17.2. Another Day at Supermarket

4.5K 206 50
                                    

Mengedarkan pandangan ke arah sekitar, Lane akhirnya menemukan rak besar berisi berbagai macam susu. Mulai dari susu bubuk, kental, hingga yang cair. Susu untuk bayi hingga manula. Dengan terpincang-pincang, cewek itu berjalan mendekat dan melihat-lihat berbagai macam merk susu yang ada di depannya. Lane bergeser ke kiri perlahan masih sambil mencari susu yang ia inginkan.

Memperhatikan jajaran minuman tersebut di depannya, kedua mata cewek itu berhenti pada satu jenis susu yang merupakan favoritnya. Dengan susah payah, Lane berusaha menjangkau susu cair dengan rasa vanilla karena terdapat di rak yang paling atas dan nyatanya tinggi badannya tidak bisa mencapai minuman yang ia mau itu.

Lane berjinjit setinggi yang ia bisa kemudian ia merasakan ada sebuah tangan yang terlihat sengaja menyentuh tangannya. "Biar gue yang ambil."

Menolehkan pandangannya, Lane menemukan Luke dengan keranjang berisi pesanan yang ibunya pesan. Mereka berdua terlihat tersenyum lebar selama sepersekian detik kemudian detik selanjutnya suara tawa menggelegar di koridor supermarket yang bisa dibilang sepi itu.

"Sialan lo bikin gue kaget!" Lane berseru.

Menempatkan telunjuknya di depan bibir, Luke berkata, "Shh, toa banget sih lo kalo ngomong." Kemudian cowok itu mengangkat tangannya ke arah rak. "Lo mau yang mana deh?"

"Yang kiri nah iya, eh bukan bukan. Ke kanan, kanan lagi, terus terus teru-NAH ITU!" Lane nyaris berteriak dalam mengucapkan dua kata terakhirnya.

Luke meraih sekitar lima kotak susu cair tersebut untuk Lane lalu meletakannya di dalam keranjang.

"Heh oon, lima kotak kebanyakan. Dikata gue cucunya big foot?" ujar Lane sambil melihat lima kotak susu tadi.

Luke tertawa kecil kemudian menjawab, "Antisipasi. Siapa tau lo haus nanti pas di jalan mau ke rumah gue? Kasian nanti lo dehidrasi terus mati. Nanti gue sama siapa kalo lo mati?" tanya Luke pada Lane dengan dramatis sambil memegang bahu cewek itu menggunakan kedua tangannya.

"Kan ada Lea."

Melepaskan tangan dari bahu Lane, Luke mendengus. "Rela lo gue sama si Hantu Laut?"

Lane lantas tertawa kencang mendengar Luke menyebut Lea dengan sebutan Hantu Laut. "Jahat banget lo jadi orang," sahut Lane lalu memukul lengan cowok itu.

Meskipun Lea adalah teman Luke sendiri, cowok itu seakan gerah melihat sikap cewek itu yang kadang berlebihan. Lea terkesan terlalu menunjukan fakta bahwa dirinya suka sama Luke. Belum lagi kalimat yang Lea ucapkan ketika tidak sengaja bertemu dengan Luke tadi masih terekam jelas di otaknya.

"Gak nyangka deh, bakal ketemu jodoh disini."

Luke bahkan bergedik ngeri mendengar Lea menyebutnya 'jodoh'. Sebenarnya, Lea bukanlah tipe cewek yang kelihatannya tidak akan mendapatkan pacar hingga sekolah selesai. Namun kembali lagi pada sifatnya yang terkesan menjijikan, membuat Luke ilfeel berat.

Menepuk punggung Luke satu kali, Lane lalu berkata, "Heh, kenapa deh lo tiba-tiba gitu?"

"Hah?"

"Setelah ngeledek Lea Hantu Laut, lo langsung kayak freeze di tempat gitu," ujar Lane lalu mulai berjalan lagi dan otomatis Luke berusaha menyamai langkahnya dengan langkah Lane.

Luke menggelengkan kepalanya kemudian mengusap mukanya menggunakan sebelah tangan. "Geli mulu gue kalo denger nama Lea."

Lane lagi-lagi tertawa keras dan puas. Ini yang cewek itu harapkan. Setidaknya kemungkinan Luke dan Lea akan main di belakangnya sudah tidak ada. Dengan kata lain, seratus persen kejadian tersebut tidak mungkin terjadi.

Stand on the GroundWhere stories live. Discover now