19. Ripped

5.5K 263 163
                                    

Udah dipasangin Act Like You Love Me-nya Shawn, tinggal di play aja. (TAPI CUMAN ADA yg live. Kalo lo udh punya lagunya, play aja biar ena. Di repeat once juga kalo bisa biar makin ena:-)) semoga ngena !!1!!!!!!11!!

"Jangan salahin gue kalo setelah ini kita gak bareng lagi, Lane."

Satu kalimat sederhana yang diucapkan oleh Luke itu seakan tidak mau keluar dari kepala Lane. Bahkan hingga jam dua malam pun, Lane masih terjaga. Ia tidak bisa tidur. Jangankan tidur, bergerak untuk mengambil minum pun rasanya berat.

Sama seperti suatu malam beberapa bulan lalu, malam ini Lane kembali membuka jendela kamarnya-letaknya tepat di samping kanan tempat tidurnya-mengenakan sweater milik Luke yang belum sempat ia kembalikan ditambah dengan headset yang terpasang di kedua kupingnya.

Dari benda tersebut, terputar lagu-lagu yang sudah Lane pilih untuk menjadi playlist kesukannya. Kenapa kesukaan? Karena sebagian dari mereka adalah lagunya dan Luke. Rasanya Lane ingin melempar ponselnya ke luar jendela karena kesal dengan keadaan. Tapi lagi-lagi, kesalahan bukan terletak di keadaan, tapi di dirinya, juga Luke.

Salahnya dari awal yang lebih memilih untuk berpura-pura tidak tahu kalau segalanya berhubungan. Dan juga salah Luke yang bertingkah seolah-olah dirinyalah yang paling mengenal Lane. Padahal kenyataannya, jika ada ujian yang soal nya semua tentang Lane, kemampuan Luke untuk menjawab adalah nol.

Kalau beberapa bulan lalu Lane menopang kepalanya menggunakan tangan sambil melihat ke luar jendela dan Luke datang ke rumahnya malam-malam padahal saat itu hujan, hari ini rasanya mustahil momen seperti itu terulang lagi.

Nampaknya, Luke sudah terlanjur kecewa. Jika sebelum-sebelumnya, apa yang di lakukan oleh Lane tidak pernah membuat Luke marah atau apa, beda halnya dengan sekarang. Mendengar nama Lane saja rasanya Luke ingin berdoa pada Tuhan agar pendengarannya diambil. Sebut Luke berlebihan, tapi rasa kecewa sudah keburu menjalar di tubuh cowok itu.

Sepulang dari rumah Lane sore tadi, Luke membuka pintu rumahnya dengan kasar sampai-sampai Liz berseru, "Dek, pintunya kan gak salah apa-apa!"

Tapi perkataan Liz tidak dihiraukan oleh Luke. Cowok itu menyeret tas sekolahnya ke lantai dua-karena kamarnya di sana-dengan muka yang terlihat sama sekali tidak bersahabat. Jika urusannya sudah seperti ini, jangan pernah mencoba untuk menganggu Luke jika tidak ingin terkena semprot.

Jika di jam dua pagi ini Lane masih terjaga sambil mendengarkan lagu juga membuka jendela kamarnya, Luke lebih memilih untuk mendengarkan lagu sambil tidur terlentang menghadap ke arah langit-langit kamarnya. Mirisnya, baik Luke maupun Lane tidak tahu soal satu sama lain yang ternyata sama-sama belum tertidur di waktu yang bersamaan.

Pemikiran untuk menghubungi Luke sempat terlintas di otak Lane namun rasanya basi karena yang mampu cewek itu katakan hanyalah kata maaf yang terdengar sia-sia.

Setelah menutup jendela kamarnya dan menarik selimut kemudian mencoba untuk tidur, layar ponsel Lane menyala membuat cewek itu cepat-cepat mengambilnya. Wajahnya berubah kecewa karena ini tidak sesuai dengan harapannya.

Yang ia harapkan adalah, ada chat dari Luke yang biasanya terbangun karena haus. Tapi nyatanya, malah nama Axel yang tertera di sana, bukan Luke.

Axel: Lane lo kenal marshella gak

Berpikir selama beberapa saat, Lane memikirkan tujuan Axel mengiriminya pesan jam dua dini hari dan menanyakan tentang seseorang yang seingatnya tidak ia kenal.

Lane: Ngga, dia siapa? Manusia kan

Axel: Wih, sesuai prediksi gue nih lo belum tidur

Stand on the GroundWhere stories live. Discover now