***

Violeta memeriksa kembali jadwal kegiatan Dillian yang ia buat untuk bulan depan. Ia harus juga harus memastikan kembali perubahan jadwal yang terjadi, agar tidak ada kegiatan yang double. Telinga Violeta menangkap suara langkah kaki yang mendekat. Ia langsung menoleh ke sumber suara itu. Seketika moodnya semakin buruk saat melihat sosok yang mendekat.

"Dillian di dalam, kan?" tanya sosok itu. Ah, mungkin kurang tepat jika dikatakan bertanya, karena dengan atau tanpa jawaban dari Violeta sosok itu tetap melangkah mendekati pintu ruangan Dillian.

Melihat hal itu, Violeta langsung berdiri dan mencoba menghalangi sosok itu.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya sosok itu sambil menatap Violeta dengan tatapan tidak suka

"Ma-maaf, Bu. Tapi saat ini Pak Dillian sedang tidak bisa diganggu," jelas Violeta.

"Tidak bisa diganggu? Apa kamu masih tidak tahu siapa saya?" tanya wanita itu dengan nada tinggi.

"Sekali lagi maaf, Bu. Tapi ... Pak Dillian sedang ada tamu di dalam. Silahkan Ibu tunggu sebentar."

"Ibu? Sejak kapan saya menikah dengan Ayahmu?" sindir Wanita itu. "Kamu tahu, kan, siapa saya?"

"Saya tahu, Bu. Hanya saja...."

Violeta hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia dapat merasakan wanita di hadapannya sedang menilai penampilannya saat ini.

"Minggir!" Wanita itu langsung mendorong tubuh Violeta sehingga membuat Violeta sedikit kehilangan keseimbangan. Violeta langsung mengendalikan keseimbangannya dan menahan pegangan pintu yang hendak dibuka oleh wanita itu.

"Maaf, Bu. Anda tidak boleh-"

"Apa kamu tidak mengerti juga status kamu di perusahaan ini?! Saya istri dari pemilih persahaan ini. Saya berhak masuk ke ruangan manapun di perusahaan ini!" seru wanita itu.

"Sa-saya mengerti, Bu. Tapi-"

"Tapi? Sepertinya karyawan seperti kamu harus diberi pengertian dengan cara lain ya?" Violeta melihat tangan wanita itu hendak menampar wajahnya. Namun tiba-tiba, Violeta merasakan pintu di belakangnya terbuka. Violeta langsung menoleh ke belakang, dilihatnya Bu Yessy muncul dari balik pintu itu.

"Si-siang, Bu," sapa Bu Yessy sambil sedikit menundukkan kepalanya.

"Hm," jawab ibu tiri Dillian.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Sebuah suara terdengar dari belakang tubuh Bu Yessy.

"Saya permisi dulu, Pak, Bu." Bu Yessy langsung pergi meninggalkan ketiga orang itu.

Violeta dapat merasakan pandangan menusuk dari Dillian pada dirinya.

"Be-begini, Pak. Ibu anda ingin menemui Anda. Saya sudah mengatakan kalau Anda sedang tidak bisa diganggu tapi-"

"Apa maksudmu dengan menolak kerja sama itu?"

Violeta langsung menoleh pada ibu tiri Dillian sambil sedikit bingung.

"Jadi anda menemui saya di sini hanya untuk bertanya hal itu?" sindir Dillian sambil menatap dingin pada ibunya.

"Hal itu? Kamu sudah seenaknya menolak kerja sama yang didapatkan oleh Albert. Apa kamu sengaja membuat adikmu itu malu?" seru wanita itu.

Dillian tertawa meremehkan sambil berkata, "Seenaknya? Kalau memang proyek kerja sama itu bagus, saya tidak mungkin menolaknya. Kerja sama seperti itu hanya akan merugikan perusahaan."

"Satu hal lagi," tambah Dillian sebelum Ibunya sempat berucap, "Sepertinya Anda lupa, saya tidak pernah memiliki adik." Dillian langsung kembali ke dalam dan menutup pintu ruangannya.

VioletaWhere stories live. Discover now