau ke dapur"

"Hmm, roti isi aja deh. Tapi nanti siang kamu bisa bikinin aku capcay seafood?"

"Tentu" Aku tersenyum lalu menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Ken turun tepat ketika aku sudah selesai membuat roti isi. Dia duduk di sebelahku lalu mengambil makanannya.

"Ken" panggilku

Dia menoleh padaku memberikan pandangan bertanya ada apa.

"Nanti sehabis nganterin makan siang kamu. Aku izin mau pergi ketemu temanku ya"

Sebenarnya Ken tidak pernah mengekangku. Hanya saja aku merasa sudah seharusnya sebagai istri meminta izin suami dulu ketika ingin pergi.

"Teman kamu yang mana?"

"Stefan. Yang pernah aku kenalin waktu pernikahan kita. Hari ini mama nya ulang tahun. Aku mau menemaninya membeli kado, sekalian aku ingin bertemu tante Dira. Sudah lama aku tidak mengunjunginya" Jelasku pada Ken

Ken mengangguk.

"Hati-hati ya. Kalau gitu nanti biar Mang Ujang yang nganterin makananku ke kantor. Kasian kamu nanti capek kalau harus bolak-balik. Jalanan macet." Baru saja aku ingin protes tapi Ken sudah mendahuluiku.

"Aku pergi dulu" Ken lalu mencium keningku.

Aku mengantarnya sampai pintu depan. Dia tersenyum lalu menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan.

Aku menghubungi Stefan untuk memberitahu kalau aku bisa ikut dengannya hari ini. Kemarin ketika Stefan memintaku menemaninya, aku tidak langsung mengiyakan.

"Stef, aku bisa pergi hari ini. Kamu bisa jemput aku di rumah?" Tanyaku begitu Stefan menjawab panggilanku.

"Oke, bye" Kataku lalu memutuskan sambungan telepon ketika Stefan mengiyakan untuk menjemputku di rumah.

****
Aku memasukkan capcay serta nasi kedalam rantang. Aku juga memasukkan beberapa potong buah untuk Ken.

"Mang Ujang, tolong anterin ini ke kantornya Ken ya" Aku menyerahkan rantang tersebut kepada Mang Ujang.

"Baik, non"

Aku langsung bergegas ke kamar untuk bersiap-siap. Tadi Stefan menghubungiku, dia bilang kalau dia sudah di jalan arah ke rumahku.

****

"Udah lama nunggu?" Tanyaku pada Stefan.

"Enggak kok, Kei. Yuk kita pergi sekarang aja. Nanti kalau kemalaman, aku gak enak sama suami kamu"

Aku mengangguk lalu masuk kedalam mobil. Stefan mengemudikan mobilnya menuju sebuah Mall yang tak jauh dari rumah Tante Dira.

"Gimana Kei? Enak menikah?" Tanya Stefan padaku.

"Enak. Makanya kamu nikah dong. Kasian tante Dira udah kepengen banget gendong cucu" Aku terkikik mengejek Stefan.

Tante Dira sudah sedari dulu menyuruh Stefan menikah tapi dia selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Dulu dia pernah memintaku berpura-pura menjadi pacarnya untuk membatalkan blind date yang sudah diatur Tante Dira. Dan tentu saja kami berdua terkena omelan Tante Dira.

Im not the only oneWhere stories live. Discover now