Chapter 17

18.5K 1.3K 5
                                    

ALI POV

Hari ini hari kuliah pertamaku disemester entah keberapa, aku lupa, aku memang tidak perduli dengan pendidikan ku, yang ku tahu sudah dua kali wisudaku tertunda karena tugas akhirku, tapi aku sudah bertekad tahun ini aku harus bisa wisuda, aku ingin segera menyelesaikan pendidikan ku, benar kata Papa aku harus menjadi Daddy yang membanggakan untuk Raka. Tapi, Ya Tuhan apa mungkin Devil sepertiku bisa dibanggakan.

Aku masih ingat bagaimana aku mengacaukan suasana kelas, tak jarang aku membolos dan tidur dikelas, belum lagi keributan yang kutimbulkan dikampus,perkelahian dengan semasa mahasiswa dan musuh bebuyutan ku tentunya, bahkan skorsing sudah menjadi hukuman ringan untuk ku, hampir tiap perkelahian berakhir dengan skorsing, mungkin kalau bukan anak dari seorang pengusaha sukses dan pemilik Yayasan sudah dari dulu aku didepak dari Universitas elit itu.

Aku mematut diriku dicermin, hari ini seperti lembaran baru untukku, mungkin terlambat memang tapi entah lah, bukankah lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali. Aku memakai kemeja hitamku, hari ini aku ingin memakai serba hitam mungkin sesuai dengan suasana hatiku berduka.. aku terkekeh sendiri entah darimana muncul pikiran seperti itu.

"Pagi pa" sapaku saat menuruni tangga menuju meja makan disana sudah ada papa dan tentunya jagoanku.

"Morning jagoan daddy" sapaku sambil mengacak-acak rambut tebal Raka.

"Pagi bang " balas papa sambil tersenyum padaku, aku tahu papa akan selalu memberikan senyuman hangat itu untukku.

Tekadku untuk segera menyelesaikan kuliahku semakin besar, aku ingin segera memenuhi keinginan papa, mungkin dengan menjadi Ceo dan menerima seluruh warisan papa akan membuat papa bahagia. Aku ingin sekali menolaknya, aku ingin hidup dengan jalanku sendiri tapi sepertinya aku tidak mempunyai pilihan.

" abang yakin kuliah?" tanya papa dengan nada menggodaku, yah aku tahu biasanya aku kuliah hanya untuk membuat keonaran disana, bahkan kali ini untuk pertamanya aku membawa tas dan berisi buku manajemenku.

Aku mengangguk mantap, aku tidak menghiraukan papa yang sibuk menggodaku sesekali diiringi dengan kekehannya.

"Daddy ai.." aku menoleh pada Raka yang duduk disampingku.

"Kenapa jagoan" aku tersenyum melihat Raka yang belepotan dengan roti dan susu vanilanya.

"Umpa mommy " aku menghentikan makanku, setelah kejadian kemaren entah masih sanggup aku menjumpai Prilly.

"Iya, tapi jangan sekarang ya nak mommy mungkin lagi sibuk juga" ucapku sambil membelai rambut Raka.

Raka mengerucutkan bibirnya, aku tahu Raka akan kecewa tapi mau bagaimana lagi ,rasanya aku seperti pecundang sekarang aku takut dengan perasaanku sendiri tapi entah lah aku hanya tidak ingin semua semakin rumit.

"Aka au umpa mommy dad" aku meletakkan sendokku, sekarang aku berjongkok di depan kursi Raka, aku tahu dia menginginkan seorang Ibu tapi Ibu nya sudah Tenang disana.

"Sayang, Raka denger ya mommy bie punya kesibukan sendiri nak, mommy harus kuliah sama seperti daddy, nanti kapan-kapan kita jumpa sama mommy bie ya nak ya." Jelasku pada Raka, Raka menundukkan kepalanya. Aku tahu ini salah, karena kegoisan dan ketakutanku Raka harus kembali kehilangan kasih sayang Ibu yang didapat dari Prilly.

"Daddy ahat, aka endak au daddy aii" pekik Raka dengan airmata mulai mengalir diwajah tampannya.

Aku mengusap wajahku kasar, aku segera bangun dan mengambil tasku, papa hanya memperhatikan ku, aku segera berlari kegarasi, ku starter mobil jazz putihku, aku sedang tidak ingin membawa mobil sport kesayanganku entah apa alasannya, yang kutahu ada bayangan Prilly dalam mobil itu.

The Handsome Devil LoveWhere stories live. Discover now