14. The Meeting

6.2K 238 174
                                    

Axel: Gue butuh ngobrol sama lo. Gue tunggu besok setelah jam pulang sekolah di moonlight cafe. Dan gue sangat berharap lo akan datang

Luke menaikan sebelah alisnya sesaat setelah selesai membaca pesan yang Axel kirimkan lewat LINE. Axel sendiri sebenarnya tahu kalau ia masuk ke dalam daftar orang-yang-ingin-Luke-pukul-tepat-di-muka namun, Axel merasa kalau ia sangat ingin berbicara dengan Luke setelah sekian lama.

Khawatir kalau Lane yang duduk di sebelahnya akan melihat LINE yang Axel kirim, Luke mengetikan balasan yang kelewat singkat sebelum memasukan ponselnya lagi ke dalam saku.

Luke: Ya

"Calum, bangun lo!" Violet berseru seraya mengguncangkan badan cowok berambut hitam itu.

Calum yang tidak sadar kalau ia tadi tertidur, lantas membuka matanya cepat dan nyaris lompat dari sofa yang ia duduki. "Ya ampun, gue berasa di hipnotis."

"Hipnotis my ass," balas Luke yang kini sedang menonton TV di depannya kemudian beralih melihat Lane yang duduk di sebelahnya. "Lane, besok pagi, gue yang anter lo ke sekolah ya."

Lane menyatukan alisnya kemudian menggeleng tidak setuju. "Gue 'kan biasanya kalo pagi suka dianter Xavier, Luke."

Luke tersenyum geli. "Lo 'kan lagi gak bisa jalan. Udah, gue aja yang anter. Gue gendong lo sampe duduk di kursi kelas. Gue harus memastikan Lane-nya gue datang ke sekolah dengan selamat."

Berkat perkataan Luke tersebut, Lane tiba-tiba membayangkan apa jadinya kalau ia digendong oleh Luke sampai ke dalam kelas. Yang ada nanti cewek-cewek sekolah gue malah terpesona sama Luke anjir, batin Lane.

"Jangan mau Lane, Luke cuman mau caper itu," kata Calum mengutarakan komentarnya.

Luke lantas melemparkan bantal yang ada di belakang punggungnya kemudian berseru, "Ngomong sini sekali lagi! Dasar jomblo ga berkualitas. Bilang aja sirik," katanya bersungut-sungut.

Calum dan Violet hanya tertawa melihat sikap Luke tersebut. Sementara Lane, ia tidak bisa merasa lebih bersyukur lebih dari ini. Memiliki cowok seperti Luke Hemmings yang hampir diinginkan oleh semua perempuan, kadang membuat cewek itu ingin tersenyum sinis saat mereka berdua sedang jalan di mall contohnya dan remaja seusia mereka melemparkan tatapan oh-tampan-sekali pada Luke.

"Ini lagi, senyum-senyum sendiri. Kayaknya yang renggang sel-sel di otak lo deh, Lane," kata Luke tiba-tiba dan Lane baru sadar kalau ia daritadi tersenyum. "Lah? Gue senyum kenapa deh?"

"Eh gila, lo mikirin gitu-gitu sama Luke ya?!" tebak Violet sambil mengarahkan jari telunjuknya pada Lane.

Lane terkesiap dan menggeleng cepat. "Kagak! Aduh anjir, nggak ih, astaga!"

Luke tertawa dan segera merangkul pundak Lane di sebelahnya. "Lane, sabar kali. Gue ini good boy materials. Jadi, gak bakalan gitu-gitu sebelum nikah. Tapi gue sangat berharap kalo gue nikah sama lo, sih. Jadi ntar gue ngelakuin hal begituan-nya sama lo."

"Jadi, gue harus bilang Amin, gitu?" balas Lane.

***

Lane menarik kaus kaki berwarna hijau hingga berhenti tepat di mata kakinya. Setelahnya, ia memakai sepatu lalu berkata, "Ayo, gendong gue ke bawah," katanya pada Xavier yang sedari tadi menunggu Lane memakai sepatu sambil berbaring di atas kasur milik adiknya itu.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Xavier bangkit berdiri kemudian memasukan ponsel yang tadi ia mainkan ke dalam saku kemudian menggendong Lane yang sudah siap pergi ke sekolah dengan tas ransel di punggungnya.

Stand on the GroundWhere stories live. Discover now