"Arghhh..."

Aku memukul keras setir mobil, aku tidak tega melihat Raka seperti itu, tapi aku tidak mungkin membiarkan Raka semakin dekat dengan Prilly. Prilly bukan siapa-siapa bagaimana mungkin Prilly dan Raka...

"Argghhhhh"

Aku kembali memukul setir mobil, kenapa semua jadi kek gini, semua rumit kenapa harus seperti ini..
Aku melajukan mobilku, moodku benar-benar hancur pagi ini, aku memacu mobilku membelah kepadatan Kota Jakarta, aku egois, ya kukira aku memang egois tapi ini untuk kebaikan Raka, bagaimana kalau Raka semakin dekat dengan Prilly, bagaimana dengan Prilly dan bagaimana de..ngan perasaanku?

"Perasaan apa Li, sadar dong sadar." Aku menggeleng-gelengkan kepalaku..perasaan macam apa ini, aku memijit pelipisku, kenapa semua jadi rumit seperti ini, Ya Tuhann..

Aku memarkirkan mobilku diparkiran kampus disana sudah ada mobil Kevin dan Galang. Aku beranjak keluar dari mobilku, aku menyusuri lorong kampus, hari ini aku hanya akan menemui dosen pembimbing skripsiku.

"Permisi pak.."

"Iya ma...suk" aku bisa melihat wajah kaget Pak Handoko dosen pembimbing skripsiku, yah harusnya aku menemui beliau 2 tahun lalu, tapi ya mau gimana lagi.

"Pak, saya mau konsul tentang tugas akhir saya." Ucapku sopan.

Pak Handoko membenarkan letak kacamatanya, lalu menatapku lekat.

"Anda tidak salah saudara Ali" tanya Ragu. Aku menghembuskan nafasku, moodku sedang tidak bagus seharusnya aku tidak menemui Pak Handoko dulu, tapi aku sudah bertekad untuk segera menyelesaikan tugas akhirku.

"Saya memang ingin menyelesaikan tugas akhirku pak secepatnya." Ucapku tegas.

Aku keluar dari ruang pak Handoko, setelah beberapa jam membahas tugas akhirku, untung saja aku kecerdasanku masih seperti dulu, ya walaupun tidak mudah karena aku baru mengerjakan nya sekarang. Tapi ya nggak papa lah aku harus semangat demi Raka dan Papa juga Sahabat-sahabat ku.

Kulirik arloji dipergelangan tanganku, sudah waktunya makan siang ni, aku berniat menghubungi Kevin tapi ini sudah jam makan siang pasti Kevin dan Galang dikantin.

Aku melanjutkan langkahku kekantin,
"Bang Aliiiiii" aku mengikuti suara yang memanggilku, yah disudut kantin sudah ada Kevin Galang juga Princes kami Nayla d..an.. Pri..lly.

aku memaksakan langkahku kemeja tempat Kevin dan yang lain aku melirik Prilly sekilas jantungku seperti sedang lari marathon.

"Hai curut..." aku menepuk bahu Galang yang sedang melahap baksonya.

"Uhuk..uhuk..." aku terkekeh melihat Galang tersedak baksonya.

"Sialan lu curut.." balas Galang dengan mata memerah.

Aku menarik kursi didekat Kevin dan prilly, yah sebelah kanan ku Prilly yang sedang menyesap milkshake nya. Aku berusaha sesantai mungkin, tapi jantungku tetap saja...
ya Tuhan...

"Lo mau pesan apa bro?" Tanya Kevin dan Nayla yang sedang menatapku.

"Gue air mineral aja deh." ucapku sambil fokus ke iphone, entah apa yang menarik disana, aku paling benci sosmed tapi situasi sekarang. Arghh.. kenapa aku seperti orang begok begini.

"Gue udah pesanin tuh, lo yakin nggak makan?" Aku menggelengkan kepalaku, Kevin menatapku intens Kevin memang sangat peka denganku, aku tahu dia mulai melihat gelagat aneh pada sikapku.
Aku memang tidak pernah memainkan gadgetku, apalagi
sedang bersama mereka.

Aku melirik Prilly sekilas ,rambut kecoklatan menutupi wajahnya, aku memang mengakui kecantikannya, dia memang cantik bahkan sangat cantik.
aku segera mengalihkan pandanganku saat Prilly menatapku, Aku kembali menyibukkan diri dengan gadgetku.

The Handsome Devil LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang