ENAM

30K 2K 49
                                    

Suasana berubah semakin mencengkram saat kata perpisahan keluar dari mulut Prilly, dengan kasar Prilly menyeka air matanya. Ia tidak boleh menangis terus, dia harus tegar menerima kenyataan ini. Kalaupun pada akhirnya pernikahan yang dia bayangkan akan berlangsung dengan berbahagia, tetapi tidaklah seperti itu kenyataannya, Prilly pasrah. Bagaimanapun, ia tidak bisa di perlakukan seperti ini, ia sama sekali tidak tau menahu kenapa Ali sampai berubah, dan memperlakukannya dengan kasar. Sedari awal mereka tidak saling kenal, lantas apa yang membuat Ali bisa jadi seperti ini padanya? Padahal saat pertama bertemu, Ali sangatlah baik dan begitu tulus padanya, tapi saat ini?. Memikirkan itu hati Prilly terasa di remas dengan kuat.




"Kau pikir apa yang baru saja kau ucapkan! Heh?" Ali menggeram, kemarahannya semakin meledak-ledak. Lalu, Prilly membalikkan badannya menghadap Ali, dengan mata yang merah dan sudah bengkak. Ia menatap Ali penuh kekecewaan.





"Menurutku itu lebih baik, bukannya kau bilang kau sudah bosan padaku, sudah muak padaku, dan menyesal telah menikahi wanita miskin tidak tau diri sepertiku? Lalu, untuk apa pernikahan ini di pertahankan lagi?" suara Prilly bergetar menahan tangis yang sudah di ujung lidah, matanya berkaca-kaca penuh luka.





"Kau pikir dengan bercerai bisa menyelesaikan semuanya? Tidak! Dengar Prilly, tidak akan ada perceraian disini!" suara Ali meninggi, matanya nyalang penuh kobaran, dia menatap Prilly tajam.





Prilly menggigit bibir bawahnya, ia menghela nafas panjang, membuang semua rasa sesak yang menghuni di hatinya. Tidak sanggup menerima kenyataan ini.




"Aku pikir memang begitu! Aku-- aku tidak bisa di perlakukan seperti ini! Bahkan, aku tidak tau apa salahku! Kau berubah padaku, dan aku tidak mengerti kenapa kau bisa seperti ini padaku! Dulu kau mengejarku, mengatakan kalau kau ingin membahagiakanku! Tapi apa kenyataannya? Hah! Dihari pertama kau resmi menjadi suamiku, kau--" Prilly menelan ludahnya dengan sesak lalu ia mendongak menatap Ali dengan pedih "Kau nyatanya menyakitiku tanpa sebab, bahkan sampai saat ini!" lanjut Prilly dengan susah payah, suaranya parau dan menyayat hati, penuh luka dan kesakitan di dalamnya.






Sedangkan Ali bergeming, sesuatu di dalam dirinya seakan ada yang bergejolak. Ia menggeleng "Itu salahmu sendiri! Kalau saja kau tidak terpedaya kau tidak akan seperti ini!" kata Ali datar dan dingin, ada nada mencemooh di dalamnya membuat hati Prilly seakan teriris.






Prilly menggeleng tidak menyangka, kakinya bergerak mundur selangkah terlalu tidak menyangka "Ali? Jadi selama ini kau tidak pernah tulus padaku?" suara Prilly bergetar, di lingkupi rasa sakit.





Ali tersenyum tipis, terlihat begitu kejam "Kau pikir? Dan sekarang aku menyadari kalau kau bukan saja tidak berguna tapi juga bodoh, sama seperti wanita jalang di luar sana!"






"ALI!!!!" Prilly memekik dengan air mata yang kembali membasahi pipinya, hatinya bergejolak panas dan terasa begitu perih. Tidak menyangka kalau Ali bisa sejahat ini padanya.






"Dan jangan pernah berfikir untuk melepaskan diri dariku, sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan kau lepas begitu saja setelah kau mengetahui siapa aku sebenarnya. Well, kau tau bagaimana reputasiku di luar sana? Dan aku tidak akan bodoh melepaskanmu, apalagi membiarkan mulutmu menghancurkan reputasiku!" kata Ali tajam, sarkatik dan terdengar begitu kejam.




Lalu, ia membuka pintu kamar dan mendorong Prilly hingga Prilly berada di luar, ia kembali kedalam lalu tidak lama kemudian dia keluar dengan membawa seluruh pakaian Prilly dan melemparkannya pada wajah Prilly dengan kasar. Membuat Prilly tersentak dengan rasa sakit.






LOVE BEHIND HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang