7. Licence

7K 351 67
                                    

A/n: Kamar Lane ada di multimedia

Source: annegienschilling on instagram

Enjoy!

*

Entah sudah yang ke berapa kali Lane menghela napasnya. Pasalnya, ini sudah jam 10 malam dan Xavier belum kembali juga. Memang salah Lane juga, sih, minta antar ke McDonald's jam segini. Setelah mengantar Lane ke surga–menurut Lane McDonald's adalah surga–Xavier bergegas untuk menjemput Xandrine di rumah temannya. Menurut Lane, Xavier adalah kakak yang merangkap menjadi supir terbaik terbaik di seluruh dunia.

Saat Lane mencoba untuk menelpon Xavier, seorang pria paruh baya mengintrupsinya dengan berkata, "Misi Dek, boleh minjem hp nya? Saya mau nelpon istri saya." Karena tidak tega, Lane akhirnya menyerahkan ponselnya kepada pria itu begitu saja. Pria itu terlihat mengetikkan beberapa nomor di layar ponsel Lane kemudian menekan tombol berwarna hijau yang tidak lain adalah tombol untuk menelpon.

"Halo, Ma? ... Iya, ini Papa. Papa lupa, tadi pesenannya apa aja ... Nah iya! Papa inget ... Oke ... Daaah." begitu isi percakapan antara pria tersebut dengan istrinya yang Lane dengar. Saat pria tersebut mengucapkan terimakasih, mobil Xavier akhirnya datang. Kemudian Lane berpamitan dan melangkah masuk ke dalam mobil.

"Anjir Lane, itu bukan pacar baru lo, 'kan?" tanya Xandrine yang kebetulan tadi melihat Lane sedang bersama pria yang meminjam ponselnya.

Lane memukul lengan Xandrine lalu memandangnya sebal. "Menurut lo aja gimana?!" jawab Lane sewot.

Sementara adik-adiknya bertengkar, Xavier menyetir dengan tenang. Dan sekarang mereka telah sampai di pekarangan rumah mereka. Saat Xandrine membuka pintu, terlihat Mama dan Papanya yang baru saja pulang dari kantor. Terlihat dari pakaian mereka. Setelah mengobrol sebentar, Lane berjalan ke arah kamarnya sambil menenteng kantong plastik berisikan makanan yang tadi Ia beli.

Ponsel Lane yang memang tidak di silent, tidak henti-hentinya berbunyi. "Duh, siapa, sih. Berisik amat," gerutu Lane. Saat Ia cek, ternyata terdapat 79 pesan dari grup yang hanya berisikan Lane, Dean, dan Violet. Mereka bertiga memang berteman dekat sejak junior high school.

Dean: Si lane belom muncul2. Keknya lg pacaran sm si luke wkwkw

Violet: WANJIR udah jadian?!

Dean: Kayaknya. Waktu itu kan gue br ketemu lane disekolah, eh taunya pas mau ngobrol lebih lama, si luke blg kalo mereka msh ada urusan. Hebat anjir, baru bntr sekolah udh dpt cowo wkwkw

Lane terkikik melihat chat dari teman-temannya. Terlebih Dean dan 'wkwkw' di ujung kalimatnya.

Lane: Dasar lo berdua dr dulu ga prnh tobat2. Gossip mulu coi idupnya

Dean: CIE ABIS NGEDATE SAMA LUK

Violet: CIE ABIS NGEDATE SAMA LUK (2)

Lane: Anjasz jadi malu gue

Lane tahu, kalau chat ini tidak akan pernah berakhir. Maka dari itu, setelah menghabiskan makanannya, Ia memutuskan untuk tidur.

Ngomong-ngomong soal chat, Luke belum mengabarinya sejak kemarin pagi. Pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan dari otak Lane dan membuatnya tidak bisa tidur. Mulai dari keraguannya akan Lea yang tidak akan mengganggu dan lain-lain. Seharusnya Lane tidak perlu khawatir. Dan seharusnya juga Lane percaya pada Luke. Tapi begitu Lane mengingat kejadian saat Ia dan Sydney sedang mengerjakan tugas dan bertemu Luke dan Lea yang sedang makan siang berdua, semuanya seakan runtuh begitu saja.

Jangan, jangan lagi, batin Lane sedih.

Hujan di malam hari ini seolah melengkapi semuanya dan Lane melakukan apa yang biasa Ia lakukan ketika tidak bisa tidur: listen to sad songs sampai akhirnya mengantuk. Setelah memakai sweater, Lane membuka jendela kamarnya lebar-lebar membiarkan angin yang sedari tadi berdesakan untuk masuk, memenuhi ruangan kamarnya. Lane boleh jadi terlihat konyol di depan teman-temannya di sekolah. Tapi, kalau sudah berurusan dengan hati, Lane seolah berubah menjadi gadis paling sedih di dunia. Tidak, Luke tidak melakukan kesalahan apapun. Namun terkadang Lane tidak bisa mengontrol otaknya untuk stop berpikiran yang tidak-tidak.

Stand on the GroundWhere stories live. Discover now