- Sebelas -

3.7K 239 11
                                    

Author's POV.

"Forehead! Kau seringkali melamun hari ini? Ada apa?" tanya Ino terlihat khawatir sambil menyeruput minuman dinginnya.

Semua sahabat Sakura menatap Sakura penasaran. Termasuk Tamaki. "Ya, apa kau sakit?"

"Atau kau sakit hati?" tebak Hinata.

"Atau kau dapat hukuman untuk ketiga kalinya hari ini?" tanya Tenten.

Suasana kantin yang ramai dan berisik tak mengganggu lamunan Sakura sedari tadi. Perubahan sikap Sakura secara drastis membuat teman seperjuangannya cemas akan keadaannya.

Sakura memang sedang banyak pikiran hari ini. Alasannya hanya satu, karena bungsu Uchiha dengan rambut khasnya. Pikirannya bercabang-cabang tentang Sasuke.

Menghela nafas lesuh, "Aku tak apa, hanya sedang galau saja." jawab Sakura dari sekian pertanyaan yang memecah pikirannya.

"Hmm... Apa kau sedang memikirkan sesuatu, Forehead?"

"Atau mungkin... Seseorang?"

Sakura mulai mengedarkan pandangannya kearah ramainya kantin, "Tidak, aku hanya," dan fokus pada satu titik.

Senior berambut merah kesukaan Sakura memasuki area kantin dengan gaya tenangnya. Sementara Sakura melihat dirinya penuh gelombang didalam hati.

"E-eh!? Ada apa, Sakura-chan?" Hinata nampak heran ketika Sakura tiba-tiba memotong kalimatnya.

"Apa yang kau lihat, Forehead?"

Emerald Sakura berbinar saat terus mengikuti pemuda tampan tersebut yang kini tengah duduk sendirian dipojok kantin. Dan tanpa pikir panjang, Sakura bangkit dari tempatnya dan berniat menghampiri pria yang duduk sendirian itu.

Sahabat-sahabatnya hanya bisa melongo melihat Sakura telah menduduki kursi kosong didepan senpainya.

Dengan senyum sumringah, "Hola, senpai! Sendirian?" seru Sakura.

Sasori langsung menunjukkan senyum simpul pada Sakura. "Umm... Iya. Ada apa?"

Gadis gulali itu malah menampilkan cengiran yang dalam mata Sasori sangatlah mengerikan.

"Boleh aku duduk disini?"

Sebelum aku mengizinkanmu, kau sudah duduk disana. Aneh. - batin Sasori -.

Mempertahankan senyumnya mati-matian, "T-tentu boleh,"

Ya Tuhan! Kenapa jantungku dag dig dug seperti ini saat dia tersenyum? Tenangkan dirimu, Sakura. Jadilah tenang didepan seniormu yang satu ini! - batin Sakura -.

Sasori masih menatap gadis bersurai pink - yang notabenenya adalah adik kelasnya sambil memikirkan cara agar bisa jauh darinya. Dia mengaku sangatlah tak nyaman didekat Sakura.

"Sakura, umm... Apa aku boleh meminjam sesuatu darimu?" Sasori berusaha memulai rencananya dengan baik.

"Apapun untukmu, Sasori-senpai!"

Sasori mengembangkan senyum paksanya sambil terus membatin.

Tuhan, ini terpaksa. Tolong jangan murka padaku hanya karena aku ingin menjauh dari kecerobohannya. - batin Sasori -.

Stupid In Love [discontinued]Where stories live. Discover now