Prolog

73.8K 3.1K 60
                                    

Ruang besar dengan pencahayaan minim itu nampak menggetarkan hatinya, remang dan terasa begitu menyesakkan dada. Hanya terdapat sebuah pigura foto besar berlapis perak pada bingkainya, didalamnya terdapat foto keluarga yang penuh kebahagiaan sekaligus kasih sayang, namun tidak berangsur lama, keluarga yang selalu dianugrahi dengan kebahagiaan dan penuh kasih sayang itu sekarang sudah tidak lagi sama, semuanya seakan sirna oleh orang biadab yang tega membunuh semua keluarganya dan hanya dirinyalah tersisa seorang karena bisa menyelamatkan diri.


Sebuah keberuntungan baginya, karena tuhan masih menyelamatkan anak kecil yang tidak berdosa itu hingga kini anak kecil itu sudah tumbuh menjadi pria dewasa yang begitu tampan, gagah dan mempesona dengan aura yang diliputi dendam masa lalu.


Kejadian itu seakan membuat duka dikeluarga Abraham. Keluarga yang terkenal ramah dan baik keturunan terhormat dengan pangkat Jendral besar itu sudah tidak lagi hidup. Semuanya terlalu menyakitkan bila diingat, jeritan kesakitan dan tangisan kepedihan seakan terus melonglong ditelinganya, membuat api dendam semakin hari semakin membara dihatinya.


Tatapan kesedihannya meredup berubah menjadi kemarahan yang dipenuhi kebencian, rahangnya mengeras kuat dengan tangan mengepal menampakkan urat-uratnya, tubuhnya panas dengan gejolak yang ingin meledak. Matanya menyala dengan amarah yang tidak terbendung, menambah aura ketegangan didalam ruang remang dan minim kehidupan itu.



Darahnya menggelegak panas saat mendengar kabar, bahwa orang yang membunuh keluarganya sudah mati karena penyakit jantung, ia terlambat untuk membalaskan dendamnya karena hasil lacakannya baru membuahkan hasil sebulan yang lalu dan hasilnya hanya mengabarkan kalau orang biadab itu sudah mati. Bukan itu yang ia inginkan, orang itu harus mati mengenaskan ditangannya. Hampir saja ia ingin membunuh dengan tangan kosong pelacak sialan yang tidak berguna itu. Namun urung, kabar mengejutkan terlebih dahulu keluar dari mulut pelacak itu, keberuntungan nampaknya masih memihak pada Ali Abraham, pelacak itu mengatakan bahwa orang biadab yang sudah membunuh semua keluarganya meninggalkan putri semata wayang yang sekarang hidup sebatang kara, senyum iblisnya tercetak saat ide jahat muncul di kepalanya, ditenggaknya cairan hitam pekat dengan bau menyengat ditangannya, matanya menyala dengan kejam.







"Aku berjanji, akan membunuh semua keturunan Borneo tanpa menyisakannya satu pun! Dengar itu Mommy, Daddy, Denia" janji itu terucap dengan kejam dan lantang, memenuhi ruang kelam itu hingga tawa mengerikan terdengar.





******

Hallloooo aku datang membawa story baru wkwk

Sebenarnya story ini di post di Instagram tapi tiba-tiba aku juga mau berbagi story ini pada readers wattpadku yang luar biasa hehe

Akan tetapi story ini akan sangat lengkap saat di post di wattpad karena jangkauannya banyak kalau di Instagram mungkin tidak akan terlalu lengkap karena jangkauannya pendek dan minim haha jadi walaupun story nya sama dan jalan ceritanya sama tapi bakal ada perbedaannya sedikit hehe

Bagaimana apakah kalian mau ini cerita dilanjut? Kalau mau kasih vote+comentnya yaaa!! Hihi



Untuk CRY WEDDING masih jalan kok, akan aku lanjut kalau ideku sudah fikssss bgt yaa takutnya kalau asal mikir nanti malah gak dapet feelnyaa hehe soalnya kan itu temanya BAPER jadi penulisnyaa harus BAPER juga saat nuliss, eh enggak denggg penulis gak pernah BAPER karena 2016 udah gak jaman BAPER cukup tulisannya saja menciptakan kebaperan yaaa hehe

Kecup mesra buat #cryweddinglovers :*


With Love,

LOVE BEHIND HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang